Nama : MIRA W. (MIRA WIDJAYA)
Lahir : Jakarta, 13 September 1951
Agama : Protestan
Pendidikan : - SD St. Maria Fatima, Jakarta (1963)
- SLP St Maria Fatima, Jakarta (1966)
- SLA Marsudirini, Jakarta (1969)
- Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jakarta (lulus 1979)
Karir : - Karangan pertamanya Benteng Kasih dimuat Femina, 1975
- Hingga 1984 menghasilkan 23 novel pop, beberapa di antaranya telah difilmkan, yaitu Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi
- Kemilau Kemuning Senja
- Ketika Cinta Harus Memilih
Kegiatan Lain : - Kepala Balai Pengobatan Universitas Prof. Dr. Moestopo (1984-sekarang) dan praktek dokter
Alamat Rumah : Jalan Kayu Putih Selatan II D/18, Pulomas, Jakarta Timur Telp: 486045
Alamat Kantor : Universitas Prof. Dr. Moestopo Jalan Hang Lekir I/8 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp: 770269 Praktek Jalan Jatinegara Barat I/23, Jakarta Timur Telp: 817600
|
|
MIRA W. (MIRA WIDJAYA)
Ruang prakteknya di Jalan Jatinegara I, Jakarta Timur, memang bukan ruang kerja seorang pengarang: tempat tidur berseprei putih, tempat cuci tangan, dan lemari obat. "Menulis adalah hobi saya," kata Mira W. "Sedangkan menjadi dokter, ya, barangkali sudah panggilan jiwa."
Lahir di Jakarta sebagai Mira Widjaja, dokter lulusan FK Usakti (1979) -- dan lulus ujian negeri pada 1980 -- itu hingga 1984 sudah menghasilkan 23 buku. Meliputi dari 19 novel, tiga kumpulan cerita pendek, dan sebuah kumpulan puisi. Yang terlaris, Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi, mencapai oplah 10.000, dan mengalami lima kali cetak ulang.
Sejumlah karyanya sudah difilmkan: Kemilau Kemuning Senja, Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi, Ketika Cinta Harus Memilih, Permainan Bulan Desember, Dari Jendela SMP, dan Tak Kupersembahkan Keranda Bagimu. Berapa ia dibayar? "Itu rahasia perusahaan," ujar wanita mungil berpenampilan sederhana ini. Ia tidak bersedia menulis skenario atau terjun ke film, walaupun ia dari keluarga film. Ayahnya, Othiel Widjaja, dulu produser Cendrawasih Film.
Mira mengakui karyanya tidak mendalam. "Saya masih dalam belajar," katanya merendah. Antara lain, dengan membaca karya- karya Nh. Dini, Marga T., J.B. Mangunwijaya, Agatha Christie, Pearl S. Buck, dan Harold Robbins. Karena berasal dari lingkungan yang sama, kedokteran, Mira yang bungsu dari lima bersaudara ini merasa karyanya dekat dengan karya Marga T.
Ia mengaku mulai menulis sejak kecil, dan karangan pertamanya, Benteng Kasih, dimuat di majalah Femina, 1975, dengan honor Rp 3.500. Pengarang yang populer di kalangan remaja ini memakai bahasa yang komunikatif, bahkan dalam dialog banyak menggunakan bahasa prokem.
Mira sudah melanglang di lima benua, dengan honor tulisannya. Praktek dokter dibukanya petang hari, sedangkan pagi ia bertugas sebagai Ketua Balai Pengobatan Universitas Prof. Dr. Moestopo, Jakarta. Penggemar film silat, musik Paul Mauriat, dan olah raga catur ini belum menemukan pasangan yang cocok untuk menikah.
|