Home > Kliping Media > Jawa Pos

Harmoko: Rhoma Dicalonkan DPP

Harian Jawa Pos, 28 Januari 1997

  • Masuk Nomor Buntut, AMPI DKI Juga Protes

JAKARTA- Protes Ketua DPD Golkar DKI H Tadjus Sobirin atas pencalonan Raja Dangdut Rhoma Irama akhirnya dijawab Ketua Umum DPP Golkar Bung H Harmoko. “Yang mencalonkan Rhoma Irama itu DPP. Lagi pula, pencalonan ini sesuai dengan yang diajukan ke LPU,” kata Bung Harmoko saat dicegat Jawa Pos di Deppen, Jakarta, kemarin.

Belum ada sebulan namanya tercantum dalam DCS (daftar calon sementara) Golkar untuk daerah pemilihan DKI, penyanyi dangdut legendaris itu mendapat protes keras dari Ketua DPD Golkar DKI Tadjus Sobirin. Ia keberatan Rhoma masuk dalam nomor jadi caleg Golkar.

Alasannya, Rhoma bukan kader Golkar yang telah teruji. “Sejak awal, ketika muncul isu Rhoma masuk Golkar, sebenarnya saya sudah menyatakan tidak setuju. Dulu Rhoma kan berjuang untuk PPP, mengapa sekarang menjadi caleg Golkar?” kata Tadjus (baca Jawa Pos kemarin).

Protes Tadjus ini memang mengejutkan. Rhoma sendiri kepada Jawa Pos juga mengaku heran dengan keberatan orang nomor satu di DPD Golkar DKI ini. Pasalnya, ia bersedia menjadi caleg Golkar karena diajak. Lho, kok kini pencalonannya diprotes ketua DPD Golkar DKI.

Menurut Bung Harmoko, masuknya Rhoma di urutan delapan DCS untuk daerah pemilihan DKI Jaya sudah sesuai dengan daftar yang sejak awal diajukan DPP Golkar ke LPU. “Jadi, itu sudah resmi. Tapi lebih jelasnya, tanyakan saja kepada Ketua Korwil Golkar DKI Jaya Agung
Laksono,” katanya.

Agung sendiri kemarin juga mengundang wartawan ke DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Jakarta, untuk menjelaskan masalah itu. Di depan tujuh wartawan, Agung menyatakan tidak percaya kalau Tadjus memprotes tampilnya Rhoma sebagai caleg Golkar daerah pemilihan Jakarta. Sebab, katanya, sejak awal penyusunan caleg, Tadjus terlibat langsung.

“Keterlibatan Pak Tadjus ini sejak proses penjaringan nama, karena peranan ketua DPD Golkar DKI ini cukup penting. Maka, ketika mendengar berita Pak Tadjus protes, saya kurang percaya, karena selama ini dia tidak pernah mempersoalkan. Kok tiba-tiba ada berita Pak Tadjus memprotes masuknya Rhoma,” katanya.

Agung juga mengaku sudah mengecek langsung ke DPD Golkar DKI dan mendapat konfirmasi bahwa tidak benar Tadjus memprotes tampilnya Rhoma sebagai caleg Golkar. Apalagi, kata Agung, gerak-gerik Tadjus sudah mirip ulama dan loyalitasnya terhadap Golkar tidak perlu diragukan lagi.

Namun, penolakan Tadjus terhadap Rhoma ini sebetulnya amat jelas. Bahkan, dalam buku yang berjudul: Kebengalan dan Kesalehan Tadjus Sobirin (Tokoh Tanggung dari Kampung) halaman 328, Tadjus bilang, “Saya sangat tidak setuju Rhoma Irama masuk Golkar.” Dan, pernyataan Tadjus yang menolak masuknya Rhoma ini juga dikemukakan ketika meluncurkan buku tersebut pekan lalu.

Menurut Agung, penyusunan caleg Golkar sejak awal dilakukan dari bawah. Pimpinan tiga jalur di tingkat satu DKI (KBA, Golkar, dan Birokrasi) juga dilibatkan, sehingga tidak mungkin ada protes yang menolak masuknya Rhoma. “Kasihan dong Pak Tadjus, ikut teken sendiri
kok malah protes. Itu kan berarti dia tidak punya pegangan,” katanya.

Selain itu, menurut Agung, tidak ada yang bisa dipersoalkan pada diri Rhoma. Mantan jurkam PPP tahun 1982 ini memang secara formal baru masuk Golkar, tapi semangat dan jiwa kekaryaannya luar biasa. Lagi pula, Rhoma sendiri anak purnawirawan ABRI, sehingga tidak perlu kaget. Bahkan, keluarganya sejak dulu sudah banyak yang masuk Golkar.

“Rhoma juga orang populer, seniman, artis, dan memiliki dedikasi yang tinggi pada Golkar,” katanya.

Dari mana Anda tahu bahwa Tadjus tidak melancarkan protes, sebab yang bersangkutan saat ini sedang umrah? Menurut Agung, untuk mengecek masalah ini, pihaknya sudah menghubungi DPD Golkar DKI. “Saya mendapat penjelasan sebelum Pak Tadjus berangkat umrah. Malah, kepada seluruh pengurus DPD Golkar DKI, Pak Tadjus menyatakan bahwa
pernyataannya yang dimuat di media massa itu tidak benar. Persisnya tidak begitu,” ujar Agung.

Namun, Agung mengakui bahwa Tadjus memang suka bicara yang agak ngelantur. Tetapi, DPP Golkar tetap tidak percaya bahwa Tadjus benar-benar memprotes masuknya Rhoma seperti yang dimuat di koran. Sebab, katanya, sejak dulu Tadjus memiliki loyalitas yang tinggi pada Golkar.

Bagaimana dengan protes dari daerah-daerah lain? Menurut Agung, tidak semua protes ditelan mentah-mentah. Apa yang disampaikan daerah-daerah yang isinya keberatan terhadap caleg akan diteliti dulu. “Apalagi kalau sifatnya hasutan. Kalau toh tidak benar, DPP akan ikut membela mati-matian,” katanya.

Yang jelas, DPP sudah menugasi tim untuk meneliti keberatan-keberatan itu. Hanya, penelitian itu akan dilakukan setelah mendapat laporan dari LPU yang pertama menerima keberatan.

AMPI DKI protes

Sementara itu, di tempat terpisah, AMPI DKI Jakarta juga melayangkan pernyataan keprihatinan kepada ketua umum DPP AMPI dan Golkar yang dipimpin langsung oleh ketuanya, Syamsul Marsuf SH. Pernyataan keprihatinan dibuat setelah melihat DCS DKI Jakarta dari Golkar yang direkomendasikan, AMPI teryata hanya masuk nomor buncit, seperti urutan 73, 74, dan 107. “Maka, DPD AMPI DKI Jakarta beserta seluruh jajarannya menyatakan keprihatinan,” kata Syamsul Marsuf yang membacakan pernyataannya itu di depan Ketua DPP AMPI Indra Bambang Oetojo dan Erwan Sukardja yang mewakili DPP Golkar, kemarin.

Dalam pernyataan keprihatinannya itu, DPD AMPI DKI menilai DCS tidak berpedoman pada acuan tentang penyusunan bakal calon anggota dari DPP Golkar. Selain itu, jumlah generasi muda yang masuk dalam DCS versi Golkar DKI itu tidak sampai 25 persen sebagaimana pedoman yang ada.

Bahkan, DPD AMPI DKI juga mendesak ketua DPD Golkar DKI untuk meninjau kembali DCS dan memasukkan Wakil Ketua AMPI DKI Taufik B.Ac dan Drs Oberlin Sidabutar (sekretaris) di nomor jadi. Erwan Sukardja yang mewakili DPP Golkar ketika menanggapi protes itu mengatakan, “Saya akan menampung semua aspirasi dan keluhan yang disampaikan masyarakat. Masyarakat kan memang punya hak untuk menyampaikan keberatan. Keluhan
ini nanti akan disampaikan langsung pada pimpinan DPP Golkar.”

Sedangkan Agung Laksono saat dimintai komentar itu mengatakan, pengurus AMPI DKI yang protes itu namanya sudah masuk DCS. “Ya, kalau tidak masuk daftar jadi, kan mereka itu masih muda-muda. Sabar sedikitlah. Tunggulah,” kata Agung. (saf)


Forum BEBAS tentang artikel di atas. Semua komentar tidak dimoderasi.

comments powered by Disqus

Website ini milik pribadi Ahmad Abdul Haq. Didukung oleh Wikiapbn.