Dihadiahi Rumah Mewah

Sumber: Tabloid Nyata, Edisi 1606/III, April 2002

SEBAGAI bukti cinta Rhoma terhadap Gita dan anak semata wayangnya, Rhoma membangun sebuah rumah mewah berarsitektur paduan Jawa-Eropa di kawasan Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah. Rumah itu terletak tidak jauh dari Asrama Haji Boyolali.

Ketika Nyata mengunjungi tempat itu Kamis (4/4) pagar rumah itu pun dalam keadaan tertutup. Sebelum masuk kawasan itu, Nyata sempat menanyakan kepada sekumpulan orang-orang yang istirahat di sebuah gardu di pinggir sawah. Saat menyebut nama Gita, tak seorang pun yang tahu.

Namun begitu Nyata menyebut nama Rhoma Irama, mereka seakan berebut menunjukkan arah rumah itu. “Oh, Omahe Oma Irama (Oh, rumahnya Oma Irama),” kata beberapa dari mereka, sambil menunjuk arah jalan. Beruntung, meskipun pagar rumah itu tertutup, tapi tidak terkunci. Dari luar tidak tampak ada penghuni. Nyata mencoba masuk dan menemui beberapa pekerja yang sedang membersihkan bagian dalam rumah itu.

Awalnya, tukang-tukang itu menolak kehadiran Nyata karena tidak membuat janji dengan Gita. Tapi karena sudah terlanjur masuk, mereka akhirnya diam.

Di rumah itu, Nyata ditemui Sahlan, orang kepercayaan Gita dan Rhoma.

Sahlan tinggal di sebelah kanan rumah yang didominasi warna hijau muda dan kuning muda itu.

Dari Sahlan inilah, Gita membeli tanah seluas 830 meter persegi yang kemudian dijadikan ‘istana’. Saya hanya perantara. Tanah ini bukan atas nama Pak Haji tapi atas nama Bu Gita,” kata pria paruh baya itu.

Berbeda dengan apa yang disebut oleh Amrul, Sahkan mengatakan bahwa Gita baru kemarin Rabu (3/4) datang melihat rumahnya. Bahkan kata Sahlan, beberapa kali Gita ditemani Rhoma. “Tapi saya ndak pernah ketemu Pak Haji,” ujarnya.

Sahlan tampaknya tahu banyak hubungan Gita dan Rhoma. Sahlan membenarkan bahwa usia anak hasil perkawinan Rhoma dan Gita saat ini berumur tiga tahun. Kata Sahlan, Gita dan Rhoma belum melapor ke ketua RT akan tinggal di rumah itu. “Belum, mungkin nanti kalau sudah mau ditepati,” katanya.

Sahlan memang diberi mandat oleh Gita dan Pak Haji untuk menjaga rumah itu supaya tidak dimasuki sembarangan orang.

Dari salah satu tukang yang bekerja di rumah itu, Nyata memperoleh informasi bahwa Gita tinggal di rumah Amrul Choiri. Alamat yang ditunjukkan oleh tukang yang mendapat tugas memasang wallpaper itu sama persis dengan alamat Amrul. “Wong, saya barusan ke sana kok,” katanya.

“Tapi yang saya tahu kayaknya Pak Haji lagi di sini (Solo), makanya Bu Gita hari ini ndak datang. Saya tahu kok,” katanya. Keesokan paginya, Nyata datang lagi ke tempat Amrul Choiri, namun tidak tampak ada siapa-siapa. Begitu juga di rumah barunya, hanya ada tukang.

Tidak ramah lagi

Ketika Nyata datang untuk kali kedua di rumah Gita, pagar rumah itu lagi-lagi tidak terkunci. Seperti ketika kedatangan Nyata pertama, Sahlan muncul lagi. Namun kali ini wajah Sahlan tidak ramah lagi.

Lewat salah satu tukang, Sahlan menyuruh Nyata pergi. Usai dari rumah Gita, Nyata sempat beberapa kali mencoba menghubungi Gita lewat telepon selulernya, namun hanya dijawab oleh mesin. ‘Nomor yang anda tuju, untuk sementara tidak bisa dihubungi’.

Ketika Nyata mengontak rumah Amrul dan mencari Gita, oleh istri Amrul dijawab salah sambung. Lantas di manakah Rhoma? Di mana pula Gita?

Dihubungi terpisah, Rica Rachim, istri pertama Rhoma (ketigaAhmad) bilang bahwa Rhoma pergi ke Jepang (baca bagian lain tulisan ini). Tapi mengapa pekerja tadi mengatakan Raja Dangdut itu di Solo? – ahsan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *