Tekstualisme, Islamisme, dan Kekerasan Agama - Komentar - JIL Edisi Indonesia
Halaman Muka
Up

 

Kolom
07/08/2006

Tekstualisme, Islamisme, dan Kekerasan Agama

Oleh Jajang Jahroni

Memang tidak semua bentuk dan jenis kekerasan keagamaan dapat dinisbatkan pada pemahaman agama yang tekstual dan Islamisme. Masih ada variabel lain yang turut menyumbang terjadinya perilaku kekerasan agama. Namun dibanding variabel lainnnya, kedua variabel ini paling signifikan dalam mendorong timbulnya perilaku kekerasan agama. Di samping mendorong perilaku kekerasan agama, tekstualisme dan Islamisme juga berkorelasi positif dengan perilaku kekerasan umum dan kekerasan negara.

07/08/2006 04:40 #

« Kembali ke Artikel

Komentar

Komentar Masuk (6)

(Tampil semua komentar, ascending. 20 komentar per halaman)

Halaman 1 dari 1 halaman

Kalau memang hal yang di sebutkan Mas Jajang di atas itu sebagai bentuk kekerasan, ya tidak apa-apa. Mungkin itu pemahaman mas jajang yang dangkal dan picik dalam memahami tekstual. Mungkin Mas Jajang menginginkan punya istri yang tidak menurut suami, selalu membantah perintah suami dan punya anak yang suka mabok-mabokan dan meninggalkan sholat itu hebat seperti superman, dan mempunyai negara yang hancur, kalau di serang musuh didiamkan saja tidak usah dibela, begitu ya Mas Jajang???? sekali lagi saya ucapkan selamat. Mudah-mudahan Mas Jajang mencapai cita-citanya. Dan mungkin Mas jajang menginginkan indonesia sebagai sarang penyamun dan perusak harga diri dan orang lain karena orang yang menghilangkan kemungkaran itu oleh Mas Jajang dianggap memberlakukan kekerasan berdasarkan agama??? kenapa orang yang berbuat kekerasan dari agama lain seperti kristen kok tidak dibahas Mas Jajang? kok, hanya islam??? padahal yang memulai kekerasan di Poso dan Ambon itu para obet yang orang kristen??? dan yang membakar masjid di Ketapang juga orang kristen kenapa oleh Mas Jajang ini tidak disebut kekerasan???aneh...benar-benar sangat aneh, aneh bin ajaib. sekali lagi saya ucapkan kepada Mas Jajang mudah-mudahan cita-cita Mas Jajang memiliki istri yang suka memebantah perintah suami dan anak yang meninggalkan sholat lagi suka mabok-mabokan dan juga negara yang hancur tercapai. Amin ya Robbal’alamiin. Ya Alloh dengarkanlah ya Alloh kabulkanlah ya Alloh dan saksikanlah.

#1. Dikirim oleh galih  pada  10/08   03:09 PM

Ini siapa yah, nggak tau atau pura-pura bodoh. Barangkali cuma di JIL yang mengangkat tulisan ini. Memukul tanpa bekas, anda pasti sangat tau artinya. Atau anda sendiri yang berfikiran memukul dengan kekerasan? Tanpa ada hadist ini pun kebanyakan orang tua sudah dahulu memukul anaknya bahkan sampai memakan korban. Kok, kayaknya saya mengomentari orang yang betul-betul tidak mengerti apa-apa. Hingga jihad untuk membela keluarga, harga diri dan agamanya disebut kekerasan. Apa anda sudah melihat sendiri di daerah konflik. Jangan-jangan perang israel ini, Palestinalah yang menggunakan kekerasan. Atau anda sendiri nggak pernah merasa membela apa-apa, hingga anda pun berfikiran jauh dari kenyataan. Surveinya salah tuh, coba anda survei berapa banyak mesjid di negara tercinta ini dan berapa yang hancur atau rusak dibanding rumah ibadah lain. Saya heran, kok sentimen banget dengan agama tertentu. Apa surveinya melalui jaringan ......

#2. Dikirim oleh LIA  pada  10/08   11:08 PM

bicara tentang agama (keyakinan), merupakan masalah yang rumit. karena kalau kita telah mengikuti keyakinan a, maka diluar a, akan kita anggap salah (ya kalau kita anggap benar, tentu kita tidak akan memilih a). nah bagaimana jika kita berada di posisi orang lain yang yang memilih b (tentu dia akan menganggap bahwa selain b adalah salah). inilah “conflict interest” yang tidak akan ada habisnya. tapi apakah agama salah? tidak! yang salah kita yang memahaminya hanya untuk kepentingan sendiri (yang hanya men"comot"nya untuk keuntungan pribadi)

#3. Dikirim oleh MICHEL  pada  11/08   06:09 AM

Inti dari tulisan saudara Jajang adalah bahwa semakin orang cenderung pada pemahaman tektualis, maka dia semakin cenderung melakukan kekerasan “atas nama agama”. Yang perlu kita kritisi adalah apakah benar bahwa memang para pelaku tindak kekerasan itu mendasarkan argumen perbuatannya pada teks agama? Ini yang harus diperhatikan. Jangan-jangan kita sendiri-lah yang menyimpulkan bahwa mereka melakukan itu (yang dalam tulisan ini diambil contoh pemukulan suami terhadap istri--dan ironisnya, cuma itu) benar-benar atas dasar pemahaman perintah agama? apakah bukan lebih pada masalah tempramen dan ketidakcerdasan emosional mereka?

#4. Dikirim oleh Ahmad Faizin Karimi  pada  11/08   11:08 PM

Bicara tentang agama memang merupakan suatu hal yang tidak akan ada pernah kata “Salah”. Semua menganggap agamanya yang paling benar. Agama itu bukan merupakan sebuah “Alat” untuk konsumsi Publik tetapi merupakan suatu Kebutuhan “Rohani” individu. intinya adalah Agama merupakan “Hati manusia” itu sendiri, jika agama merupakan Hati Manusia itu sendiri maka apakah pantas jika Hati Manusia itu telah dirusak dengan hal-hal yang tidak Baik?

#5. Dikirim oleh Deddy  pada  12/08   12:08 AM

Memang tiada silat kata yang dapat diungkapkan, mungkin dapat menghentikan gembar-gembor liberalisme dari Jaringan Islam Liberal. Dengan menggiring opini, bahwa Agama adalah punya kaitan dengan kekerasan.Biarlah silakan nikmati kebebasan itu. Mungkin buat Anda bebas bisa bebas sebebas-bebasnya, tiada seorang dapat menghalangi.

Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (QS. An Nahl : 79)

Semoga kebebasan itu tidak sampai membuat Anda semua lupa bahwa kesenangan dan kenikmatan kehidupan dunia ini terbatas. Dan semua keterbatasan itu adalah karena Allah membatasi segala sesuatu. Untuk apa Allah mengutus pata Rasul kalau ujung-ujungnya kebebasan??

Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.(QS. Al-An`aam: 44)

Kebebasan melupakan Anda kepada apa yang telah Anda ingat, dan Anda fahami sebelumnya. Sebelum Anda memilih liberalisme sebagai kawan karib Anda. Pelajaran dan peringatan itu berulang dan menjadi peringatan buat yang lain. Semoga Anda semua menjadi taubat atau Anda sendiri menjadi percontohan buat generasi mendatang?

Dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa untuk memperlihatkan kepadamu apa yang Kami ancamkan kepada mereka. (QS. Al-Mu’minuun : 95)

Saya yakin bahwa Anda akan dapati itu, tanpa campur tangan kami sedikitpun. Tanpa ada faktor manusia sedikitpun. Kecuali do’a kami Anda bertaubat atau.... Semua azab hanya akan menimpa Anda semua kecuali hanya karena kebebasan yang Anda anut, bukan karena kekerasan dari para nabi ataupun ajaran-ajarannya. Anda akan terima hukuman itu di dunia ini, dan akan dilihat oleh semua orang. Kami berlepas diri.Tunggulah!

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quraan itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (QS.Fush shilat, 41: 53)

Salam
-----

#6. Dikirim oleh Mugi Gumilar  pada  13/08   12:09 AM
Halaman 1 dari 1 halaman

comments powered by Disqus


Arsip Jaringan Islam Liberal ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq