Berpikir Linier

Oleh dr Sigit Setyawadi

Selama belasan tahun di Amway, meskipun aktifnya hanya 2 tahun saja, saya tetap menghadiri seminar apapun yang diadakan N21 dan mengamati perkembangan Amway. Saya mencocokkan dengan pengalaman yang saya peroleh selama 2 tahun aktif itu. Apa yang membuat mereka tidak bisa bertahan di bisnis Amway?. Apa yang membuat mereka tidak memulai bisnis Amway ?.

Saya tidak akan membahas mereka yang tidak memulai menjalankan Amway. Itu suka suka mereka saja, apakah mereka mau mengambil kesempatan yang luar biasa ini. Bagi saya ini bisnis terbaik di dunia, satu satunya bisnis yang bisa membuat orang biasa seperti saya dan Anda bisa bebas finansial dan bebas waktu.

Yang ingin saya bahas adalah mereka yang sudah memulai kemudian berhenti. Mengapa seperti itu ?

Alasan utamanya adalah sebagian besar mereka masih BERPIKIR LINIER. Ini pola pikir yang umum dimiliki orang kuadran kiri seperti pegawai, profesional dan pengusaha kecil. Mereka terbiasa mendapatkan penghasilan yang relatif tetap. Jika setiap bulan mendapatkan 5 juta, maka dalam satu tahun akan bisa mendapat 60 juta. Jika kemudian mendapat pekerjaan lain dan penghasilannya menurun jadi 3 juta sebulan, maka setahun dapat 36 juta. Itu pola pikir linier atau garis lurus.

Begitu mereka mengerjakan Amway, pola pikir itu masih terbawa. Mereka tidak menyadari bahwa ini bisnis kuadran kanan yang mengikuti grafik EKSPONENSIAL, bukan linier. Sebagai contoh, Mitch Sala yang Founders Crown Ambassador di Australia, selama 17 bulan hanya mencapai peringkat 3%. Kemudian dia nekat menggadaikan rumah untuk dibelikan tiket Leadership Seminar dan menjualnya supaya bisa nebus rumah. Setelah mengajak hampir 100 orang ke LS, 4 bulan kemudian menjadi Silver Producer.

Di salah satu LS yang saya ikuti, pembicaranya seorang Crown Ambassador dari Cina. Dia baru mendapat frontline pada presentasi yang ke 310. Ya, Anda tidak salah dengan penglihatan Anda, presentasi ke 310. Saya yang pernah 40x lebih presentasi pertama tidak mendapat frontline sudah putus asa dan menyatakan berhenti, mengelus dada mendengar itu :”Untung saya dulu tidak berhenti”. Bayangkan kalau saya dulu berhenti, mungkin sekarang saya sudah nampak tua. Karena ada yang mengatakan bahwa saya sekarang nampak lebih muda dibanding ketika masih menjadi dokter spesialis 15 tahun lalu. Saat itu saya memang sangat sibuk dan stress sehingga tertawa saja mungkin tidak sempat. Apalagi saya adalah Sekretaris Program Studi Dokter Spesialis Obgin di FKUB Malang. Jadi setiap hari harus memasang tampang serius di depan para calon spesialis itu.

Di Amway yang sekarang, ada teman teman yang sudah melakukan selama beberapa bulan dan belum mendapat frontline satupun. Mereka berpikir bahwa percuma dilanjutkan, jika selama 8 bulan hasilnya 0, maka 8 tahunpun akan 0 dan 80 tahunpun akan 0. Untuk apa menyia nyiakan waktu sekian lama ? Lebih baik berhenti.

Ada juga yang sudah mendapat banyak orang di grup tetapi bonusnya nggak dapat dapat. Untuk apa diteruskan ? begitu pikir mereka.

Ini persis yang dilakukan juga di bisnis konvensional. Mereka yang akhirnya berhasil, biasanya kalau gagal di sebuah bisnis, akan mendirikan bisnis yang mirip atau bahkan jenisnya sama. Jika gagal lagi, dia akan mendirikan bisnis yang sama lagi. Dari satu waktu ke waktu dia sudah belajar dan mendapat pengalaman. Tinggal menerapkan di bisnis yang baru didirikan itu. Tetapi mereka yang akhirnya benar benar gagal, biasanya akan berganti ganti bisnis, dan terus belajar serta memulai segalanya dari 0. Misalnya tadinya buka warung, ganti pelihara kambing, ganti lagi membuat pabrik sandal, kemudian membuat bengkel. Dia hanya capek belajar saja. Belajar di bisnis warung, baru mulai agak pintar, ganti belajar pelihara kambing. Sudah mulai pintar, berhenti dan belajar membuat pabrik sandal. begitulah mereka terus menghabiskan waktunya untuk belajar dan tidak mendapat hasil.

Berilah waktu kepada diri Anda untuk mempelajari itu semua. Belajarnya dengan cara apa ? Dengan cara melakukan bisnis ini. Mungkin beberapa bulan pertama tidak nampak perubahan apa apa. Sabar saja, Anda sedang berproses. Coba bandingkan dengan proses untuk Anda bisa memiliki ketrampilan yang sekarang ini. Berapa lama prosesnya ? pasti lama sekali. Untuk bisa menjadi dokter spesialis, saya sekolah 25 tahun (6+3+3+8+5). Untuk bisa bebas finansial dan waktu, hanya butuh 2 tahun belajar dan mengerjakannya.

Proses mempelajari Amway nggak pakai lama, dan tergantung Anda sendiri. Jika rajin menyapa, menjapri dan setiap hari menyediakan waktu minimal 2 jam. Mungkin cuma butuh waktu 2 – 3 bulan saja, bisnis Anda sudah bisa mulai bergerak. Tetapi kalau semua dilakukan hanya kalau ingat dan sempat, seminggu sekali baru lihat HP, beli produk tidak rutin, Anda perlu menanyakan ke rumput yang bergoyang kapan bisa berhasil.

Ibarat bambu cina, setelah ditanam, butuh waktu 5 tahun untuk bisa menumbuhkan tunas yang pertama. Selama itu dia mengembangkan akar di bawah tanah, menjalar kemana mana (beda dengan bambu di Indonesia yang merumpun). Tetapi setelah tunas itu muncul, semua tunas akan bermunculan di jaringan akar yang dibentuk selama 5 tahun itu. Tiba tiba saja terbentuk hutan bambu dalam waktu satu bulan.

Di Amway juga begitu. Kita harus terlebih dahulu menanam di dalam diri kita, keyakinan akan produk Amway, perasaan ingin membantu bukan memanfaatkan, keinginan melayani, kemampuan mengoperasikan android dan medsos dll. Selama itu masih kita kembangkan, bisnis kita belum akan tumbuh. Kalau toh dapat frontline biasanya belum mau bergerak. Setelah apa yang ada di dalam diri kita sudah cukup bagus, maka akan terjadi ledakan pertumbuhan seperti pada bambu cina.

JADILAH SEPERTI PEMILIK BAMBU CINA, YANG DENGAN SABAR MERAWAT TANAMANNYA, MESKIPUN TIDAK NAMPAK ADA PERTUMBUHAN APA APA DISANA.

Selamat tahun baru, membuat resolusi dan harapan baru.

Surabaya, 30 Desember 2018

Sigit Setyawadi 🙏🙏

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *