Lirik Lagu yang Menghujat

Lagu, adalah bagian dari kehidupan manusia yang olehnya bisa disampaikan pesan-pesan bijak

Musik merupakan bagian dari kesenian, kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan (Koentjaraningrat). Musik atau lagu biasanya dibuat tak lebih dari sekedar pemenuhan hiburan karena salah satu fungsi lagu adalah sebagai sarana hiburan. Lagu itu sendiri mempunyai bagian yang salah satunya adalah teks lagu. Teks atau redaksi kalimat yang dinyanyikan sangat beragam macamnya, ada yang murni berisi hiburan, percintaan, pendidikan, penyampaian moral pesan, dan yang lebih jelas lagi adalah bahwa teks lagu biasanya menggambarkan perasaan atau emosi seseorang yang ingin ia sampaikan kepada publik. Dalam kasus ini akan kita simak contoh-contoh teks lagu yang menghujat Islam selain lagu Ukhuwah milik Rhoma.

Kasihku yang Hilang – Desi Ratnasari

Kasihku yang hilang
pedih nian kenyataan
Bersimpuh kugenggam
harapan yang jadi arang
Ooh .. kasihku yang hilang
tak dapatkah kau rasakan
getar cinta yang menyatukan
rindu dan asa oo .. selamanya

(Teks asli dari “kasihku yang hilang” adalah “takdir memang kejam”)

Titiek Puspa – Kupu-kupu Malam

Dosakah yang dia kerjakan
Sucikah mereka yang datang
Kadang dia tersenyum dalam tangis
Kadang dia menang is di dalam senyuman
Oh apa yang terjadi terjadilah
Yang dia tahu Tuhan penyayang umatnya
Oh apa yang terjadi terjadilah
Yang dia tahu hanyalah menyambung nyawa

Dewa – Satu

aku ini adalah dirimu
cinta ini adalah cintamu
aku ini adalah dirimu
jiwa ini adalah jiwamu
rindu ini adalah rindumu
darah ini adalah darahmu
dengan tanganmu aku menyentuh
dengan kakimu aku berjalan
dengan matamu aku memandang
dengan telingamu aku mendengar
dengan lidahmu aku bicara
dengan hatimu aku merasa

Lagu-lagu tersebut adalah contoh dari beberapa lagu populer yang menghujat Islam. Ketika Desi Ratnasari mengatakan takdir memang kejam (walau sekarang telah diubah), itu sama halnya memahami bahwa Allah sebagai penentu takdir manusia adalah kejam, padahal Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang kepada seluruh makhluknya, jelas hal ini sangatlah mustahil. Ketika Titiek Puspa menyebut “dosakah yang ia kerjakan (pelacur), dan Tuhan itu penyayang umatnya” apakah justeru menyamakan bahwa Allah melegalkan dan mengizinkan perzinahan terjadi, padahal Al Qur’an telah jelas menyampaikan “wala taqrabuz zina” yang artinya janganlah kamu mendekati zina. Begitu pula dengan grup musik Dewa dalam lagu “Satu” nya yang seolah-olah menyamakan dirinya dengan Tuhan/Allah; bahkan menganggap bahwa dirinya telah menyatu bersama Tuhan sebagai Kholiq, ini jelas tidak masuk akal dan itu adalah paham wihdatul wujud yang sesat.

Musik. Walau kadang begitu indah dan enak didengar, namun jangan kira musik tak luput dari propaganda oleh orang dan kelompok-kelompok yang ingin membuat keruh kondisi masyarakat. Waspadalah.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *