Ahmad Abdul Haq


MENANTANG WAKTU

Back | Up | Next

 

Sumber: Kick Andy.com

 

 
Jumat, 20 Maret 2009 21:30 WIBMENANTANG WAKTU

MENANTANG WAKTU Dalam kondisi wajar, pada usia senja, umumnya orang sudah legowo saat di bilang “tinggal menunggu waktu”. Namun, berbeda dengan beberapa orang ini. Waktu telah membentuk mereka, untuk selalu berjuang, berjuang dan berjuang pantang menyerah. Bagi mereka, tantangan seberat dan sesulit apapun, harus selalu dihadapi dengan optimis. Meski itu berarti mereka seakan nekat melawan teori dan menantang waktu.

Adalah Sumargono Kusumohadiningrat, Yusuf “Joe” Kamdani, dan Karmaka Surjaudaja. Mereka bertiga sama-sama berani berspekulasi melawan maut. Sumargono misalnya. nekat melakukan operasi transplantasi atau cangkok hati (liver) pada usia 66 tahun. Joe Kamdani, melakukan bongkar pembuluh jantung, pada usia 71 tahun. Sementara Karmaka lebih dahsyat lagi. Melakukan dua kali transplantasi 2 organ tubuh vital yang berbeda. Cangkok hati pada usia 63 tahun, dan cangkok ginjal pada usia 72 tahun!

Padahal menurut teori umum kedokteran, critical time manusia untuk melakukan operasi besar organ vital dalam tubuh, maksimal 61 tahun. Lewat angka itu, resiko meninggal sangat tinggi.

Bagi Sumargono, perjuangan keras menghadapi hidup sudah menempel padanya sejak kecil. Anak petani miskin ini, mampu meraih pucuk pimpinan tertinggi BUMN PT Rajawali Nusantara Indonesia ini, lewat kerja keras dan semangat pantang mundur.

Saat mengetahui ada kanker yang menyerang hatinya pada Mei 2002, Sumargono tak mau hanya menunggu. Komisaris PT Madu Baru Yogyakarta ini, menyambangi setiap rumah sakit yang kompeten terhadap penyakit kanker, baik di Indonesia maupun luar negeri. Tanggung jawab pada anak-anak yang belum selesai serta sejumlah yayasan sosial yang dipimpinnya, membuatnya harus berjuang menahan sakit menjalani berbagai pengobatan dan terapi. Keberuntungan masih berpihak padanya. Akhir tahun 2002, donor hati untuknya tersedia dan operasi cangkok hati berusia 19 tahun dijalaninya di Guangzhou, Cina dengan sukses. Kini, Sumargono harus selalu berolah raga dan meminum obat anti rejection 2 kali sehari secara rutin. Konsekuensi yang harus dijalaninya seumur hidup.

Sementara Joe Kamdani lebih gila lagi. Saat ini pendiri PT Datascrip masih tercatat sebagai peselancar, penyelam, penyusur gua dan pendaki gunung tertua di Indonesia. Bahkan pada awal tahun 2008 lalu, pada usia 71 tahun, Joe mengikuti kegiatan trekking ke hutan di Kalimantan Timur selama 3 minggu bersama tim Expedition Metro TV. “Saya merasa masih berumur 40 tahun” kelakar Joe saat menjelaskan motivasi “kenekatannya” itu.

Kuat di niat dan pikiran, tak selalu sejalan dengan kekuatan organ tubuh. Dipaksa bekerja melampaui batas, jantungnya protes. Aorta atau pembuluh jantung utamanya mengalami pembesaran hingga pada tingkat sangat berbahaya untuk pecah. Tak mau menyerah, Joe mencari informasi untuk pengobatan sakitnya. Hingga akhirnya di Minnesota, Amerika Serikat, Joe berhasil melewati masa kritis operasi bongkar jantung dan penggantian pembuluh jantungnya. Kini, baru setahun pasca operasi, berbekal pembuluh jantung babi, Joe sudah bersiap untuk melakukan ski di salju gunung Fuji Jepang bulan ini.

Dan Karmaka Surjaudaja, adalah sosok yang melengkapi tokoh-tokoh tua yang “ga ada matinya” ini. Chairman bank OCBC NISP ini, adalah seorang double-transplant. Di tubuhnya, ada dua organ dalam yang bukan asli miliknya. Hati dan ginjalnya adalah hasil cangkokan dari orang lain. Besar dari keluarga Tionghoa miskin yang merantau dari Cina, Karmaka tak pernah lepas dari penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan yang sangat berat dan stres berlebihan akibat beban kerjanya itu. Misalnya upaya penculikan serta upaya pembunuhan terhadap dirinya hingga 3 kali.

Sejumlah tumor kanker hinggap di tubuhnya. Mulai dari telinga, kandung kemih, empedu hingga ke hati dan ginjal. Operasi besar yang dijalaninya pertama kali adalah tahun 1997. Pada usia 63 tahun Karmaka harus menjalani cangkok hati di Amerika Serikat, setelah sempat divonis hidupnya tinggal 5 tahun dari usia 44 tahun. Namun, berkat tekad dan semangat hidup yang sangat tinggi, vonis mati dokter yang diterimanya pada tahun 1978, dilewatinya dengan mulus hingga 19 tahun lamanya.

Cobaan belum selesai. Disebabkan harus mengkonsumsi obat anti rejection secara rutin pasca cangkok hati, ginjalnya yang menerima akibatnya. Pada 2002, ginjal kanannya harus diangkat, karena sudah terserang kanker ganas. Diwarnai koma selama 9 hari dan penyiapan pemakaman, Karmaka harus menjalani cangkok ginjal pada 2006 lalu, saat berusia 72 tahun. Kini hari-hari Karmaka tetap dihabiskan dengan olahraga Tai Chi dan tetap bekerja memonitor aktivitas bank yang telah dibesarkannya dengan susah payah sejak tahun 1966.


Kick Andy: Home • The Show • Special • Andy's Corner • Foundation • Recommended Book • Andy's Friend • Andy's Team • About

Tag: Kliping Media, Kick Andy