Ahmad Abdul Haq


KAMI ADA, KAMI BEDA

Back | Up | Next

 

Sumber: Kick Andy.com

 

 
Kamis, 30 Desember 2010 22:05 WIBKAMI ADA, KAMI BEDA

KAMI ADA, KAMI BEDA Menutup tahun 2010, Kick Andy mengajak Anda melihat beberapa komunitas yang muncul dalam masyarakat. Mereka tidak terbentuk begitu saja, diawali adanya faktor pemicu yang menyebabkan kegelisahan seorang individu. Persamaan atas kegelisahan yang ada, kemudian mendorong keinginan untuk berbagi dan berkomunikasi dengan individu lainnya. Akhirnya muncul kepercayaan di antara mereka, lalu menjadi saling mempengaruhi, dan berpartisipasi. Beberapa waktu lalu, kita dikejutkan adanya “Geng Motor”. Pada awalnya anak-anak muda yang membentuk komunitas ini adalah mereka yang memiliki hobi sama yaitu berkendaraan motor. Tetapi pada kenyataannya geng ini lebih dikenal sebagai kelompok berkendaraan motor yang arogan, anarkis, juga egois di jalanan, bahkan mereka tak segan membuat rusuh ketika merasa diganggu. Rasa kebersamaan dalam kelompok ini telah berubah menjadi sebuah kekuatan yang negatif, bahkan cenderung kriminal.

Komunitas Parkour. Parkour, bisa dikatakan sebagai olahraga yang identik dengan lari dan melompat. Parkour dikenalkan ke seluruh dunia oleh seorang pria berkebangsaan Perancis yang dikenal dengan nama David Belle. Dialah yang telah memperkenalkan olahraga ini ke seluruh dunia yang awalnya hanya berkembang di Perancis. Di Indonesia, olahraga ini dikenal dari sebuah film berjudul Yamakasi yang diartikan ”orang orang yang kuat”. Komunitas Parkour sudah terbentuk sejak 2007, uniknya olahraga ini bisa dilakukan siapa saja, tidak mengenal gender, usia, ukuran tubuh, maupun status sosial seseorang. Asalkan harus melalui latihan yang tepat, disiplin, dan melakukan teknik sesuai prosedur yang aman.

Parkour juga bisa dilakukan dimana pun. Lalu apa manfaatnya dari olahraga ini? Secara fisik badan menjadi lebih sehat, kuat, dan gesit. Menurut Muhamad Fadli, dari Global Moderator Komunitas Parkour Indonesia, parkour mengandalkan latihan fisik sebagai dasar semua gerakan atau aksi yang dilakukan. Tubuh kita juga lebih memiliki ketahanan, keseimbangan serta fleksibilitas terhadap kondisi apapun, seperti keadaan terjepit, kondisi berbahaya atau yang mengancam diri. Saat ini komunitas parkour terus berkembang, hingga kini anggota aktifnya mencapai lebih dari 1000 orang dan tersebar di 40 kota di seluruh Indonesia.

Komunitas sepeda tinggi. Di Yogyakarta, komunitas “pit dhuwur” selalu mencuri perhatian dan menjadi pemandangan yang unik di jalan-jalan kota. Komunitas ini berawal dari kedatangan sekelompok sirkus bernama Cyclown Circus. Kelompok sirkus tersebut merupakan gabungan pemain sirkus dari beberapa negara, seperti: Italia, Brazil, Argentina, Amerika, dll. Cyclown Circus mengadakan pertunjukkan di Yogyakarta akhir 2006 lalu. Saat itu salah satu seniman sirkus asal Italia, Pierro - membarter sepeda tinggi hasil rakitannya dengan tattoo karya Dhomas Yudhistira a.k.a Kampret, seniman tattoo asal Yogyakarta. Pierro juga mengajarkan bagaimana membangun sepeda tersebut dengan ’mengawinkan’ dua kerangka sepeda yang tidak terpakai yang kemudian dirangkai dengan rongsokan besi. Di Jogja limbah atau barang rongsokan kan banyak. Kita pun sebagai generasi muda Jogja memiliki semangat yang sama, yaitu meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dengan memanfaatkan limbah atau rongsokan tersebut menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat,” kata Dhomas. Karena banyaknya permintaan dari teman-teman, dan respon aktif dari para pecinta olah raga sepeda, Dhomas kemudian akhirnya mulai membuka forum untuk sepeda tinggi.

Komunitas musik elektronik SoundBoutique. SoundBoutique merupakan sebuah forum bagi pemusik dan pecinta musik elektronik yang berdiri sejak 28 November 2005 di Yogyakarta. SoundBoutique berfungsi sebagai tempat untuk saling tukar pikiran, ilmu, dan pengalaman dalam bermusik dan menikmati musik elektronik, yang kemudian berkembang dari sebuah forum yang besar dan menjadi tempat yang banyak menerbitkan artis Live PA (Performance Art) . Pertama kali dibentuk, anggota SoundBoutique terdiri dari Ari Wulu yang dikenal dengan sebutan MidiJunkie, Monosynth, BERHALa dan SOAC, kemudian Lintang, Toni, dan Uma Guma. Musik elektronik yang disuguhkan oleh komunitas SoundBoutique berbeda. Jika DJ hanya memainkan musik yang sudah jadi, musisi di komunitas ini membuat musik dengan cara melakukan LIVE Performance langsung. Artinya, setiap bunyi yang keluar dibuat melalui instrumen yang digunakan saat pentas dilakukan. “Musik elektronik di SoundBoutique beda dengan DJ manajemen. Kalau DJ hanya memainkan lagu yang sudah jadi, tinggal play back saja. Sedangkan kami compose musik, dan semua bunyi yang keluar dibuat satu-satu saat LIVE Performance dilakukan. Dan itu BUKAN play back,” jelas Wulu. Musisi SoundBoutique sendiri memiliki ciri masing-masing. “Setiap performer memiliki jenis musik atau instrumen yang berbeda-beda. Aku sendiri lebih sering memainkan break beat. Aku juga sering masukin elemen etnis, seperti gamelan, dll,” kata Wulu. Dalam penampilannya di Kick Andy, SoundBoutique berkolaborasi dengan VJ Rafael yang mengkomposisi karya video dan grafis, kemudian ditembakkan ke lantai panggung dari sebuah lcd proyektor sebagai respon artistik yang berpadu dengan musik elektronik.

Beberapa komunitas lain juga hadir ikut memeriahkan episode Kick Andy akhir tahun ini. Di antaranya Komunitas Indonesia Reenactors (IDR), merupakan tempat berkumpulnya para penikmat sejarah pada umumnya. REENACTMENT (definisi): permainan reka ulang sejarah. Sebuah permainan belajar sejarah interaktif dengan cara memainkan kembali sebuah peristiwa yang pernah terjadi pada suatu masa/periode waktu dalam sejarah. Hingga saat ini member atau anggota komunitas Indonesian Reenactors (IDR) yang tercatat di facebook sebanyak 1.345 orang dengan latar belakang yang berneda-beda, diantaranya: pengusaha, pekerja/pegawai, politikus, dll. Kegiatan IDR meliputi pertemuan rutin bulanan, berupa permainan reenactment dimana setiap anggota hadir membawa koleksi-nya masing-masing untuk bermain dalam satu skenario pendek memerankan satu peristiwa sejarah dalam sesi-sesi foto, atau pembuatan film pendek dalam rangka menjadi kontributor untuk media-media massa, atau sekedar menjadi partisipan EXPO atau pameran-pameran.

BETA-UFO INDONESIA adalah komunitas atau kelompok (organisasi) yang mengamati masalah UFO di Indonesia. BETA-UFO didirikan pada tanggal 26 Oktober 1997. BETA-UFO INDONESIA dibentuk dengan tujuan meneliti masalah UFO, mendata penampakan UFO di Indonesia, dan kemudian menganalisa dan mempelajarinya; menciptakan lingkungan yang kondusif di masyarakat agar mau berpartisipasi dan secara sukarela mengkomunikasikan fenomena UFO; merekrut anggota baru serta menjalin jaringan kerja antar komunitas untuk berbagi tujuan serta meningkatkan partisipasi dalam topik UFO; mengedukasi dan menyampaikan temuan kesimpulan kepada publik; dan meningkatkan efektivitas dan pertukaran informasi baik secara regional maupun nasional. Selain itu, komunitas ini juga digunakan untuk pendistribusian informasi melalui internet. Bahkan menurut juru bicaranya Indra Hartono, diantara anggota BETA UFO yang hadir di Kick Andy, juga ada yang pernah diculik oleh UFO.

KOMUTOKU merupakan singkatan dari KOMUnitas TOKUSATSU. Tokusatsu sendiri adalah film super hero Jepang LIVE ACTION dengan special effect. Live Action merupakan shooting menggunakan aktor atau aktris manusia, bukan anime. Komutoku adalah komunitas fans film super hero Jepang berorganisasi. Jumlah keangotaan yang ikut dalam komunitas ini adalah 4800 orang lebih, dan tersebar di seluruh nusantara dan manca negara. Rata-rata umur yang masuk ke dalam keanggotaan komunitas ini berkisar 7 tahun sampai dengan 45 tahun. Kepengurusan komunitas ini ada 13 orang. Visi dari Komutoku adalah membangun industri film Super Hero Indonesia, sedang misi dibentuknya Komutoku ditujukan untuk menggalang fans Tokusatsu di seluruh Indonesia dan memasyarakatkan kecintaan terhadap super hero baik Jepang dan lokal (Indonesia).

Komunitas Sugeng, komunitas yang terbentuk atas kesamaan nama “Sugeng” ini terdiri dari orang-orang yang memiliki nama “Sugeng” dari seluruh dunia. Merupakan komunitas persaudaraan yang selain melakukan kegiatan positif (misalnya membuka kerjasama usaha antar para Sugeng), mereka juga membuka forum diskusi (antara lain diskusi mengenai latar belakang mengapa orang tua mereka memberi nama “Sugeng”). Baru di tahun 2010 komunitas ini dibentuk, tetapi “parasugeng” kini telah mencapai 1188 orang.

Penampilan terakhir dalam episode ini adalah Komunitas hip hop Jawa, Jogja Hip Hop Foundation (JHF). Komunitas yang digagas oleh Mohammad Marjuki, yang populer dipanggil Kill The DJ, selalu mengusung bahasa jawa dalam setiap penggalan lirik lagunya. Lihat saja lirik lagu yang berjudul “CECAK NGUNTAL BOYO” yang ditulis dan diaransemen oleh Kill the DJ a.k.a Chebolang (Produksi Anarkisari Rekord): ana cicak nguntal boyo
boyo coklat nyekel godo
ojo seneng nguntal negoro
mundak rakyatmu dadi sengsoro

Melalui komunitas JHF yang dibentuknya tahun 2003, Marjuki berupaya mengangkat eksistensi musik hip hop Jawa. Bahkan, tahun 2009 lalu ia sempat singgah ke Singapura, untuk memperkenalkan musik yang juga banyak menyoroti persoalan politik dan sosial negeri ini. Sampai saat ini pendukung tetap dalam JHF adalah Kill The DJ (Mohamad Marjuki), Jahanam (Heri Wiyoso a.k.a M2MX dan Balance Perdana Putra a.k.a Ngila) dan Rotra (Janu Prihaminanto a.k.a ki Ageng Gantas dan Lukman Hakim a.k.a Raja Pati).

Jogja Hip Hop Foundation sendiri merupakan wadah bagi komunitas yang mencintai musik rap atau hip hop. Menurut Juki, “Nama Jogja Hip Hop Foundation ini kesannya bagus sekali (foundation = yayasan), tapi aslinya itu adalah komunitas seperti ruang tanpa tembok yang siapa saja bisa masuk dan keluar. Ini bukan sebuah institusi resmi. Saya rasa kalau banyak yang keluar karena itu kan juga pilihan yang sulit di antara pilihan-pilihan musik industri pop di Indonesia. Tapi, aku yakin jika dedikasi dan pilihan itu diberikan pasti bisa ketemu jalannya, dan sampai sekarang kita menemukan jalannya untuk tetap eksis dan memproduksi album, bisa jalan-jalan ke luar negeri juga,” imbuhnya. Pelajaran Juki untuk lebih mengenal budayanya sendiri (budaya Jawa, red) didapatnya melalui musik hip hop berbahasa Jawa. Untuk memperdalam khasanah, budaya serta bahasa tutur Jawa, Juki berupaya mencari kitab-kitab berbahasa Jawa atau serat Centhini. Menurut Juki, semua tembang dalam serat Centhini, baik yang religi maupun yang erotik itu mengandung unsur rap.

Perjalanan 7 tahun Komunitas Jogja Hip Hop Foundation berkiprah dalam musik hip hop Jawa, secara keseluruhan kemudian dikemas menjadi sebuah film dokumenter berjudul Hip Hop Diningrat. Menurut Chandra Hutagaol, co sutradara film, “Ini dibuat dengan merangkai lebih dari 300 kaset hasil dokumentasi grup ini semenjak tahun 2003 sampai 2009 lalu. Untuk merangkai 300-an kaset video itu, kami perlu bikin shooting interview, tujuannya untuk merangkai serakan-serakan dokumentasi yang ada. Prosesnya sendiri memakan waktu satu setengah tahun, sampai kita hampir putus asa,” paparnya lagi. Di akhir segmen JHF menampilkan lagu terakhir mereka yang populer karena liriknya tentang isu keistimewaan Yogyakarta, judulnya “Jogja Istimewa”.


Kick Andy: Home • The Show • Special • Andy's Corner • Foundation • Recommended Book • Andy's Friend • Andy's Team • About

Tag: Kliping Media, Kick Andy