
Nama : KARDJONO WIRIOPRAWIRO
Lahir : Jakarta, 26 November 1937
Agama : Islam
Pendidikan : - SD (1950)
- SMP (1953)
- SMA-B (1956)
- FE UI (1961), Jakarta
Karir : - Dosen Fakultas Ekonomi UI (1959-1963)
- Manajer BPU Niaga (1961-1968)
- Direktur Penelitian Impor Departemen Perdagangan (1968-1970)
- Atase Perdagangan RI di Singapura (1970-1973)
- Dirjen Perdagangan Luar Negeri dan Dosen Luar Biasa FE UI (1973-1978)
- Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (1978-1986)
Alamat Rumah : Kompleks Pusri, Kemang Indah, Kapling E/10, Jakarta Selatan Telp: 790991
Alamat Kantor : Jalan Abdul Muis 87, Jakarta Pusat Telp: 349552
|
|
KARDJONO WIRIOPRAWIRO
Di masa kecilnya, Kardjono Wirioprawiro ingin menjadi guru. Maka, dua tahun sebelum menjadi sarjana penuh Fakultas Ekonomi UI, ia mulai mengajar di alma maternya. Tetapi, hanya empat tahun. Begitu lulus dari FE UI, 1961, ia menjadi manajer BPU Niaga.
Ia bergabung dengan Departemen Perdagangan karena "ditarik" Sumitro Djojohadikusumo. Rupanya, menteri perdagangan pada masa awal Orde Baru itu memerlukan orang untuk posisi Direktur Penelitian Impor. Dalam masa 10 tahun berikutnya, Kardjono antara lain pernah menjabat Atase Perdagangan RI di Singapura, dan Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri. Sejak 1978, ia Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Namun, ia masih sempat mengajar sebagai dosen luar biasa FE UI.
"Masa kecil saya biasa-biasa saja," kata pria Jawa kelahiran Jakarta itu. Ikut mengungsi ke Kebumen, Jawa Tengah, pada masa revolusi, ia tidak sempat tercecer di sekolah. Soalnya, sebagai anak keempat dari tujuh bersaudara pensiunan pegawai PJKA, Kardjono selalu mendapat tuntunan kakak-kakaknya. Ia sendiri murid yang tekun.Menikahi Kanti Mulatini, 1963, Kardjono ayah tiga anak. Ia akrab dengan mereka, dan jika bersamaan waktu antara saat tugasnya ke daerah dan masa libur anak-anaknya ia sering mengajak mereka serta. "Anak ibarat anak panah, dan orangtua bagai busurnya," kata Kardjono mengutip kata-kata bersayap Imam Ghazali. "Sebagai orangtua kita tidak boleh menuntut anak-anak harus sama seperti kita."
Buktinya: ia dulu bermain golf. Tetapi melihat tidak ada seorang pun di antara anak-anaknya mengikuti olah raga kegemarannya itu, Kardjono mengalah. Mengikuti anak-anaknya, ia belakangan suka berenang dan bermain tenis meja.
|