Ahmad Abdul Haq


Inisiatif Pak Isya

Back | Up | Next

 

Sumber: Kick Andy.com

 

 
Senin, 17 Agustus 2009 14:41 WIBInisiatif Pak Isya

kick andyDi depan puluhan muridnya, perempuan itu memeluk saya erat-erat. Air matanya berlinang. Untuk sejenak saya terpaku. Tidak menduga adegan itu akan terjadi. Semua serba tiba-tiba.

Tanpa melepaskan pelukannya, perempuan berusia sekitar 40 tahun itu berkali-kali mengucapkan terima kasih. Saya melihat mata murid-muridnya menatap penuh tanda tanya, seakan tidak mengerti apa yang terjadi.

Hari itu saya dan tim Kick Andy mengunjungi ibu Winda di desanya, di kawasan Parung, Bogor. Wanita yang kaki kanannya buntung sebatas lutut itu merupakan satu dari 600 lebih penerima kaki palsu yang sudah dibagikan melalui program “Seribu Kaki Palsu Gratis” yang diselenggarakan Kick Andy Foundation.

Hari itu saya bersama Sugeng Siswoyudhono, pembuat kaki palsu asal Desa Mojosari, Mojokerto, Jawa Timur, sedang berkeliling mengunjungi para penerima kaki palsu. Kami ingin mengenal dari dekat siapa mereka dan bagaimana kehidupan mereka setelah memakai kaki palsu. Kunjungan itu sekaligus untuk membantu para penerima kaki palsu jika mereka mengalami masalah dengan kaki palsu yang mereka terima.

Ibu Winda tidak punya kaki sejak kecil. Pada umur 12 tahun, anak dari keluarga pembuat tikar pandan ini sedang bermain-main di sekitar rumahnya ketika kaki kanannya dipatuk ular. Akibat bisa yang ganas, kaki Winda harus diamputasi. Lengkaplah sudah penderitaan Winda karena selama ini dia sudah hidup hanya dengan satu mata. Mata kanan Winda buta sejak kecil. Maka sejak itu Winda harus hidup dengan satu mata dan satu kaki.

Namun kali ini saya bukan hendak bercerita tentang guru mengaji tersebut. Sebab sejak awal saya penasaran bagaimana seorang perempuan yang tinggal di kampung kecil bisa mendapatkan kaki palsu dari Kick Andy Foundation? Dari mana dia tahu ada program pembagian kaki palsu gratis?

Teka teki itu akhirnya terjawab ketika saya mengunjungi Ibu Winda. Pada kesempatan itu tim Kick Andy memperkenalkan saya pada seorang tentara. Namanya Isya, pangkatnya sersan kepala. Usianya saya taksir belum sampai 30 tahun. Kulitnya putih. Pembawaannya tenang dan santun

Ceritanya, pada suatu hari Isya mendapat tugas mengamankan pembagian sembako bagi orang-orang tidak mampu di daerah Parung. Saat itu dia tertarik melihat seorang perempuan ikut antre. Pasalnya, satu kaki perempuan itu buntung dan satu matanya buta.

Hati Isya tergerak. Dia teringat program pembagian kaki palsu yang diselenggarakan Kick Andy yang ditontonnya di Metro TV. Isya lalu mencatat alamat wanita itu. Dia berniat mendaftarkannya dalam program “Seribu Kaki Palsu Gratis”.

Namun karena Isya tidak menguasai komputer, dia lalu meminta bantuan temannya untuk mengakses situs kickandy.com dan mendaftarkan wanita itu. Berkat upaya Isya, Winda – perempuan itu -- akhirnya menjadi salah satu penerima kaki palsu gratis.

Kaki palsu ternyata mengubah hidup Winda. Ketika kami datang, dia menunjukkan kebolehannya berjalan tanpa bantuan tongkat. Dari rumahnya menuju tempat dia mengajar mengaji. Begitu pula ketika di depan murid-muridnya, Winda penuh percaya diri. Wajahnya tampak bahagia. Begitu juga keluarga dan ibu kandung Winda yang sudah renta.

Saya juga melihat kebahagiaan terpancar dari wajah Isya. Pada saat menjabat tangannya untuk mengucapkan terima kasih atas inisiatifnya, mata saya berkaca-kaca. Saya sungguh terharu berhadapan dengan orang yang telah mau bersusah payah memperjuangkan kaki palsu untuk orang yang tidak dikenalnya. “Hati Anda sungguh mulia,” ujar saya sembari menggenggam erat tangan Isya. “Tanpa inisiatif Anda, Ibu Winda tidak akan seperti sekarang.”


Kick Andy: Home • The Show • Special • Andy's Corner • Foundation • Recommended Book • Andy's Friend • Andy's Team • About

Tag: Kliping Media, Kick Andy