Nama : MOHAMAD SANUSI HARDJADINATA
Lahir : Garut, Jawa Barat, 24 Juni 1914
Agama : Islam
Pendidikan : - HIS, Garut (1930)
- HIK Onderbouw, Bandung (1936)
Karir : - Guru HIS Muhammadiyah/HIS Muara Dua/HIS Pasundan (1936- 1942)
- Anggota Dewan Pemuda Priangan (1945-1947)
- Ketua PNI Cabang Garut (1947)
- Wakil Residen (1947-1948), kemudian Residen Priangan (1950- 1951)
- Pegawai Tinggi Kementerian Dalam Negeri Yogyakarta (1948)
- Pegawai Tinggi Residen Madiun (1948-1949)
- Gubernur Jawa Barat (1951-1957)
- Mendagri (1957-1959)
- Dubes RI untuk RPA (1960-1964)
- Rektor Unpad (1964-1966)
- Menteri Utama Bidang Industri dan Pembangunan (1966-1967)
- Menteri P & K (1967-1968)
- Pegawai Tinggi Depdagri (1968-1970)
- Anggota DPA (1975-1978)
- Ketua Umum PDI (1975-1980)
- Ketua YLKB
Kegiatan Lain : - Wakil Ketua Badan Penyelenggara RS Rajawali (1978-1985)
Alamat Rumah : Jalan Setiabudi 78, Bandung Telp: 829344
|
|
MOHAMAD SANUSI HARDJADINATA
Sebelum turun dari panggung politik, posisi terakhir Sanusi Hardjadinata adalah Ketua PDI. Ia mengundurkan diri sebagai ketua pada Oktober 1980, dua bulan sebelum Kongres II PDI -- ketika kemelut sedang melilit parpol hasil fusi itu. Mengenai keruwetan berfusi yang ikut mengobarkan kemelut itu, "Fusi bisa saja dilakukan, tapi biarlah tumbuh dari bawah," kata Sanusi.
Menurut dia, pembentukan partai dari atas tidak mungkin menjadikan PDI partai yang sungguh-sungguh dapat membela dan memperjuangkan kepentingan rakyat. "Partai serupa itu akan tetap menjadi partai kerdil, atau partai golongan elite tertentu," katanya. "Kalau tidak berubah, PDI tidak akan mengakar dengan massa."
Sanusi memang kecewa. Sikapnya pun, kemudian, menjadi jelas. Bergabung dalam Yayasan Lembaga Kesadaran Berkonstitusi yang kemudian diketuainya, ia menulis dalam buku Selamatkan Demokrasi Berdasarkan Jiwa Proklamasi dan UUD 1945, 1984, antara lain: ". hendaknya pemerintah menyadari, pembangunan politik dan pendidikan politik merupakan hal yang tidak mudah. Itulah sebabnya kita mengharapkan agar pemerintah tidak akan tergesa-gesa memaksakan keinginannya yang sekiranya akan menimbulkan keresahan masyarakat .."
Sanusi anak ketiga dari empat bersaudara. Ayahnya, R.H. Wirantadijaya, dahulu lurah di sebuah desa di Jawa Barat. Karier Sanusi dalam politik dan pemerintahan mulai tampak cerah ketika ia menjadi Wakil Residen Priangan (1947), Ketua Partai Nasional Indonesia Cabang Garut (1947), dan membantu Residen Madiun dalam memulihkan pemerintahan sipil akibat pemberontakan PKI-Muso (1948-1949).
Pada awal kebangkitan Orde Baru, dalam jabatannya sebagai rektor, Sanusi memproklamasikan perubahan nama Universitas Padjadjaran yang dipimpinnya menjadi Universitas Padjadjaran Berjuang.
Tidak lama kemudian, ia menduduki posisi Menteri Utama Bidang Industri dan Pembangunan (1966-1967), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1967-1968), dan terakhir Anggota Dewan Pertimbangan Agung (1975-1978).
Menikah dengan R. Iin Sofiah, 22 Mei 1938, ia ayah delapan anak -- semuanya perempuan. Olah raga yang dilakukannya, sampai belakangan ini, adalah lari santai.
|