Sungguh Mati Aku Jadi Penasaran, Veronica.

Pindahan dari Multiply

URL: http://kucingkembar.multiply.com/journal/item/24/Sungguh-Mati-Aku-Jadi-Penasaran-Veronica.
Penulis: kucingkembar

Sampai mati pun akan ku perjuangkan.” Begitu azam Rhoma Irama untuk memenangkan hati seorang gadis manis (Veronica?) hampir tiga dekade lalu.

Akhir Desember lalu, Veronica -mantan istri Rhoma Irama- meninggal dunia. Lama menghilang dari radar dunia hiburan, Veronica berhasil menjaga dirinya dari endusan dan pancingan wartawan hiburan, walaupun berkali-kali mantan suaminya menjadi sorotan publik dalam kaitan persengketaan dengan sesama penyanyi dangdut atau pesohor lainnya. Kekuatan yang sama tercermin dari sikap anak-anak mereka, yang tidak pernah terseret dalam kekisruhan berita tentang si Raja Dangdut, dan selalu menunjukkan penghargaan pada ayah mereka.

Penasaran. Begitu penasarannya Rhoma pada si “gadis manis yang menjadi rebutan.” Gadis paling manis, di antara gadis yang manis.

“Penasaran” adalah salah satu hit klasik Rhoma Irama yang –menurut kisah yang saya dengar di tahun 70-an– diilhami perjuangannya memenangkan hati Veronica. Lagu ini menjadi pembeda yang menegaskan kembali era baru musik dangdut di tahun 70-an setelah Begadang menjadi hit. Hentakan beat dalam lagu dangdut ini lari dari pakem musik dangdut masa itu, dan tampil mempertegas kegigihan si pejuang untuk memenangkan kasih sayang si gadis. Selain itu, tarikan beat berbau rock itu memberikan jeda bagi penikmat dangdut -yang biasanya tidak sanggup menahan diri dari bergoyang- dari goyang dangdut yang luwes meliuk ke goyang yang lebih staccato. Lirik pun berbeda. Alih-alih merintih dan memelas menangisi nasib, lirik lagi Penasaran menegaskan kepercayaan diri dan keberanian berkompetisi.

(Ini awalnya ingin menulis tribute buat Veronica, kok jadi bergeser menjadi analisis “Penasaran.” Mana tahaaaaan? Tapi, siapa yang tahan kalau menulisnya sambil dengar semua hit klasik Rhoma?)

“Penasaran” bagi saya adalah ikon 1970-an yang sangat kuat. Begitu pula Rhoma Irama dan keluarganya, walaupun selepas tahun 1977 Rhoma Irama dan Soneta tidak lagi pernah tampil di TVRI. Selain Rhoma, Veronica pun terjun di dunia Dangdut dengan kelompoknya “Soneta Girls,” dan Debby -putri mereka- sempat pula menjadi penyanyi cilik yang salah satu lagunya saya tidak bisa lupa: “Idiiiih, Papa genit. Suka ciumin mama. Debbyyyyyy jadi ingin. Ingin dicium juga.” (Ibu saya protes keras ketika saya menyanyikan lagu ini di masa kanak-kanak, “lirik tidak sopan!”).

Lalu, tahun 1985 Veronica berpisah dari Rhoma. Kisah perceraian mereka kala itu menjadi buah bibir, walaupun acara infotainment yang kerap menjadi kompor gosip belum lagi menjadi makanan harian publik. Satria Bergitar meneruskan perkelanaan; Gadis Manis menutup pintu dan jendela rumah. Anak-anak mereka hilang dari radar berita. Hingga Desember lalu.

Seorang perempuan dengan caranya sendiri telah menciptakan kosa citra 1970-an yang tidak selamanya muncul dalam ruang sadar saya melalui “Penasaran” dan “Papa Genit.” Dan dengan kekuatan karakternya, perempuan ini berhasil menjaga martabat diri dan anak-anaknya di tengah hingar-bingar dunia pesohor yang masih digeluti mantan suaminya. Yang terakhir ini bagi saya adalah ikon yang jauh lebih genuine dan berharga.

One Response to Sungguh Mati Aku Jadi Penasaran, Veronica.

  1. aa_haq says:

    sellyna wrote on Jan 23, ’06

    kucingkembar said

    Dan dengan kekuatan karakternya, perempuan ini berhasil menjaga martabat diri dan anak-anaknya di tengah hingar-bingar dunia pesohor yang masih digeluti mantan suaminya. Yang terakhir ini bagi saya adalah ikon yang jauh lebih genuine dan berharga.

    Gak banyak ya mbak Perempuan yang punya karakter begini dan bisa menjaga keluarganya dari dunia pergosipan… sudah meninggal pula…

    Kok ini baru muncul di message board ku ya….

    stelivena wrote on Jan 23, ’06

    salut ya, dia bisa sabar gak ngejelek2in mantan suaminya walau pasti udah gatel pengen ngejitakin si gatel itu.
    btw, kenapa lirik “Papa Genit” gak sopan, pik? kan papa ama mama udah muhrim jadi boleh ciuman 😉

    kucingkembar wrote on Jan 23, ’06

    sellyna said

    Kok ini baru muncul di message board ku ya….

    iya… karena dieramin dulu ini nulisnya, dan gak selesai langsung. abis sempat ragu-ragu, apa benar “penasaran” itu ditulis untuk Veronica? karena baru masuk album nya Rhoma tahun 1977, padahal mereka menikah tahun 1971 (1972?). tapi seingat ane sih, dari sahibul hikayat, memang Veronica itu banyak penggemarnya jaman dulu, sehingga Rhoma harus bekerja keras untuk memenangkan hati beliau, sampe “sungguh mati aku jadi penasaran!”

    how life changes, no?

    kucingkembar wrote on Jan 23, ’06, edited on Jan 23, ’06

    stelivena said

    btw, kenapa lirik “Papa Genit” gak sopan, pik? kan papa ama mama udah muhrim jadi boleh ciuman 😉

    Buat mak gue, jaman tahun 1970-an itu “public display of affection” walaupun hanya dalam bentuk lirik sangat “mengejutkan.” Argumen gue ke emak gue juga sama, “kenapa nggak boleh nyanyiin lagu ini?” Mungkin emak gue jengah mendengar konsep “papa ciumin mama” secara terbuka, ya? 🙂

    Looking back, I find this lyric to be revealing of how affectionate this couple was compared to the standard of the era. It underlines the poignant end of their love story.

    sikrit wrote on Jan 23, ’06

    Iya Pik, aku prihatin denger beritanya Veronica..Kasian ya, smg dia tenang di sana!

    ummiss wrote on Jan 23, ’06

    kucingkembar said

    “sungguh mati aku jadi penasaran!”

    tapi ternyata Rhoma kemudian penasaran lagi ya Pik… hehheheh… jadi ngegozzzzip ^_^

    ummujib wrote on Jan 23, ’06

    ummiss said

    hehheheh… jadi ngegozzzzip ^_^

    Ibu2 MPs eh kalau ngumpul koq ngegozzzzzipppp.. Mbok..cari kerjaan yang lain yang lebih ziiip dari gozzzippp. Apa tokh coba, ini inang2 lagi belajar mencoba mengeja ziiiiip.

    Kabur..sebelum di jitak rame2.

    kucingkembar wrote on Jan 23, ’06

    ummujib said

    Kabur..sebelum di jitak rame2.

    Kejaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrr…. 😀
    kakkakaaakakaakkaaaakkkkaaaa…..

    (eh, yang dikejar harusnya UmmuJib apa Ummiss nih? Kekekkekekekeek).

    Hayo, UmmIss, minta maaf sama Rhoma karena udah ngomongin dia! 😀

    mamaabram wrote on Jan 23, ’06

    Sungguh mati penasaran juga pingin baca jurnal ini juga pas terlihat di message board, karena sibuk ngejar anak, baru sempat baca sekarang.
    Mudah2an Ibu Veronica diampunkan segala dosa2nya oleh SWT dan ditempatkan ditempat yang terbaik disisinya.Amin

    kucingkembar wrote on Jan 23, ’06, edited on Jan 23, ’06

    mamaabram said

    Mudah2an Ibu Veronica diampunkan segala dosa2nya oleh SWT dan ditempatkan ditempat yang terbaik disisinya.Amin

    Amiiin!

    Ada satu artikel beberapa waktu yang lalu di Kompas kalau nggak salah, yang menggambarkan halusnya perasaan Veronica. Ceritanya anak2 Rhoma/Veronica berencana bikin foto anak-cucu rame-rame untuk digantung di kamar ayah mereka. Veronica menolak ikut serta walaupun anak-anak mendesak, karena menghargai perasaan Ricca Rachim. Menurut kisah yang sama pula, Veronica menjaga silaturahmi yang baik dengan Rhoma/Ricca.

    kucingkembar wrote on Jan 23, ’06

    kucingkembar said

    Ada satu artikel beberapa waktu yang lalu di Kompas

    Ketahuan deh, gue Rhoma Irama die-hard 😀 kekekekkee….
    But I am more a die-hard fan of Jhonny Iskandar’s “aaAAaaaku bukan pengemis ccccciiiiiiiIIIIIiinnnnttTTTTThhhaaaAAAAAAAaaaaAAAaaaa…..”

    ummiss wrote on Jan 23, ’06

    kucingkembar said

    minta maaf sama Rhoma karena udah ngomongin dia! 😀

    Waduuuuuh…. pegimana caranya Pik? Begene kalo nge gozip akibatnya… sensitip siy sama isu satu ini…^_^

    kucingkembar wrote on Jan 23, ’06

    ummiss said

    Waduuuuuh…. pegimana caranya Pik? Begene kalo nge gozip akibatnya… sensitip siy sama isu satu ini…^_^

    waduh… pegimane ye?
    Baca Al Fatihah aja deh, buat Rhoma, sambil mohon maaf dari jauh.

    merlyna wrote on Jan 23, ’06

    wakakakak.. Rhoma Irama die hard…….
    but this is a very good essay…. love it.

    kucingkembar wrote on Jan 23, ’06

    merlyna said

    wakakakak.. Rhoma Irama die hard…….
    but this is a very good essay…. love it.

    Yo’i bowwww….. Lho, elo bukannya juga “closeted die hard fan of Rhoma Irama” ? Sufir (ejaan Sunda) taksi aja bisa mengenali, kan? You are in denial, my dearest friend Merlyna… kakkakkakakakakakakaakakkakakaakkk!

    Dank je well voor het complimentje…. 🙂 Ik war door Veronica’s elegance geïmponeerd worden.

    (arghh… Dutch 101 :P)

    mamaabram wrote on Jan 23, ’06

    kucingkembar said

    karena menghargai perasaan Ricca Rachim

    Subhanallah, kalau kita mungkin akan musuhan terus ampe tua..

    ummujib wrote on Jan 23, ’06

    mamaabram said

    Subhanallah, kalau kita mungkin akan musuhan terus ampe tua..

    Mau tanya. Bilang “Kita” emangnya di madu?!?!?
    Kabur..maaf Kak Is, lagi dibercandain…yeah. Jangan dianggap serius.

    kucingkembar wrote on Jan 23, ’06, edited on Jan 23, ’06

    ummujib said

    Mau tanya. Bilang “Kita” emangnya di madu?!?!?

    bela mamaabram: kan mamaabram bilang “mungkin” 🙂 kalau kemungkinan kejadian, gituuuu…..

    sekarang UmmuJib kita
    kejaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrr……

    kbetty wrote on Jan 23, ’06

    kucingkembar ngga cape tuh ngejar2 ummujib, dah ketangkep belum? :).
    Btw tulisan ini membuktikan kedalaman ilmu kucingkembar sebagai pakar dangdut MP .. bravo !… bravo .. ! *tepuk tangan nih*

    kucingkembar wrote on Jan 23, ’06

    kbetty said

    bravo !… bravo .. ! *tepuk tangan nih*

    *takes a bow* 🙂

    Hidup Dangdut!!

    savoymommy wrote on Jan 24, ’06

    kucingkembar said

    *takes a bow* 🙂

    Hidup Dangdut!!

    *clap..clap..clap..*
    Upik… Upik… 🙂
    BTW, daku dua minggu lalu ketemu Vitri di Chi. Dikaunya sdh keburu ke West coast. Pik, winternya mild banget loh di sini. Hayo balik.. balik 🙂

    kucingkembar wrote on Jan 24, ’06

    savoymommy said

    Hayo balik.. balik 🙂

    (lagu dangdut)

    tak sudiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii…. ku tak sudiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii….

    (ini lagi Dangdut yang mana ya? Daku cuma ingat bagian ini doang… :P)

    utski wrote on Jan 24, ’06

    doooh gara2 baca jurnal lo ini, itu lirik jadi kebawa2 gue senandungin pas masak ama pas dikamar mandi wakakakk…yang gak kuat mamaecha pake niruin gaya bergitarnya itu, lho!! alamaaak!! mm artikel yg menarik!!

    ummujib wrote on Jan 25, ’06

    kucingkembar said

    kejaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrr……

    Ada enggak, lagu dangdut, dengan kata2 “Kejar”
    Kalau ada ngejar sambil ngedangdut yeah.

    ummujib wrote on Jan 25, ’06

    kucingkembar said

    Hidup Dangdut!!

    Nyanyi..dong..upik.
    Iya balik kesini upik, sambil ngedangdut.

    kucingkembar wrote on Jan 25, ’06

    utski said

    doooh gara2 baca jurnal lo ini, itu lirik jadi kebawa2 gue senandungin pas masak ama pas dikamar mandi wakakakk…yang gak kuat mamaecha pake niruin gaya bergitarnya itu, lho!! alamaaak!! mm artikel yg menarik!!

    gue ngebayangin mamaecha bergaya gitar pake sarung di leher ala Batman…

    Rhoma kan suka pake kain yang bekibar-kibar gitu, ya? 😀

    kucingkembar wrote on Jan 25, ’06

    ummujib said

    Ada enggak, lagu dangdut, dengan kata2 “Kejar”
    Kalau ada ngejar sambil ngedangdut yeah.

    Kejar daku… kejar daku….
    Kaaauuu kutangkaaaaaap…..

    Masih inget? Deddy Mizwar dan Lidya Kandou? 😀

    ummujib wrote on Jan 25, ’06, edited on Jan 25, ’06

    kucingkembar said

    Kejar daku… kejar daku….

    Kaaauuu kutangkaaaaaap…..

    Masih inget? Deddy Mizwar dan Lidya Kandou? 😀

    whua..ha..ha..ha…ha..ha.r>Ini benar2 dech Upik, nanti PhDnya 2 lagi, satu buat yang dari Berkeley itu, satunya lagi untuk perdangdutan.
    hebat euy..ikut2an clap akh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *