Menyukai Produk Amway
Oleh dr Sigit Setyawadi
Jika kita mendengar CD-CD pengalaman para IBO Amway di dalam maupun luar negeri, ada kesamaan yang menarik. Mereka yang sudah lama menjadi pemakai produk Amway, begitu menjalankan bisnisnya, perkembangan bisnisnya sangat cepat. Jika saya mengatakan perkembangan bisnis itu bukan jumlah orang tetapi omset bisnis dan bonus. Karena yang berpengaruh kepada penghasilan kita adalah omset penjualan produk Amway di grup, bukan jumlah anggota.
Jumlah orang di grup itu ibaratnya jumlah tanaman yang ditanam di pertanian, baru sebatas harapan. Kita baru mendapat uangnya jika tanaman itu bisa memunculkan buah. Amway bukan MLR (Multi Level Recruiting) dimana kita dibayar jika menjoinkan orang, seperti sebagian besar bisnis jaringan di Indonesia. Di MLR, kita hanya buruh atau karyawan yang dibayar ketika menanam. Di Amway, kita sebagai pemilik kebun yang mendapat hasil ketika kebunnya panen. Saat menanam dan merawat kita masih mengeluarkan uang terus. Tetapi begitu mulai panen, kita akan menikmati terus.
Banyak contoh mereka yang tadinya hanya pemakai. Salah satunya tentu saya sendiri. Sejak 1993 saya di Pacitan sudah memakai produk Amway, meskipun sangat tidak menyukai bisnisnya. Kemudian terputus lama setelah pindah Malang dan Surabaya. Ketika dijebloskan anak ke Amway, awalnya juga hanya berniat untuk menjadi pemakai saja. Tetapi melalui perantaraan seminar inspirasi dan visi, Allah membelokkan jalan hidup saya dengan menjalankan bisnis Amway.
Setelah banyak belajar tentang pikiran bawah sadar dan sebagainya, barulah saya menyadari hubungan antara pemakaian produk dengan keberhasilan menjalankan bisnis Amway.
Pada awalnya kita berpendapat bahwa produk Amway mahal sehingga enggan membeli. Hanya dengan cara membeli kemudian menggunakan kita bisa berubah pikiran dan yakin bahwa produk Amway sebenarnya tidak mahal. Awalnya membeli karena terpaksa, seperti saya dulu karena kasihan kepada isteri staf saya. Setelah itu barulah kita menyadari bahwa produk Amway itu sangat awet karena disamping kemasannya besar, juga jauh lebih pekat karena konsentrat.
Seperti diketahui, komunikasi antar orang, 70% terjadi di bawah sadar dan hanya 30% yang terjadi secara sadar. Pada kondisi kita masih menganggap produk Amway mahal, sebaiknya kita tidak mencari frontline dulu. Karena kita akan menyiarkan vibrasi negatif yang mengatakan: “Produk Amway mahal, jangan beli”. Kecuali kita beruntung, upline kita yang sudah pemakai 100% (sudah memakai 25 produk atau lebih) sedang sangat fokus di grup kita, sehingga vibrasi upline yang diterima frontline kita. Tetapi kejadian itu sangat jarang, biasanya terjadi ketika ada seseorang yang serius dan baru mengembangkan bisnisnya.
Tetapi pada akhirnya, bisnis kita tergantung ke kita sendiri. Kebanyakan orang yang sukses di Amway, upline nya berhenti mengerjakan, sehingga dia terpaksa mandiri.
Jadi, kalau ada yang bertanya tentang: “Bagaimana langkah pertama menjalankan bisnis Amway?”, jawabnya adalah: “Segera dan secepatnya menyukai produknya. Dengan cara belanja dan memakainya!!”.
Jika kemudian bertanya lagi: “Seberapa banyak saya harus belanja?”. Jawabnya: “Sebenarnya terserah, yang jelas berapapun Anda belanja, grup Anda rata rata akan meniru separonya. Jadi kalau Anda menginginkan grup Anda belanja banyak, maka Anda perlu belanja 2x lipat dari yang Anda harapkan grup Anda belanja”. Yang penting adalah melangkah dulu, membeli secara rutin, mengganti produk merek X dengan produk Amway.
Kalau bertanya lagi: “Sampai kapan saya harus belanja banyak?”, jawabnya: “Sampai dibawah Anda ada leader yang meniru belanja sejumlah Anda belanja (menduplikasi)”.
Bisnis Amway sangat bisa diprediksi. Kita tahu persis apa penyebab ketidak berhasilan dan keberhasilan kita. Kita tinggal mau melakukan atau tidak mau melakukan. Itu saja!!
Leave a Reply