Ahmad Abdul Haq


Borobudur

Back | Up | Next

 

Sumber: Kick Andy.com

 

 
Selasa, 12 Mei 2009 01:16 WIBBorobudur

Borobudur Baru-baru ini, dalam sebuah seminar saya bertemu dengan seorang mahasiswa dan kami berbincang mengenai city branding yang pernah saya tulis di blog pribadi saya. Bagaimana 1 bangunan bisa membawa dampak positif untuk lingkungannya dan punya kekuatan menarik wisatawan.

Lalu pembicaraan mengarah pada Borobudur. Kata saya, “Sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia, harusnya kita lebih fokus untuk mengangkat experience paa wisatawan yang berkunjung ke Borobudur”

Lalu si mahasiswa muda tersebut bilang, “Emang Borobudur merupakan 1 dari 7 keajaiban dunia?” Lho kok dia bisa tidak tahu ya. Lalu waktu dia menunjukkan website wikipedia, memang tidak tercantum Borobudur sebagai salah satu keajaiban dunia.

Saya memang pernah dengar ada 7 New Wonders of The World yang diumumkan 07.07.07 lalu. Namun saya kaget juga waktu browsing di internet tidak berhasil menemukan Borobudur tercantum sebagai keajaiban dunia. Tidak di Ancient Wonders of the World, Nature Wonders of the World ataupun Wonders lainnya.

Jadi selama ini sebenarnya Borobudur terdaftar dimana ya?

Kembali ke soal kekuatan Borobudur menarik wisatawan, banyak travel agent yang saya tanya soal keindahan Borobudur compare dengan Angkor Wat yang berada di Cambodia. Jawabannya masing-masing punya keindahan tersendiri. Ketika saya tanya pengalamannya lebih menarik mana? Rata-rata bilang Angkor Wat jauh diatas Borobudur. Sehingga bukan masalah nasionalis tapi memang untuk menjual paket perjalanan saat ini lebih mudah menjual Angkor Wat.

Begitu pula saat saya bertanya di Facebook status saya, rata-rata memilih Angkor Wat. Padahal Angkor Wat tidak pernah jadi keajaiban dunia. Namun mereka secara sistematis melakukan perencanaan tourism yang efektif sehingga sekarang menarik banyak wisatawan.

Sayang saya sendiri belum pernah ke Angkor Wat. Buat yang sudah pernah, boleh berbagi pengalaman ya, apanya yang lebih menarik dibanding Borobudur. Apa yang perlu diperbaiki oleh Boroudur supaya bisa memikat turis lokal maupun internasional?

Pengelolaan experience memang sudah menjadi keharusan ekonomi abad ini. Lihat saja waktu saya menjabat General Manager Hard Rock Café - saya mampu menjual segelas Coca Cola seharga Rp. 20.000 sementara iklan tv Coca Cola jelas-jelas mengatakan “Coca Cola segarnya mantap Rp. 1.300”. Bukan hanya berhasil menjual tapi Hard Rock Café penuh sesak dan tak jarang sampai antri.

Atau Starbucks yang mampu ‘menyihir’ orang-orang urban di Jakarta untuk membeli segelas kopi seharga puluhan ribu, sementara di kantor disediakan kopi gratis oleh perusahaan. Aneh tapi nyata, sampai-sampai office boy saya bilang kopi di kantor jadi jarang beli nih soalnya orang-orang beli kopi di luar semua.

Semuanya karena pengelolaan pengalaman yang baik sehingga harga menjadi premium. Saat memiliki harga premium, banyak hal yang bisa dilakukan termasuk perbaikan kesejahteraan karyawan.

http://yorissebastian.com

Kick Andy: Home • The Show • Special • Andy's Corner • Foundation • Recommended Book • Andy's Friend • Andy's Team • About

Tag: Kliping Media, Kick Andy