A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

Nasir Tamara




Nama :
Nasir Tamara

Lahir :
4 Januari 1951

Agama :
Islam

Pendidikan :
University of Paris, Prancis

Karir :
1. Pengamat Sosial, Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Kapital,
2. Pendiri Global TV
3. Director of Research and Publicaions, SUMMA, Exellentia Institute, Jakarta
4. Anggota Dewan Riset Nasional (2000-.....)


Kegiatan Lain :
1. Sekjen Yayasan Kantata Bangsa
2. Ketua Departemen Pengembangan Kebudayaan ICMI


Karya :
1. Perang Iran Perang Irak
2. Revolusi Iran
3. Indonesia in the Wake of Islam, 1965-1985
4. Mengkaji Indonesia: Pengaruh Amerika dalam Dunia Intelektual Indoneia.


Keluarga :
Ayah : Tamimi Abdul Rahman Ibu : Mashubah Istri : Julia Anak : 1. Laura Paramita 2. Mega Tamara 3. Marco Tamara

Alamat Rumah :
Jalan Ampera Raya III/26, Kemang, Jakarta Selatan. Telepon 7811476

 

Nasir Tamara


Jauh sebelum bekerja sama dengan Bimantara untuk mendirikan Global TV, Nasir Tamara mengawali karir wartawan sebagai koresponden majalah Tempo di Eropa, akhir 1970-an. Waktu itu, ia masih kuliah di University of Paris, Prancis, mengambil gelar master bidang antropologi (selesai 1978) dan ilmu politik (1979) serta Ph.D. bidang ilmu sosial (1981).

Peliputan revolusi Iran, 1979, adalah pengalaman Nasir Tamara paling dramatis sekaligus menyenangkan sebagai wartawan. €œDalam perjalanan dari Paris ke Teheran, saya merasa sangat ketakutan,€ tuturnya. Saat itu, ia satu pesawat dengan tokoh oposisi utama Iran, Ayatullah Khomeini. Khomeini datang ke Iran dari pengasingan pada saat rezim Syah Iran masih eksis. €œSaya hanya khawatir bagaimana seandainya revolusi itu gagal,€ lanjutnya. Dari liputan itu, ia menulis buku berjudul Revolusi Iran. Inilah buku yang membanggakannya, karena berangkat dari reportase di lapangan.

Kembali ke Indonesia, Nasir secara berurutan menjadi wartawan Suara Pembaruan, Kompas, sampai akhirnya mendirikan harian Republika. Kini, selain mengembangkan Global TV, Nasir pemimpin redaksi majalah mingguan Kapital. Sebagai wartawan, dia punya pengalaman yang cukup luas. Dia pernah mewawancarai tokoh-tokoh dunia seperti pemenang Nobel, Paus, (mantan) Perdana Menteri Israel Yitzak Rabin, pemimpin Palestiga Yasser Arafat. Pada 1993, ia melawat ke Jerman meliput pemilihan umum dan tahun berikutnya ia ke Jepang untuk menulis tentang ekonomi dan politik.

Selain di pers, kegiatannya sekarang berkaitan dengan pemikiran sosial demokrasi (sosdem). €œSosdem yang saya maksud identik dengan Partai Buruh di Inggris dan gerakan-gerakan sosdem di Prancis,€ ujarnya. Melalui Yayasan Kantata Bangsa yang beraliran sosdem, tempat ia menjadi sekjennya, Nasir menyosialisasikan ide-ide sosdem dalam konteks budaya Indonesia. Juga ia menuangkannya melalui tulisan. Kini ia sedang menyelesaikan beberapa judul buku. Lebih jauh, ia akan mendirikan partai sosial demokrasi di Indonesia.

Tampaknya, Nasir memang konsisten pada pendiriannya sebagai orang sosialis demokrat. Alasan meninggalkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sejak Oktober 2001, adalah karena pendirian tersebut. €œAwalnya saya ingin PPP menjadi partai terbuka yang lintas agama, ras, dan lain-lain. Sebagai orang sosdem, saya harus konsisten menolak institusionalisasi agama, termasuk partai agama,€ ujarnya. €œBagi saya, agama dan negara perlu dipisahkan, agar keduanya tidak tumpang tindih. Saya termasuk yang menolak konsep negara Islam,€ kata pengagum Bung Karno, Hatta, dan Anthonny Giddens ini.

Boleh dibilang, Nasir cukup berhasil. Itu semua tidak lepas dari kiat suksesnya: kreatif dalam berpikir dan berani mengakui kekurangan. €œSaya selalu mengatakan kepada anak saya agar mereka selalu dan selalu berpikir, kreatif, dan mencipta,€ kata ayah tiga anak ini.

Selain jalan kaki, Nasir suka olahraga berenang, beladiri, dan yoga. Cukup enam jam ia tidur dalam sehari. Sisanya untuk membaca dan menulis.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


NANA NARUNDANA | NANA SUTRESNA SASTRADIDJADJA | NANDA TELABANUA | NANI PRIHATANI SAKRI SOENARTO (NANI SAKRI) | NANI SOEDARSONO | NANI YAMIN | NANIK JULIATI SURYAATMADJA | NANNY ANISTASIA LUBIS | NARTOSABDO | NELLY ADAM MALIK | NICHLANY | NICODEMUS LULU KANA | NILA CHANDRA | NILYARDI KAHAR | NOERBERTUS RIANTIARNO | NONO ANWAR MAKARIM | NOORCA MARENDRA MASSARDI | NUDDIN LUBIS | NUGROHO NOTOSUSANTO | NURADI | NURCHOLISH MADJID | NURFITRIANA SAIMAN | NURHAYATI DINI | NUSJIRWAN TIRTAAMIDJAJA (IWAN TIRTA) | NYA ABBAS AKUP | NYI TJONDROLUKITO | Naek L. Tobing | Nan Triveni Achnas | Norbertus Riantiarno | Nasir Tamara | Nia Dinata | Noni Sri Aryati Purnomo | Nungki Kusumastuti | Nursyahbani Katjasungkana | Nurul Arifin


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq