Filosofi Jengkol
URL: http://sonetagroup.multiply.com/journal/item/16/Filosofi-Jengkol
Sumber: Harian Pikiran Rakyat, 01-08-2006 (http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/082006/01/99apasiapa.htm)
PIMPINAN Soneta Group, Rhoma Irama, masih memiliki magnet yang amat kuat. Ribuan warga Desa Mekar Jaya, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung, sejak pukul 9.30 WIB dengan sabar berdiri di bawah panas terik matahari, beberapa waktu.
Tepat pukul 10.45 WIB, Rhoma Irama mendekati panggung ceramah disambut teriakan warga yang mengelu-elukannya. Meski kedatangan Rhoma untuk menyampaikan ceramah keagamaan, namun warga memintanya untuk menyanyi. “Ya, saya akan menyanyi pukul 18.00 WIB. Maukah hadirin menunggunya?” katanya, sambil tersenyum yang disambut gerr hadirin.
Di sela-sela ceramah, pria asal Tasikmalaya ini masih sempat menyelingi dengan Bahasa Sunda, meski kagok karena puluhan tahun di Jakarta. “Punten wae Sundana jadi teu puguh (mohon maaf Bahasa Sundanya belepotan- red). Tapi, saya senang berada di Desa Mekarsari eh…Mekar Jaya,” kata suami Ricca Rachim itu.
Rhoma Irama mengingatkan Muslimin akan keberadaan Allah sebagai pencipta, yang ada di langit dan bumi dengan ilustrasi filosofi jengkol. “Naha sareuri (mengapa tertawa-red) saya nyebut jengkol. Orang Sunda senang dengan jengkol. Di dunia ini tak ada teknologi yang bisa membuat jengkol,” ujarnya.
Meski AS mengklaim diri sebagai negara termaju dengan membuat pesawat terbang, satelit, rudal, dan lain-lain, tapi tidak bisa membuat jengkol. “Jengkol memang bau, tapi belum ada teknologi yang bisa membuat bau khas seperti jengkol. Manusia jangan sombong karena membuat bau jengkol saja tidak bisa,” ujarnya.(Sarnapi/”PR”)***
Leave a Reply