Cuti Tahunan

Cuti Tahunan adalah cuti yang dapat diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah bekerja sekurang-kurangnya selama satu tahun secara terus menerus.[1]

Ketentuan

Ketentuan yang berlaku unttuk cuti tahunan adalah sebagai berikut:[backref name=”pp_24″]

  • Umum:
    • Lamanya cuti tahunan adalah dua belas hari kerja;
    • Cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang kurang dari tiga hari kerja;
    • Untuk mendapatkan cuti tahunan, PNS yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti;
    • Cuti tahunan diberikan secara tertulis oleh Pejabat yang berwenang memberikan cuti.
  • Cuti tahunan yang akan dijalankan di tempat yang sulit perhubungannya, maka jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk paling lama empat belas hari.
  • Cuti tahunan yang tidak diambil:
    • Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama delapan belas hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.
    • Cuti tahunan yang tidak diambil lebih dari dua tahun berturut-turut, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.
  • Penangguhan:
    • Cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti untuk paling lama satu tahun, apabila kepentingan dinas mendesak.
    • Cuti tahunan yang ditangguhkan dapat diambil dalam tahun berikutnya selama 24 hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.
  • PNS yang menjadi guru pada sekolah dan dosen pada perguruan tinggi yang mendapat liburan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, tidak berhak atas cuti tahunan.

Ketentuan Khusus di Kementerian Keuangan

Dalam pelaksanaan cuti tahunan di Kementerian Keuangan diterapkan ketentuan tambahan sebagai berikut:[2]

  • Cuti Tahunan CPNS:
    • CPNS hanya berhak atas cuti tahunan, kecuali ditentukan lain oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti berdasarkan pertimbangan kemanusiaan.
  • TKPKN:
    • Selama menjalankan cuti tahunan, PNS/CPNS yang bersangkutan tetap memperoleh TKPKN.
  • Cuti Tahunan dan Cuti Bersama:
    • Penggunaan cuti tahunan dapat digabungkan dengan cuti bersama, dengan jumlah paling sedikit menjadi tiga hari kerja.
    • Cuti bersama yang tidak digunakan karena kepentingan dinas dan berdasarkan surat tugas, tetap menjadi hak cuti tahunan PNS.
  • Penangguhan Cuti Tahunan yang Tersisa
    • Cuti tahunan yang tersisa enam hari kerja atau kurang tetap menjadi hak PNS yang bersangkutan.
    • Cuti tahunan yang tersisa lebih dari enam hari kerja harus dimintakan penangguhan oleh PNS/CPNS kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti, agar penangguhan dimaksud dapat dilaksanakan tahun berikutnya.
    • Pejabat yang berwenang memberikan cuti dapat menangguhkan cuti tahunan paling lambat akhir bulan Desember tahun yang berjalan.
  • Penggunaan Cuti Tahunan yang Tersisa:
    • Cuti tahunan yang tersisa yang digabungkan penggunaannya dengan cuti tahunan tahun yang sedang berjalan, dapat diambil untuk paling lama:
      • 18 hari kerja termasuk cuti tahunan yang sedang berjalan; dan
      • 24 hari kerja termasuk cuti tahunan yang sedang berjalan, apabila cuti tahunan tidak diambil secara penuh dalam beberapa tahun.
    • Pengajuan permohonan cuti tahunan yang tersisa yang digabungkan penggunaannya dengan cuti tahunan yang sedang berjalan harus mencantumkan jumlah cuti tahunan yang tersisa dari cuti tahunan pada masing-masing tahun yang bersangkutan.
    • Tanpa adanya persetujuan penangguhan dari pejabat yang berwenang memberikan cuti, lamanya cuti tahunan yang dapat diambil dalam tahun yang sedang berjalan menjadi paling lama 18 hari kerja.

Referensi

  1. [1]Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976
  2. [2]Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-3559/MK.1/2009

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *