Bibit Ikan Dan Bisnis Amway

  • Fundamental Bisnis

Oleh dr Sigit Setyawadi

Sejak tahun 2010 an sampai baru baru ini, saya sering melepas bibit ikan ke sungai Bondoyudo di depan villa keluarga di Lumajang. Tadinya ada bermacam macam ikan yang saya lepas, ada gurami, lele dumbo, nila, ikan emas, patin dan bawal. Tetapi akhirnya yang sering adalah ikan nila, karena ikan patin, emas dan bawal bukan ikan endemik di kali yang membatasi Lumajang Jember itu. Dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan lingkungan disana.

Saya sengaja memelihara puluhan induk nila di villa. Mereka beranak pinak, jika sudah sebesar besar jari, saya lepas ke sungai. Beberapa tahun ini sudah jarang melepas ikan karena populasi ikan khususnya nila di sungai itu sudah banyak. Banyak pemancing dari luar desa yang datang ke sana dan mendapat nila besar besar.

Di awal saya melepas ikan, tetangga menganggap saya membuang uang. Mereka berpendapat lebih bermanfaat kalau ikan ikan itu dibagi ke mereka untuk digoreng. Ada seorang guru yang bertanya mengapa saya membuang uang ?. Saya jawab bahwa saya tidak membuang uang, saya sedang mengambil uang tanpa harus bersusah payah memelihara ikan itu.

Hal itu ada di luar kotak berpikir beliau. Kemudian saya jelaskan :”Saya melepas bibit ikan itu dengan harapan nantinya besar dan menjadi rejeki para pemancing. Saya akan mendapat balasan dari Tuhan 700x dari nilai ikan yang dipancing itu. Tanpa saya harus mengeluarkan biaya pakan. Asyik kan ? Ini ‘bisnis’ yang paling pasti karena sudah ditulis di kitab suci”.

Beliau dan beberapa tetangga ternganga mendengar penjelasan “tidak masuk akal itu”. Kemudian ada yang berusaha mendebat :”Kalau ikannya diracun atau disetrum orang sehingga nggak sampai besar bagaimana? Kan percuma pak dokter menebar ikan?”. Dengan tersenyum saya jawab :”Ya tidak masalah, itu menjadi masalah Tuhan dengan orang yang meracun itu. Bagian saya akan tetap datang dan kira kira diambilkan dari siapa rejeki itu ? Pernah apa tidak melihat orang yang pekerjaannya meracun ikan sehingga banyak bibit ikan mati itu bisa kaya ?”. Mereka menggeleng, dan saya lanjutkan :”Mereka sudah menghilangkan rejeki orang lain yang seharusnya bisa menikmati ikan ikan besar itu. Karena sudah mengambil rejekinya orang, maka rejeki dia akan diambil oleh Tuhan. Bekerja sekeras apapun tidak akan banyak hasilnya”.

Lucunya, sejak diskusi itu, kejadian orang meracun sungai untuk mengambil ikan berkurang jauh. Entah karena diskusi itu atau karena ada larangan dari perda wallahualam.

Gambaran itu nyaris sama dengan apa yang terjadi sekarang ketika menjalankan Amway dengan sistem BTD ini. Sejak awal BTD didirikan bukan untuk mengajak orang ke Amway, tetapi untuk meningkatkan plafon rejeki banyak orang. Dengan plafon rejeki yang naik itu harapannya rejeki mereka naik dan tentu saya juga akan mendapat balasan entah dari arah mana tergantung Tuhan. Dan itu sudah sangat terbukti, rejeki saya menjadi berlipat ganda.

Kalau kemudian orang itu tidak menjalankan Amway. Atau plafon rejekinya turun lagi karena tidak mau hadir di seminar dan melihat sendiri orang orang yang bisa kaya dari Amway. Sehingga dia tetap miskin atau hidup biasa saja. Itu bukan urusan saya. Itu urusan dia sendiri dengan Tuhan. Seharusnya kalau plafonnya naik ke penghasilan pasif 100 juta, pikiran bawah sadarnya akan mencari bisnis yang tepat, yaitu Amway. Karena di Indonesia, Amway masih menjadi SATU SATUNYA bisnis jaringan yang bisa memberi kebebasan finansial dan waktu kepada anggotanya (pengamat MLM Aleks).

Tetapi kita semua tahu bahwa keputusan seseorang tidak dibuat berdasarkan logika tetapi emosi. Dan sayangnya kebanyakan orang masih memiliki emosi negatif kepada Amway atau bisnis jaringan.

Bagi saya tidak masalah, karena sejak awal niatnya adalah membuat seseorang memiliki plafon rejeki yang tinggi. Soal kemudian orang itu tidak bisa memanfaatkannya dan mengikuti egonya, wallahualam.

Anda yang sudah menjalankan Amway, kemudian memasukkan banyak orang ke BTD dan tidak ada yang join, seharusnya juga tidak masalah. Dari awal saya mengatakan bahwa niatnya harus benar supaya perputaran rejeki juga menjadi benar. Niat memasukkan orang ke BTD adalah membuat plafon rejekinya meningkat sehingga nantinya dia bisa kaya. Soal kemudian dia tidak kaya itu ya salahnya sendiri.

Balasan bagi Anda pasti tidak akan salah alamat. Pada waktunya akan sampai juga entah dari arah mana. Mungkin saja bisnis Amway Anda berkembang seperti pak Chozin, pak Imam, pak Yanto, pak Rochmat dan leader leader yang sudah berpenghasilan puluhan juta itu. Bisa juga dari arah lain yang tidak Anda duga.

Jadi, tetap saja masukkan orang sebanyak mungkin ke BTD, untuk membantu mereka. Bantu mereka untuk mendapatkan materi materinya, kemudian bantu membuat keputusan yang terbaik bagi keluarganya, yaitu menjalankan bisnis terbaik ini. Setelah itu berserah diri kepada Tuhan. Jika memang Tuhan memiliki rencana yang baik bagi Anda, pasti itu akan terjadi. Yang penting Anda terus berharap dan berimajinasi sudah sukses.

Yang lebih penting lagi Anda melakukan yang sudah seharusnya dilakukan di bisnis Amway ini. Belanja produknya, mengajak orang ke BTD dan hadir di seminar Inspirasi dan Visi. Mana yang belum bisa dilakukan perlu dipelajari dan dinaikkan ketrampilannya. Jangan kemudian menyerah sebelum berjuang !!

Surabaya, 24 Desember 2018

Sigit Setyawadi

🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *