A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

I WAYAN SURPHA




Nama :
I WAYAN SURPHA

Lahir :
Denpasar, Bali, 1 Mei 1935

Agama :
Hindu

Pendidikan :
- SR II Satriya, Denpasar (1951) SMP Negeri Denpasar (1951)
- Sekolah Polisi Negara, Sukabumi (1956-1957)
- Pendidikan Lanjutan Brigadir Polisi, Sukabumi (1963-1964)
- Pusdik Secapa Polri, Porong (1980)
- Fakultas Hukum Universitas Udayana (1981-1985)


Karir :
- Pegawai Jawatan Topografi Angkatan Darat (1954-1955)
- Asisten Instruktur Sekolah Polisi Negara, Sukabumi (1957- 1960)
- Anggota Dinas Pengawas Keamanan Negara (DPKN) Jambi (1960- 1963)
- Anggota DPKN Irian Barat (1964-1967)
- Anggota Inteligen Komdak XV/Bali (1967)
- Anggota Badan Pimpinan Harian (BPH) Kabupaten Badung (1969- 1974) Ketua Hindu Dharma Kabupaten Badung (1970-sekarang)
- Sekretaris Jenderal Parisada Hindu Dharma (1974-sekarang)
- Anggota Dewan Penyantun Yayasan Institut Hindu Dharma (1976- sekarang)


Alamat Rumah :
Jalan Dahlia 19, Denpasar, Bali Telp: 26436

Alamat Kantor :
Jalan Ratna -- Tatasan, Denpasar Telp: 24965

 

I WAYAN SURPHA


Pada 1958, I Wayan Surpha masih berpangkat agen polisi ketika ditugasi menjaga seorang tahanan di Sukabumi. Sang tahanan, Buya Hamka (almarhum), suatu hari menasihatinya, "'Nak, celana dan bajumu boleh robek, tetapi jagalah pribadinya jangan sampai cabik." Petuah ulama besar Islam itu tetap dicamkannya hingga kini, walaupun ia sudah menjadi Sekjen Parisada Hindu Dharma Pusat.

Surpha memang merangkak dari bawah. Si bungsu (anak kelima) ini ditinggal mati ibunya ketika masih di kelas I SD. Ayahnya, yang tetap menduda, membesarkan anak-anaknya dari penghasilan sebagai tukang jahit. Surpha sendiri tidak tinggal diam. Ia bukan saja sempat mewarisi keterampilan menjahit, tetapi juga pernah menjadi tukang sepatu, penjaja buku, bahkan sebagai balian (ahli pengobatan tradisional Bali).

Selepas SMP Negeri Denpasar, Surpha masuk Sekolah Polisi Negara (SPN) di Sukabumi, Jawa Barat. Diteruskan dengan berbagai pendidikan kepolisian lainnya, terakhir, 1967, ia menjadi anggota intel Kodak XV Bali, dengan pangkat ajun inspektur. Sejak 1969, selama lima tahun ia menjadi anggota BPH Kabupaten Badung di Bali. Sekjen Parisada Hindu Dharma Pusat dijabatnya sejak 1974, jabatan yang dipangkunya ulang pada 1980.

Bali, sebagai tujuan wisata utama di Indonesia, sempat dikhawatirkan beberapa pihak akan menerima pengaruh negatif dari pendatang, khususnya terhadap nilai-nilai keagamaan penduduknya. Tetapi Surpha tampaknya tidak ikut khawatir, karena keduanya dianggap bisa saling menunjang. "Pariwisata tidak akan memudarkan rasa keagamaan umat. Dan pariwisata bisa berkembang bila agama Hindu tetap hidup di Bali," ujarnya.

Di mata Surpha, yang dalam Kongres 1986 Parisada Hindu Dharma di Denpasar terpilih sebagai Ketua III, melenyapkan kemelaratan dan kebodohan merupakan tujuan utama manusia. "Kita tidak bisa bahagia sendiri," kata pengagum Mahatma Gandhi dan Rabindranath Tagore, pujangga pemenang Hadiah Nobel dari India itu.

Pembaca buku yang rajin ini seorang pengejar ilmu yang tidak kenal letih. Terakhir, 1985, Surpha masih tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Udayana semester kedelapan, yang seperti hendak berlomba dengan anak tertuanya, yang belajar di lembaga pendidikan yang sama dua semester di bawahnya.

Ayah tujuh anak (yang masih hidup lima orang) ini menggemari olah raga bela diri judo, anggar, dan bulu tangkis. Di bidang kesenian, Surpha menyenangi gamelan Bali dan wayang. Bila tibanya saat pensiun, ia berkeinginan menulis buku tentang Bali dan agama Hindu.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


I GUSTI NGURAH OKA DIPUTHERA | I GUSTI NGURAH BAGUS | I GUSTI NGURAH PUTU WIJAYA | I KETUT Gde Widiana | I NYOMAN MOENA | I WAYAN SURPHA | IBNU SUTOWO | IBRAHIM HASAN | IBRAHIM HOSEN | IBRAHIM RISJAD | IBU SOED (Saridjah Niung Bintang Soedibio) | ICUK SUGIARTO | IDA BAGUS MADE | IDA BAGUS MANTRA | IDA BAGUS OKA PUNIAATMAJA | IDHAM | IDHAM CHALID | IDRIS SARDI | IHROMI | IKE SOEPOMO | IMAM MUNANDAR | IMAM ZARKASYI | IMAN CHAERUL UMAM | IMAN EMMANUEL GINTING MALIK (EL MANIK) | IMAN TAUFIK | INDAH BERLIANI SOETOPO | INKE MARIS | IRAVATI M. SUDIARSO | IRENG MAULANA | ISBANDI SOEWARDI | ISKANDAR ALISJAHBANA | ISKANDAR SURYAATMADJA | ISMAIL Saleh | ISMAIL SUNI | ISMED BATARA SIREGAR | ISMID HADAD | IVANNA LIE | IWAN DARMANSJAH | IWAN JAYA AZIS | IWAN STAMBOEL | IZZAC HINDOM | Iwan Suryaputra | I Gede Ardika | Ichlasul Amal | Ignas Kleden


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq