Home > Kliping Media > Citra

Heboh Gelar Doktor: Rama Siap Mengembalikan, Cici Siap Menjelaskan

Tabloid Citra

GELAR doktor honoris causa (kehormatan) yang diterima dua penyanyi dangdut, Rama Aiphama dan Cici Paramida, membuat geger dunia perdangdutan. Ada yang menuding gelar itu tidak sah. Bahkan ada yang menuduh membeli. Namun Cici maupun Rama tenang-tenang saja menangapi semua tudingan itu.

JUMAT pekan lalu, pada siaran langsung acara Joged di Pantai Festival Ancol, Jakarta, tampak Rama Aiphama dan Rhoma Irama terlibat pembicaraan serius. Dari gerak tubuhnya, kelihatan Rama berkali-kali meminta maaf kepada Rhoma. Dan tampak pula Rhoma menenangkan Rama. Apa yang dibicarakan keduanya?

Belakangan, Rama menerangkan pembicaraan itu berkaitan dengan gelar doktor honoris causa yang diberikan kepadanya oleh lembaga pendidikan yang berbasis di Amerika Serikat, American World University (AWU).

Pemberian gelar itu dilakukan oleh perwakilan AWU di Indonesia, yaitu International Management Indonesia (IMI) pada 10 Agustus lalu di Hotel Sentral, Jakarta. Selain Rama, di bidang keartisan terpilih pula penyanyi dangdut Cici Paramida. Di luar dunia artis, ada delapan orang lagi yang menerima gelar sama.

Lantas mengapa pula Rama resah dengan gelar itu? Ternyata pemberian gelar doktor honoris causa kepada Rama dan Cici menimbulkan polemik di kalangan artis dangdut. Rhoma Irama, seperti diungkapkan Rama, sempat mengatakan jika pemberian gelar itu semata-mata dilihat dari kiprahnya di dunia dangdut, justru merupakan pelecehan. "Hal itu diungkapkan sendiri oleh Haji (Rhoma Irama, Red)," terang Rama.

Kenapa sampai menimbulkan kehebohan, menurut Rama, jika kriteria adalah kiprahnya di dunia dangdut maka ia dan Cici tak layak dapat gelar itu. Dengan kata lain, masih ada penyanyi lain yang lebih layak menerima gelar itu. Namun lanjut Rama, IMI memberikan gelar itu bukan semata karena ia penyanyi dangdut, melainkan karena kiprahnya dalam menyerukan perdamaian di daerah konflik Ambon dan pulau-pulau lain di sekitarnya.

Cici menuturkan, sebelum dipilih sebagai penerima gelar kehormatan itu, ia pernah mendapat penghargaan dari IMI pada 1999. Ia diangggap telah mengangkat budaya Melayu lewat lagu Wulan Merindu. Kemudian, IMI mendaftarkannya ke AWU untuk memperoleh gelar doktor honoris causa, dan berhasil. "Saya terpilih karena sukses di bidang pendidikan sebagai sarjana. Jadi mereka melihatnya dari sumber daya manusianya sendiri. Kebetulan, saya penyanyi dangdut," terangnya.

Selain dianggap masih yunior, ada pula suara miring yang mengatakan Rama dan Cici membeli gelar itu. Keduanya membantah. "Tak ada sepeser pun yang yang diminta dari saya," tegas Rama. Hal sama juga "Saya tidak dipungut biaya apapun," terang Cici.

KECURIGAAN membeli gelar tentu ada alasannya. Beberapa tahun belakangan ini Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) sempat geram dengan menjamurnya lembaga pendidikan ilegal yang marak menjual gelar-gelar palsu. Lembaga-lembaga itu mengklaim berafiliasi dengan perguruan tinggi ternama di Amerika Serikat dan Eropa. Tanpa perlu ke luar negeri maka gelar dari universitas ternama itu akan bisa Anda dapatkan, demikian bunyi sebagian besar promosi mereka di beberapa media cetak. Padahal ketika dicek, perguruan tinggi yang disebut itu tidak terdaftar di negara asalnya.

Perkuliahannya di Indonesia pun hanya beberapa kali tatap muka. Tanpa melalui prosedur perkuliahan sebagaimana mestinya sebuah perguruan tinggi, para mahasiswa hanya dalam waktu enam bulan ­ bahkan dua minggu - sudah diwisuda. Kemudahan memperoleh gelar ini lantas dimanfaatkan orang untuk meningkatkan prestise dirinya, bahkan ada yang menggunakannya untuk mengajukan promosi jabatan.

Rama sendiri menyadari suara-suara miring atas gelar yang diberikan kepadanya. Namun ia lebih bersikap menunggu. "Saya toh tidak mencari gelar itu, melainkan tiba-tiba saja diberikan. Namun bila memang dipertanyakan banyak orang dan dianggap tidak sah, dengan senang hati akan saya kembalikan gelar itu," kata Rama.

Cici berkata, untuk mendapatkan gelar itu ia mengikuti kuliah jarak jauh dan membuat makalah. Sehingga kalau ada yang mempertanyakan tentang gelar itu, ia akan memberikan penjelasan. "Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para seniornya yang lebih dulu melestarikan dan mengembangkan musik dangdut, saya akan jelaskan prosedur diberikannya gelar itu," kata Cici. M Nizar, Erika Paula


Forum BEBAS tentang artikel di atas. Semua komentar tidak dimoderasi.

comments powered by Disqus

Website ini milik pribadi Ahmad Abdul Haq. Didukung oleh Wikiapbn.