Sumber: Kick Andy.com
|
Jumat, 28 Agustus 2015 20:05 WIB
Anak-anak merupakan generasi penerus di masa depan. Namun jika anak-anak tidak mendapatkan pendidikan yang memadai maka mereka tidak dapat menyiapkan masa depan mereka dengan baik. Kondisi itu yang dirasakan Sergius Womsiwor di Papua, khususnya di Merauke. Menurut Sergius, banyak anak-anak di Papua yang putus sekolah atau tidak sekolah sama sekali. Akibatnya, generasi muda Papua tak bisa menguasai baca, tulis dan berhitung (calistung) dengan baik. Kondisi ini memperburuk masa depan generasi penerus bangsa di Tanah Papua. Sementara Peinina Nanlohy, selain mengabdikan dirinya sebagai guru juga melatih tinju secara gratis. Peinina melatih tinju sejak tahun 2007. Meski seorang perempuan Peinina melatih anak didiknya secara keras demi keberhasilan mereka. Namun usai berlatih, perempuan berdarah Ambon ini layaknya seorang ibu yang tulus memberi perhatian dan kasih sayang pada anak didiknya. Saat ini Sasana Wijayakusuma melatih 37 atlet tinju dan semuanya tinggal di rumah Peinina. Meski dengan segala keterbatasan fasilitas, termasuk keterbatasan dana, Peinina tak pernah mundur. Hingga kini, pelatih tinju autodidak itu telah menelurkan atlet-atlet tinju yang berprestasi di tingkat daerah, regional, hingga tingkat nasional. Salah satu atelt binaan Peinina, Eliaser Huri berhasil merebut piala Mambri. Mambri dalam bahasa Biak, artinya raja KO. Eliaser bisa menang dengan waktu yang cepat, hanya 13 detik menaklukkan raja KO Jayapura. Eliaser juga merebut juara tiga Popnas tahun 2013. Sedang petinju wanita, Epemia Mahuze merupakan juara nasional. Baik Sergius maupun Peinina bukan hanya berkorban waktu, tenaga namun sering juga dana. Keluarga mereka juga sering mereka nomor duakan demi kepentingan yang lebih besar. Beruntung mereka memiliki keluarga yang paham akan perjuangan mereka. Semangat mereka patut diapresiasi. |
Tag: Kliping Media, Kick Andy |