A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

K.H. MUKTI ALI




Nama :
K.H. MUKTI ALI

Lahir :
Cepu, Jawa Tengah, 1923

Agama :
Islam

Pendidikan :
- Pondok Tremas, Pacitan
- Faculty of Devinity & Islamic Studies McGill University, AS
- Gelar Doktor dari Universitas Karachi, Pakistan


Karir :
- Karyawan Jawatan Pendidikan Agama
- Staf di Sekjen Kementerian Agama
- Guru Besar Perbandingan Agama IAIN Sunan Kalijaga
- Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Yogyakarta
- Menteri Agama RI (1971-1978)
- Anggota DPA RI (1978 -- sekarang)
- Guru Besar IAIN Yogyakarta (sekarang)


Karya :
- Agama dan Pembangunan di Indonesia, Biro Humas Departemen Agama, 1972
- Agama, Keluarga Berencana dan Kependudukan, BKKBN, 1974.


Alamat Rumah :
Jalan Prof. Dr. Supomo 2, Jakarta Selatan Telp: 826374

Alamat Kantor :
Jalan Merdeka Utara 17, Jakarta Pusat Telp: 348961

 

K.H. MUKTI ALI


Ketika memimpin Departemen Agama, ia dikenal sebagai menteri yang "lunak", terutama dalam menata kerja ke luar. Tidak tergesa-gesa, pandai menenggang rasa, berdiri di antara beberapa golongan, dan dekat dengan para kiai. Ia mampu mengubah departemennya dari "departemen ideologi" menjadi departemen yang sinkron dengan 'semangat teknokratis', dan dikenal sebagai pencetus istilah "pembangunan manusia Indonesia seutuhnya".

Setelah melepaskan jabatan menteri, ia kembali menekuni dunia pendidikan di Yogyakarta, sejak 1983. Tahun itu juga, seminar Polemologi di Yogya, ia berbicara tentang penyelesaian masalah Palestina. "Jika masalah ini berlarut-larut, negara-negara Arab dan Islam akan rugi," tuturnya. Lantas ia menyarankan agar eksistensi Israel diakui, sebagaimana Israel mengakui berdirinya negara Palestina dalam batas-batas yang disetujui bersama.

Selain itu, ia menganggap perlunya para ahli agama, yang bukan politikus, mengadakan dialog. "Sepuluh orang Islam, dan sepuluh lagi orang Yahudi," ujarnya. "Penyelenggara konsultasi itu, harus pihak ketiga, yakni Dewan Gereja-gereja Sedunia." Hal ini menurut dia, untuk menciptakan suatu perjanjian koeksistensi damai, dan tidak saling menyerang.

Dalam hal ilmu, ia memang bersikap liberal, mengizinkan lahirnya berbagai pikiran tentang agama yang aneh sekalipun. "Asal bisa didebat," katanya, "kan lebih baik berkreasi, walaupun salah, ketimbang mematuhi kesimpulan-kesimpulan yang jumud." Maksudnya: beku.Semasa kecil ia bernama Soedjono. Ketika ia belajar di Pondok Pesantren Tremas, Pacitan, Jawa Timur, salah seorang ustadnya mengatakan, "Soedjono termasuk santri yang cerdas." Di situ ia bukan hanya mendapatkan ilmu, melainkan juga nama baru: Mukti Ali.

Dengan hasil tabungan sendiri, ia berangkat menunaikan ibadat haji ke Mekkah, kemudian bekerja di Kedubes RI Pakistan, sambil belajar di Universitas Karachi, Lahore. Di sana ia meraih gelar doktor untuk ilmu perbandingan agama. Sebelum kembali ke tanah air, ia sempat kuliah di Faculty of Devinity & Islamic Studies, Universitas Mc Gill, Kanada.

Kini, selain menjadi anggota DPA, ia mengajar di Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Hasratnya mencetak sarjana Islam yang ahli tentang Barat, yaitu para oksidentalis. "Lawan dari orientalis," katanya.

Usaha wajib belajar bagi anak usia sekolah, disambutnya dengan penuh perhatian. "Program orangtua asuh, patut dimasyarakatkan," ujarnya. "Menurut agama Islam, hal itu merupakan amal jariyah yang besar nilainya." Namun, ia kurang sependapat dengan sistem panti asuhan. Peninggalan kolonial Belanda ini, menurut dia, mempunyai dampak negatif dan cukup kompleks, tidak mendukung pembinaan seseorang untuk mandiri.

Menggeluti dunia perguruan tinggi, ayah tiga anak ini mengemukakan, pembangunan tanpa perguruan tinggi akan lumpuh. Sebaliknya, perguruan tinggi bisa gulung tikar, jika tidak ditanamkan cita-cita pembangunan. Karena itu, ia mengharap para mahasiswa mampu menjawab tuntutan dan kesertaan dalam setiap program pembangunan.

Berperawakan kecil, rambutnya mulai memutih. Sehari-hari di kalangan mahasiswa, ia dikenal sebagai perokok berantai. Rokoknya, merk Dunhill.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


KAMARDY ARIEF | KARDJONO WIRIOPRAWIRO | KARDONO | KARKONO Partokusumo alias Kamajaya | KARLINA UMAR WIRAHADIKUSUMAH | KARNO BARKAH | KARTINI MULYADI | KASINO HADIWIBOWO | KEMALA MOTIK | K.H. HAMAM JA'FAR | K.H. MOHAMAD ACHMAD SIDDIQ | K.H. MUKTI ALI | K.H. RADEN AS'AD SYAMSULARIFIN | K.H. SHOLEH ISKANDAR | K.H. TOHIR WIJAYA | KHAIDIR ANWAR | KI SOERATMAN | KIAI HAJI ALI MA'SHUM | KOENTJARANINGRAT | KOESNADI HARDJASOEMANTRI | KONTAN PRI BANGUN | KOSASIH PURWANEGARA | KRISHNAHADI S. PRIBADI | KRISTOFORUS Sindhunata | K.R.M. HARIO JONOSEWOJO HANDAJANINGRAT | K.R.T. HARDJONEGORO | KUNTO WIBISONO SISWOMIHARDJO | KUNTOADJI | KUNTOWIJOYO | KURNIA | KUSWATA KARTAWINATA | KWIK KIAN GIE | Kafi Kurnia | Kamiso Handoyo Nitimulyo | Karlina Leksono Supelli | Karni Ilyas | Kartika | Kemal Jufri | Koesparmono Irsan | Krisdayanti | Kurniawan Dwi Yulianto | Kusnanto Anggoro | Kusumo Priyono | Kwik Kian Gie


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq