Apa dan Siapa Habib Rizieq?

Sumber: Tempo, 30-06-2003
URL: http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/H/ads,20030630-113,H.html

Habib Riziek merasa beruntung karena di masa kanak-kanak dan remajanya tidak ada tawuran dan langka narkoba. Kala itu, kebandelan anak sekolah masih dalam batas-batas kewajaran. Ada keuntungan lain: murid sekolah dasar memperoleh jatah susu sekali dalam seminggu, mendapat pemeriksaan dokter secara rutin, dan dipinjami buku-buku pelajaran.

Hal-hal tersebut membekas dalam diri Ketua Front Pembela Islam (FPI) itu hingga kini. “Berbeda sekali dengan sekarang,” kata Habib Riziek, yang ditinggal ayahnya ketika ia berusia satu tahun.

Riziek tidak pernah dididik di pesantren. Namun sejak berusia empat tahun, ia sudah rajin mengaji di masjid-masjid. Ibunya—yang sekaligus berperan sebagai bapak, dan bekerja sebagai penjahit pakaian dan perias pengantin—sangat memperhatikan pendidikan Riziek dan satu anaknya yang lain. Meskipun menerapkan disiplin yang keras, kata Riziek, “Tetapi dia juga memberi kebebasan bermain.”

Selepas SD, ia masuk SMP Pejompongan, Jakarta Pusat. Ternyata jarak sekolah dengan rumahnya di Petamburan, juga di Jakarta Pusat, terlalu berat bagi fisik Rizieq yang kecil dan penyakitan. Ia pun kemudian dipindahkan ke sekolah yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya, SMP Kristen Bethel Petamburan. Meskipun ia beragama Islam, si anak mampu mengikuti pelajaran agama Kristen yang diberikan di sekolah barunya tersebut. “Nilai saya untuk pelajaran itu tidak pernah di bawah sepuluh, selalu sepuluh,” tutur Riziek yang oleh Paulina, gurunya di SMP Kristen itu, dikagumi karena sikapnya yang kritis.

Lulus SMA, Riziek meneruskan studinya di King Saud University, Arab Saudi, yang diselesaikan dalam waktu empat tahun dengan predikat cum-laude. Riziek pernah kuliah untuk mengambil S2 di Malaysia, sayangnya cuma setahun.

Riziek mendeklarasikan FPI pada 17 Agustus 1998. Namanya mencuat sejak meletus Peristiwa Ketapang, Jakarta, 22 November 1998. Kala itu, sekitar 200 anggota FPI bentrok dengan ratusan preman. Bentrokan bernuansa suku, agama, ras, antargolongan ini mengakibatkan beberapa rumah warga dan rumah ibadah terbakar serta menewaskan sejumlah orang.

Pascatragedi World Trade Center, sang Habib bersama anggota FPI giat melakukan kampenye anti-Amerika dan mengutuk penyerangan Amerika terhadap Afghanistan. Sampai-sampai Riziek mengajak anak-anaknya, yang semula sangat doyan melahap makanan McDonald dan Kentucky, memboikot produk Amerika. FPI juga melakukan sweeping terhadap warga negeri tersebut.

FPI juga giat merazia tempat-tempat hiburan. Suatu ketika, anggota FPI menggerebek tempat hiburan di daerah Kemang, Jakarta Selatan. Ada serombongan lasykar yang melihat tempat berpapan nama Bar-Ber-Shop. Dikira bar, tempat itu diserbu juga. Akibatnya, awak tempat potong rambut itu, sambil membawa gunting, berteriak-teriak bahwa dia tukang cukur, bukan penjaga bar. “Itulah lugunya orang lasykar, karena mereka tidak bisa bahasa Inggris,” tutur Riziek.

Meski namanya populer, Riziek mengaku dirinya tidak berubah sedikit pun. “Dari dulu saya mubalig kampung. Jadwal saya juga tetap melakukan tablig ke kampung-kampung,” kata pembina sejumlah majelis taklim di kawasan Jabotabek ini. Kegiatannya sehari-hari, kalau tidak memenuhi undangan jamaah, menerima tamu. Jika ada waktu luang, ia gunakan untuk beristirahat dengan keluarga atau membaca buku. Ia mengutamakan bacaan tentang syariat Islam dan karya-karya Imam Nawawi, Imam Suyuti, Imam Ghazali. “Buku-buku itu nikmat dibaca dan padat manfaat,” ujar habib yang suka mengenakan baju dan peci putih ini.

Menikah dengan Fadlun Yahya, 1987, pasangan ini dikaruniai lima anak perempuan. Proses perkenalan mereka tidak seperti anak-anak muda sekarang. “Ya, kita dengar bahwa si Polan punya burung merpati yang dipiara dalam sangkar. Pada saat-saat tertentu ketika dia keluar, saya intip. Begitu sesuai, kami datang ke orangtuanya untuk melamar,” tutur Riziek.

Dalam hal mendidik anak, Riziek memasukkan anak-anaknya ke sekolah Jami’at Kheir, yang melakukan pemisahan ruang belajar antara laki-laki dan perempuan. “Hari Minggu, setelah enam hari belajar, saya ajak anak-anak jalan-jalan, biasanya ke Ancol dan Puncak. Atau saya kirim mereka ke kolam renang Al-Hakim yang khusus perempuan,” kata Riziek yang kelima anaknya semua perempuan.
——————
Nama :
Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab

Lahir :
Jakarta, 24 Agustus 1965

Agama :
Islam

Pendidikan :
– SDN 1 Petamburan, Jakarta (1975)
– SMP 40 Pejompongan, Jakarta
– SMP Kristen Bethel Petamburan, Jakarta (1979)
– SMAN 4, Gambir, Jakarta
– SMA Islamic Village, Tangerang (1982)
– Jurusan Studi Agama Islam (Fikih dan Ushul) King Saud University (S1), Riyadh, Arab Saudi (1990)
– Studi Islam, Universitas Antar-Bangsa (S2), Malaysia (tidak tamat)

Karir :
– Kepsek Madrasah Aliyah Jamiat Kheir, Jakarta
– Dewan Syariat BPRS At-Taqwa, Tangerang
– Pimpinan/pembina sejumlah majelis ta’lim Jabotabek
– Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI)

Keluarga :
Ayah : Husein Syihab (almarhum)
Ibu : Sidah Alatas
Istri : Fadlun Yahya
Anak :
– Rufaidah Syihab
– Humaira Syihab
– Zulfa Syihab
– Najwa Syihab
– Muntaz Syihab

Alamat Rumah :
Jalan Petamburan III/83, Tanahabang, Jakarta Pusat 10260

Alamat Kantor :
Jalan Petamburan III/17, Tanahabang, Jakarta Pusat 10260

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *