Semua orang berhak untuk sukses. Keterbatasan fisik bukanlah halangan dalam menggapai kesuksesan. Kick Andy kali ini mengangkat kisah orang-orang spesial yang membuktikan bahwa walau secara fisik mereka memiliki keterbatasan, tetapi semangat mereka mengalahkan segala keterbatasan itu.
Terlahir sebagai anak penyandang down syndrome, tidak membuat Kartika yang akrab disapa Noni miskin prestasi. Segudang prestasi ia torehkan dalam berbagai bidang. Diantaranya adalah mewakili Indonesia dalam kegiatan Special Olympic di Nagano, Jepang. Dia terpilih sebagai delegasi khusus dari Indonesia untuk mewawancarai para atlit dan tokoh-tokoh yang hadir dalam perhelatan itu. Dalam kesempatan tersebut Noni berhasil mewawancarai mantan presiden Amerika Serikat, Bill Clinton dalam bahasa inggris.
Kemampuan bahasa inggris Noni diperolehnya dari kebiasaanya mendengar lagu-lagu country. Di Kick Andy, Noni akhirnya berhasil bertemu dengan sang idolanya. Selain itu Noni juga akan menunjukkan kepiawaiannya dalam membaca puisi yang menceritakan kondisi dirinya sebagai penyandang down syndrome atautuna grahita.
Semangat meraih pendidikan setinggi-tingginya juga ditunjukkan oleh Dwi Irwanti yang mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya sejak berusia 2 tahu. Dwi menamatkan pendidikan dasarnya di Yayasan Penyandang Anak Cacat (YPAC) di Jakarta. Ia kemudian melanjutkan pendidikan SMP & SMA di sekolah negeri di Jakarta Selatan. Tidak hanya sampai disitu, Dwi kemudian melanjutkan pendidikannya hingga gelar sarjana.
Saat ini, Dwi sudah bekerja di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Di sela-sela kesibukannya, ia masih menyempatkan diri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pasca sarjana di Universitas Indonesia. Tidak hanya itu, Dwi juga masih aktif berkumpul dengan teman-temannya sesama penyandang disabilitas di Yayasan Siswa terpadu. Di Yayasan ini, ia berlatih menari tarian tradisional diantaranya tari saman, payung, dll. Kepiawaiannya dalam menari berhasil membawanya sampai ke mancanegara.
Gede Ade Putra Wirawan adalah seorang tuna rungu. Dalam setiap kesempatan bertemu dengan orang baru, ia menuliskannya di secarik kertas. Namun, pria yang akrab disapa Ade ini tidak merasa minder dengan keterbatasannya. Sejak kecil, Ade sudah mengukir berbagai prestasi. Pendidikan dasar sampai menengah atas ditempuh di sekolah luar biasa dengan baik. Ia kemudian melanjutkan ke jenjang D1 jurusan desain grafis dan berhasil lulus dengan predikat cum laude. Saat ini Ade tercatat sebagai mahasiswa semester akhir di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) di Bali.
Dibidang non akedemis, anak pertama dari dua bersaudara ini juga memiliki segudang kegiatan yaitu modelling, menari, berenang, dan juga desain grafis yang memberikannya banyak penghargaan. Di tingkat internasional, Ade juga menorehkan prestasi dalam ajang Miss & Mister Deaf International dengan meraih 3 gelar sebagai Top 5 Mister Deaf International, Mister Deaf Congeniality dan Mister Deaf Asia di Turki tahun 2012.
Melihat sosok Siti Nur Latifah atau Ifha memperagakan pakaian muslimah membuat kita berdecak kagum. Namun siapa sangka bahwa Ifha adalah juga seorang tuna rungu. Dengan semangat pantang menyerah, ia melakukan berbagai upaya dengan menunjukkan potensi dalam dirinya. Ifha berhasil menjuarai berbagai lomba kecantikan dan dipercaya sebagai model busana muslim online di Semarang, Jawa Tengah.
Kerja keras dan dukungan dari lingkungan sekitarnya membuat gadis berusia 19 tahun ini bersemangat dalam menggapai cita-citanya. Melalu program bidik misi, ia diterima di sebuah universitas negeri di Malang mengambil jurusan seni rupa. Di Kick Andy, Ifha dan Ade menunjukkan kebolehannya sebagai model.
Mereka semua berhasil membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah halangan dalam meraih cita-cita.