Ahmad Abdul Haq


BAGIMU INDONESIA

Back | Up | Next

 

Sumber: Kick Andy.com

 

 
Sabtu, 26 Nopember 2011 21:30 WIBBAGIMU INDONESIA

BAGIMU INDONESIA Kompetisi film dokumenter Eagle Awards yang rutin diadakan setiap tahunnya, kali ini mengusung tema  “Bagimu Indonesia”. Ada 5 film yang lolos sebagai finalis dan mengangkat kisah yang beragam dan merupakan cerminan dari kondisi negeri tercinta kita Indonesia. Untuk itu Kick Andy mengajak kita semua mendengar kisah yang diangkat dalam film dokumenter tersebut langsung dari para pelakunya.

Tarida Herawati adalah sosok guru di pedalaman yang diangkat dalam film dokumenter “Hutanku Sekolahku”.  Tarida yang merupakan lulusan jurusan Antropologi, Universitas Sumatera Utara ini kemudian terpanggil untuk mengabdikan dirinya menjadi tenaga pengajar di daerah pedalaman Sibeirut, Mentawai, Sumatera Barat.

Sekolah hutan tempat dirinya mengajar merupakan sebuah bangunan sederhana dan terbuka layaknya teras. Jangan bayangkan ruangan kelas yang bersekat-sekat yang diajar oleh guru yang berbeda setiap kelasnya. Karena di sekolah ini hanya ada Tarida bersama 2 orang pengajar lainnya yaitu Suswandi dan Siti  yang dengan penuh dedikasi mengajarkan anak-anak di pedalaman tentang pentingnya pendidikan.

Film dokumenter berikutnya “Mutiara Pesisir Pantai” mengangkat sosok Taufik Insani dan Maria Koperapea atau Mama Maria yang merupakan relawan di bidang kesehatan di daerah pesisir pantai IPAYA (Ipiri, Paripi, Yaraya), sebuah distrik di Mimika Barat, Papua.

Sebelumnya kasus kematian ibu saat melahirkan cukup tinggi di daerah ini karena ada pemahaman di masyarakat bahwa darah itu kotor. Sehingga perempuan yang ingin melahirkan biasanya diungsikan keluar kampung dan melahirkan dalam keadaan yang sangat memprihatinkan.

Untuk itu Taufik dan Mama Maria yang merupakan warga asli kampung IPAYA berupaya menyadarkan masyarakat sekitar tentang pentingnya kesehatan ibu dan anak.

Apa yang terjadi di daerah pinggiran Jakarta juga tidak luput dari pengamatan para sineas muda yang kemudian mengangkatnya menjadi sebuah film dokumenter “Presiden Republik Abu-Abu”. Mereka memotret keadaan masyarakat yang tinggal di Kampung Beting Remaja di Jakarta Utara yang dikenal sebagai “grey area”.

Akibat predikat tersebut warga kampung ini tidak memperoleh hak-hak mereka sebagai warga negara. Akses terhadap kepemilikan akta, KTP, layanan kesehatan tidak mereka dapatkan. Ketidakjelasan identitas menjadi kendala pokok untuk mendapat penghidupan yang layak.

Ricaro Hutahean adalah sosok yang berjuang untuk mengubah pola pikir masyarakat di daerah yg terkenal keras ini. Pria berusia 37 tahun ini kemudian berupaya  memberikan kemudahan akses pendidikan melalui program informal seperti bimbel, PAUD,  dan kursus gratis.

Ternyata setelah 66 tahun Indonesia merdeka potret kehidupan seperti ini masih tetap ada. Semoga ini membuka mata kita semua bahwa masih ada orang-orang yang mau berjuang dengan keterbatasan bagi Indonesia yang lebih baik.


Kick Andy: Home • The Show • Special • Andy's Corner • Foundation • Recommended Book • Andy's Friend • Andy's Team • About

Tag: Kliping Media, Kick Andy