Maksud Hati Memeluk Gunung, Apa Daya Tangan Tak Sampai
Sumber: Majalah Islam Furqon, edisi 85 tahun IX, Desember 2011
Setiap sesuatu yang dilakukan seseorang pasti memiliki maksud dan tujuan tertentu, ketika beribadah, ketika bekerja, beserta semua aktivitas dalam hidup kita. Bahkan setiap rancangan undang-undang yang dibahas oleh dewan rakyat hingga menjadi UU itu bisa dipastikan sarat akan berbagai tujuan yang tidak hanya mengedepankan nilai substantif UU itu sendiri, politik misalnya.
Begitu juga dengan penciptaan lagu, apa lagi lagu tersebut diciptakan dan dipopulerkan (dinyanyikan) oleh seorang yang menjadi publik figure yang mempunyai jama’ah fans yang tak terhitung hingga menjadi alat pcnyampai pesan yang strategis. Salah satu dari berbagai fungsi lagu adalah berkait dengan norma sosial, artinya bahwa musik berfungsi sebagai media pengajaran akan norma-norma atau peraturan-peraturan. Penyampaian kebanyakan melalui teks-teks nyanyian yang berisi aturan-aturan.
Membangun Ukhuwah, Menciptakan Permusuhan
Seperti halnya manusia biasa yang mempunyai fitrah untuk berserikat atau berkumpul dan tidak menginginkan sebuah perpecahan. Sama halnya dengan Rhoma Irama sang pencipta lagu baru berjudul “Ukhuwah”. Dari teks lagunya mudah ditebak, yaitu mengusung nilai-nilai kebersamaan dengan tujuan yang sama dengan judulnya “Ukhuwah”, namun yang menjadi kontroversi adalah bunyi lirik yang sejatinya ketika difahami akan mengundang sesuatu yang membalikkan 180° dari tujuan awalnya lagu itu diciptakan. Mari kita coba simak penggalan redaksi lagunya.
Wahai umat Islam yang terlanjur sesat
Kembalilah pada jalan yang digariskan Tuhan
Sekilas membaca teks pertama tersebut sangatlah jelas merujuk kepada umat Islam yang tersesat, padahal kata “sesat” yang dimaksud agak membingungkan atau rancu ketika didahului kata “umat Islam”. Di dalam Al Qur’an Karim pada surat Al Fatihah ayat ke-7, disebutkan bahwa makna jalan orang yang “sesat” adalah jalan yang dimurkai oleh Allah yaitu jalannya orang-orang kafir. Bisa juga bermakna “sesat” ditujukan kepada mereka yang tak sepaham dengan akidah sang pencipta lagu, jadi lirik ini adalah bola liar yang justru akan memunculkan perpecahan lebih besar dan lebih keras.
Lirik Provokatif
Sepertinya lagu itu memang ditujukan kepada sesama muslim, Jadi definisi sesat yang diambil adalah yang kedua. Artinya bahwa lagu itu menunjukkan ketidakbenaran golongan lain dengan penuduhan “sesat”, padahal penjustifikasian “sesat” kepada seseorang ataupun kelompok itu haruslah dengan pengeluaran fatwa dari ulama yang benar-benar ‘alim dan bcrtaqwa, bukan dari perseorangan apalagi yang hanya sekedar memiliki latar belakang da’i artis. Perihal ini sebenarnya menimbulkan logika terbalik, maksudnya dari tujuan utama menginginkan persatuan ukhuwah itu sendiri namun justru menuai kontroversi yang berujung pertikaian dan perpecahan karena teks lagunya yang mengandung unsur provokatif atau peng-adu domba-an terhadap kelompok lain.
Leave a Reply