A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

NANA SUTRESNA SASTRADIDJADJA




Nama :
NANA SUTRESNA SASTRADIDJADJA

Lahir :
Ciamis, Jawa Barat, 21 Oktober 1933

Agama :
Islam

Pendidikan :
-SD, Manonjaya (1946)
-SMP, Tasikmalaya (1950)
-SMA, Bandung (1953)
-Akademi Dinas Luar Negeri, Jakarta (1957)
-University of Wales Aberystwyth, Inggris (M.A. 1964)
-Kursus Bahasa Spanyol di Meksiko (1970)
-Kursus Diplomat Muda di Washington (1967)


Karir :
-Anggota Redaksi Luar Negeri LKBN Antara (1955-1957)
-Bekerja di Deplu (1957)
-Sekretaris III, kemudian II, KBRI Washington (1967)
-Sekretaris I KBRI Meksiko (1970)
-Kepala Dinas Humas Deplu (1972)
-Penasihat Duta Besar KBRI Wina (1976)
-Duta Besar KBRI Wina (1979)
-Direktur Urusan Eropa Deplu (1979-1981)
-Duta Besar PBB/Jenewa (1981)
-Direktur Jenderal Politik Deplu (1984-sekarang)


Alamat Rumah :
Kompleks Deplu, Jalan Taman Cilandak III/1, Jakarta Selatan Telp: 761970

Alamat Kantor :
Departemen Luar Negeri, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat

 

NANA SUTRESNA SASTRADIDJADJA


"Seorang diplomat harus banyak membaca, dan berani mengemukakan pendapat," demikian Nana Sutresna, Dirjen Politik Departemen Luar Negeri RI.

Ketika persoalan Timor Timur masih hangat, ia mengaku sering menjadi sasaran pertanyaan di berbagai kesempatan. Dengan kesabaran dan kepandaiannya berbicara, ia harus selalu mampu memberikan jawaban yang meyakinkan. "Wah, itu merupakan perjuangan berat bagi saya," katanya, sambil tertawa.

Di masa kecil, Nana sering sakit-sakitan. Ia segera menyadari kerepotan orangtua dan para saudara dalam merawatnya. Setelah sembuh, timbul niatnya menjadi dokter. Tetapi, "Sayang, saya kuat dalam Bahasa Inggris dan Jawa Kuno, tetapi lemah dalam ilmu pasti," kenangnya. Meski demikian, tamat SMA, ia masih mencari sekolah kedokteran. Ayahnya, Sastradidjadja, yang kepala SD itu, menyatakan tidak mampu membiayai.

Di tengah kekecewaan, didengarnya kabar di Jakarta dibuka Akademi Dinas Luar Negeri (ADLN), dengan beasiswa dari pemerintah. Semula hanya mencoba-coba, ia ternyata berhasil melewati ujian saringan. Pindah ke Jakarta, ia tinggal bersama salah seorang kakaknya. Sambil kuliah, Nana bekerja sebagai anggota Redaksi Luar Negeri LKBN Antara.

Urung jadi dokter, karier diplomat terbuka di hadapannya. Tamat ADLN dengan nilai baik, ia mendapat tawaran dari British Council untuk memperdalam ilmu di Universitas Wales di Inggris.

Nana tidak melewatkan kesempatan ini. Bergaul dengan teman- temannya dari pelbagai bangsa, bahasa asingnya, terutama Inggris, cepat "menjadi". "Yang saya keluhkan hanya makanan, yang selalu tercampur daging babi," kata bekas murid mengaji K.H.E.Z. Muttaqien ini.

Banyak bertugas dan sering pindah-pindah di luar negeri, ayah tiga anak yang fasih berbahasa Inggris, Belanda, Spanyol, dan Prancis ini suka membaca buku-buku politik dan detektif. Di waktu senggang, ia juga senang bermain golf, berenang, dan berjalan kaki.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


NANA NARUNDANA | NANA SUTRESNA SASTRADIDJADJA | NANDA TELABANUA | NANI PRIHATANI SAKRI SOENARTO (NANI SAKRI) | NANI SOEDARSONO | NANI YAMIN | NANIK JULIATI SURYAATMADJA | NANNY ANISTASIA LUBIS | NARTOSABDO | NELLY ADAM MALIK | NICHLANY | NICODEMUS LULU KANA | NILA CHANDRA | NILYARDI KAHAR | NOERBERTUS RIANTIARNO | NONO ANWAR MAKARIM | NOORCA MARENDRA MASSARDI | NUDDIN LUBIS | NUGROHO NOTOSUSANTO | NURADI | NURCHOLISH MADJID | NURFITRIANA SAIMAN | NURHAYATI DINI | NUSJIRWAN TIRTAAMIDJAJA (IWAN TIRTA) | NYA ABBAS AKUP | NYI TJONDROLUKITO | Naek L. Tobing | Nan Triveni Achnas | Norbertus Riantiarno | Nasir Tamara | Nia Dinata | Noni Sri Aryati Purnomo | Nungki Kusumastuti | Nursyahbani Katjasungkana | Nurul Arifin


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq