Ketika Pesantren di Kolong Piano
Sumber: Grup Facebook “BERDENDANG BERSAMA SONETA (BBS)”, 08-12-2014
Oleh Agus Santoso
Era 80-an sampai 90-an adalah masa keemasan Super Star Dangdut Indonesia… ya Rhoma dan Soneta bagai tumbu dan tutup kata orang Jawa kalau bahasa sekarang chemistry. Di era itu bang haji benar benar mengeksplor kemampuan emajinasinya dalam meracik musik Soneta, sehingga dari setiap album selalu ada yang baru dalam warna musiknya. Tentu saja setiap singgle baru di ikuti konser hampir di seluruh pelosok tanah air bahkan manca negara. Belum lagi syuting film dan sound track nya, sehingga dengan berjibunnya kegiatan ini kapan kira kira bang Haji belajar dan menghafal Al-Qur’an dan Hadist.
Seringkali kita bertanya di manakah Rhoma Irama menimba ilmu agama atau lebih tepatnya pernah mondok di Pesantren mana. Sebuah pertanyaan yang tidak berlebihan mengingat begitu padatnya kegiatan beliau sejak muda hingga sekarang, orang terdekat pun pernah menanyakan hal yang sama mengingat begitu fasih dan hafalnya dalam menyampaikan ayat ayat Al-Qur’an dan Hadist seakan bertahun tahun mondok di sebuah Pesantren. Apalagi bang Haji memang begitu dekat dengan para Ulama sering sowan ke Pesantren pesantren besar tanah air, jutaan kilometer beliau berdakwah.
Di beberapa kesempatan bang Haji bilang bahwa pesantrennya ada di “Kolong Piano” ketika break syuting film atau kegiatan lain selalu menyempatkan membaca Al-Qur’an di kolong piano. Sepintas mungkin orang berfikir sepele sebagaimana pemain film lainnya menghafal skenario lalu setelah hafal mulai syuting di depan kamera begitu seterusnya. Tetapi menghafal Al-Qur’an dan Hadist butuh benar dalam tata cara membacanya karena ada kaidah tertentu dalam bahasa Al-Qur’an ada ikhfa’, madd la-zim, iqlab, qalqalah shughra, idgham bi ghunnah, idgham bi la ghunnah dll yang kesemuanya harus dikuasai oleh seorang mubaligh dan syarat tersebut telah dipenuhi oleh Bang Haji.
Tidak banyak yang tahu bagaimana cara bang Haji menghafal Al-Qur’an lengkap dengan terjemahannya, tentu butuh konsentrasi tinggi tidak sekedar disambi sebagai pengisi waktu istirahat. Apalagi dalam waktu bersamaan dibarengi mencipta lagu dengan memasukkan unsur agama di dalamnya agar sampai ke telinga dan hati pendengarnya, belum lagi ratusan lagunya begitu membekas dihati sehingga membuahkan 11 penghargaan platinum adalah sebuah prestasi yang sulit di fikir dengan nalar.
Di sinilah sesungguhnya kelebihan Karunia Allah SWT kepada pujaan kita Kyai milik bangsa Indonesia yang pantas untuk diteladani. Tanpa Kebesaran Allah yang dilimpahkan kepada idola kita mustahil semua bisa dilalui dengan baik dan mendekati sempurna. Dan Forsa tidak sia sia berada di garda terdepan untuk mendukung penuh semua perjuangan bang Haji terhadap negara ini tak terkecuali berdirinya Partai IDAMAN harus di dukung penuh demi menegakkan dan mengembalikan citra Islam rahmatan lil’alamin yang akhir akhir ini ternodai oleh bangsa kita sendiri dan oleh umat Islam sendiri demi jabatan duniawi.
Sebuah harga mati bahwa Islam harus diselamatkan dan Pancasila harus diluruskan di Bumi Pertiwi jangan sampai Islam tumbang oleh pengaruh Barat dan Cina yang gencar merongrong tegaknya Indonesia dengan iming2 harta, narkotika, meluasnya wabah internet dan hp ke semua lapisan masyarakat sehingga melupakan Tuhan bahwa Islam hanya pelengkap sebagai orang yang tidak mau dikatakan Atheis. Sungguh miris dan telah berada dititik nadir untuk secepatnya bertindak demi anak cucu kita. Partai Idaman pasti bisa selama niat diluruskan hanya semata mata beribadah kepada Allah bukan kepada yang lain, dan Bang Haji telah memfasilitasi semua ini dengan wahana Idaman, semoga Partai Idaman tidak sama dengan partai yang ada selama ini karena kalau sama apalah artinya sebuah perjuangan Bang Haji hampir setengah abad melalui Nada dan Dakwah. Salam Forsa Idaman. (7 Ramadhan 1437 H)
Leave a Reply