Nama : H. IRAWAN SARPINGI
Lahir : Tasikmalaya, Jawa Barat, 13 November 1926
Agama : Islam
Pendidikan : - SD, Singaparna (1939)
- MULO, Bandung (1941)
- SMEA, Bandung (1945)
Karir : - Anggota BKR dan kemudian TKR di Bandung dan Tasikmalaya (1945-1947)
- Direktur Utama Perusahaan Taksi 4848 (1959 -- sekarang)
Kegiatan Lain : - Wakil Ketua Umum DPP Organda (1983 -- sekarang)
Alamat Rumah : Jalan A. Yani I No. A 3, Jakarta Timur Telp: 484800w484822
Alamat Kantor : Perusahaan Taksi 4848 Jalan Kramat Raya 23, Jakarta Pusat Telp: 343833w346933
|
|
H. IRAWAN SARPINGI
Hanya karena ingin naik delman milik ayahnya, Irawan sering membolos dari sekolah. Kesukaannya pada kendaraan sering membuat ayahnya, M. Sarpingi, petani dan pedagang di Singaparna, Tasikmalaya, senewen. Apalagi, di tahun 1930-an itu, ayahnya sudah memiliki truk dan mobil. Malam-malam anak kedua dengan enam saudara itu sering bermain mobil-mobilan bersama kawan-kawannya, dengan mendorong-dorong mobil sungguhan milik sang ayah. Kadang-kadang, karena kehabisan tenaga, mobil itu mereka tinggalkan begitu saja di jalan kampung.
Dua puluhan tahun kemudian, tepatnya 8 April 1959, di Bandung Irawan membuka perusahaan taksi 4848. Dimulai dengan sebuah Chevrolet Suburban seharga Rp 4.500 nama 4848 ia ambil berdasarkan nomor teleponnya di Bandung ketika itu. Ia sendiri menjadi sopir, dibantu karyawannya yang pertama, Hamidin -- belakangan menjadi kepala bengkel perusahaan, ketika armada 4848 sudah meliputi 300-an mobil.
Para sopir 4848 setiap hari mendapat 15% dari jumlah setoran. "Di Indonesia sudah banyak yang pintar, yang membutuhkan pekerjaan juga menumpuk. Yang sulit adalah mencari orang yang terampil, tekun, ulet, jujur, dan sopan. Inilah yang saya tuntut dari sopir-sopir saya," kata Irawan.
Menyenangi lari santai, mengayuh sepeda agro, main bilyar, dan mengangkat halter, Irawan tidak suka rally. Kini ia sedang mengarahkan 4848 ke bidang angkutan pariwisata dan hotel. "Saya mengharapkan pemerintah membangun jalan tol sebanyak- banyaknya," katanya. "Akademi sopir juga perlu, untuk mendidik para sopir mengemudikan kendaraan dengan benar, dan tidak menjadi malaikat maut di jalanan."
Irawan menikah dengan Itta Conshita, dan dikaruniai enam anak. Di rumah, ia juga memelihara sejumlah burung dari berbagai jenis, yang dikumpulkan dalam sebuah sangkar raksasa.
|