Berkedok Pelatihan Guru, BRR Hamburkan Rp40 Miliar
Pindahan dari Multiply
URL: http://danarrapbn.multiply.com/journal/item/60/Berkedok-Pelatihan-Guru-BRR-Hamburkan-Rp40-Miliar
Tanggal: 18 Juli 2007
Banda Aceh:
Proyek pelatihan guru bernilai Rp40 miliar dari BRR NAD-Nias untuk peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) guru dan mutu pendidikan NAD, patut dipertanyakan.
Berdasarkan laporan yang diterima Kobar-GB NAD dari hasil pengakuan peserta, pelatihan yang dilakukan kurang bermanfaat, karena penataran yang menghabiskan dana Rp40 miliar tersebut tidak lebih dari penataran dan pelatihan yang umumnya diselenggarakan Dinas Pendidikan.
Pelatihan itu tidak dapat merubah cara guru dalam penyajian materi setelah pulang dari penataran yang mereka ikuti. Pelatihan tersebut tidak mengajarkan strategi mangajar update.
Menurut Ketua Dewan Presidium Kobar-GB, Sayuthi Aulia, guru di Aceh tidak lagi memerlukan pelatihan pendalaman materi karena itu telah berulang kali diikuti, yang dibutuhkan sekarang adalah pelatihan atau workshop strategi mengajar update yang memudahkan siswa menyerap materi yang diajarkan guru di sekolah.
“Menurut seorang peserta pelatihan, pelatihan ini terkesan penghamburan dana yang sia-sia karena tidak disiplin,” ujar Sayuthi Aulia pada wartawan, Selasa (17/7) didampingi Sekretaris Eksekutig Kobar-GB, Dra Husniati Bantasyam.
Sebabai contoh, lanjut Aulia, peserta yang tidak masuk (bolos) tidak diberi sanksi dan bahkan ada nama peserta yang ganda dalam daftar penerimaan dana transpor Rp70.000/hari.
Mereka merasa dijadikan kelinci percobaan untuk memperkaya pengusaha hotel, tempat menginap para instruktur, pengusaha catering dan pengusaha transportasi.
Pemborosan
Terjadi pemborosan dapat dilihat dalam sesi pelatihan, satu ruangan ditugaskan dua instruktur yaitu instruktur nasional yang dibayar Rp1.500.000/hari dan didampingi oleh instruktur daerah yang dibayar Rp1.000.000/hari dan yang diajarkan instruktur nasional juga tidak lebih baik dari yang dilakukan instruktur lokal.
Seandainya dana sebesar itu mau diarahkan ke dinas untuk disalurkan melalui kelompok MGMP gugus dan sanggar yang sudah ada sejak lama di sekolah, tentu lebih bermanfaat karena pelatihan dapat dilakukan dalam waktu yang lama dan juga dapat membiayai pembinaan dan monitoring lapangan untuk melihat dari dekat tingkat perubahan strategi mengajar para guru di sekolah masing-masing pasca pelatihan.
“Seharusnya dana itu diperuntukkan bagi penanggulangan/perbaikan hasil UN-2008 agar lebih baik, bukan untuk dihambur-hamburkan,” ujar Aulia.
Kobar-GB juga mempertanyakan kepada BRR NAD-Nias mekanisme pelaksanaan proyek Rp40 miliar tersebut tanpa tender, sebab sepengetahuan Kobar-GB, hanya proyek Rp50 juta ke bawah yang dapat dilaksanakan dengan penunjukkan langsung (PL).
“Untuk itu, Kobar-GB meminta pihak dewan pengawas BRR NAD-Nias untuk menindaklanjuti temuan ini,” ujar Aulia. (irn)
Leave a Reply