Nama : MUHAMAD ZAMRONI
Lahir : Jepara, Jawa Tengah, 10 Agustus 1935
Agama : Islam
Pendidikan : - SD Muhammadiyah, Kudus (1948)
- SMPN, Kudus (1951)
- SGHA, Yogyakarta (1955)
- IAIN Jurusan Pendidikan, Jakarta (1969)
- Pesantren Bale Tengahan Kudus
- Pesantren Jamsaren, Solo
- Madrasah Tsanawiyah, Aliyah di Kudus dan Solo
Karir : - Guru Ilmu Pasti, Agama, dan Olah Raga PGAN, Magelang (1955-1958)
- Asisten Sastra Arab IAIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Jakarta (1963-1965)
- Penata Madya Pegawai Departemen Agama (1965-1967)
- Anggota DPR-GR/MPRS, Fraksi Karya Pembangunan (1967-1970)
- Anggota DPR/MPR, Fraksi Persatuan Pembangunan (1971-sekarang)
- Terakhir sebagai Wakil Ketua Komisi X
- Ketua DPP PPP (1984-sekarang)
Alamat Rumah : Jalan Burung Merak IV/26 Bintaro Jaya, Jakarta Selatan Telp: 730021
Alamat Kantor : DPR/MPR-RI Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat Telp: 5801485
|
|
MUHAMAD ZAMRONI
Zamroni sedang di pembaringan di RSCM Jakarta, ketika beberapa temannya tergopoh-gopoh datang menemuinya. "Insiden pasti terjadi," kata salah seorang. "Antara ABRI dan ribuan massa," tukas temannya yang lain. Saat itu, pada suatu babak dari periode yang gemuruh menjelang pergantian Orde Lama ke Orde Baru, di Lapangan Pancasila, Jakarta, massa tampaknya berkeras hendak merobek-robek gambar Soekarno -- yang masih Presiden RI.
Tanpa menghiraukan rasa sakit, dengan dipapah beberapa temannya, Zamroni datang ke lapangan itu. "Demonstrasi bukan emosi, melainkan pernyataan menuntut pelaksanaan Amanat Penderitaan Rakyat," katanya di depan massa. Ia menandaskan, persoalan tidak akan selesai dengan merobek gambar. "Massa aksi akhirnya dapat saya kendalikan, insiden pun tidak terjadi," tutur Zamroni.
Ia sudah "berlatih" berpidato dan mempelajari teknik menguasai massa, sejak masih di pesantren, dibimbing terutama oleh Hamid, seorang di antara gurunya. Di sini pula Zamroni -- anak bungsu dari sebelas bersaudara Syarkawi, seorang pedagang palawija dan tembakau -- belajar berorganisasi.
"Cita-cita saya sebenarnya menjadi ahli teknik," katanya. "Tetapi, tidak ada biaya. Maka, setelah lulus SMP, saya memilih sekolah yang ada beasiswanya." Ia masuki Sekolah Guru dan Hakim Agama (SGHA) di Yogya. Berarti ia harus meninggalkan Jepara, Jawa Tengah, kota asalnya, tempat ia di masa kecil dipanggil dengan nama Pairan.
Di Yogya, ia -- yang ketika di SMP, di Kudus, sudah aktif dalam Pelajar Islam Indonesia (PII) -- lantas menjadi anggota Pandu Ansor. Bahkan kemudian terpilih sebagai wakil sekretaris jenderal Pucuk Pimpinan Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (PPIPNU).
Zamroni sempat bekerja menjadi guru PGA Negeri di Magelang, sebelum akhirnya pindah ke Jakarta. Kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah, Jurusan Pendidikan, tokoh PMII ini terpilih sebagai salah seorang Ketua Presidium KAMI Pusat pada awal Orde Baru.
Menikah dengan Siti Muzena, 1956, ia ayah tiga anak. Olah raganya lari santai, naik sepeda, main bilyar, renang, dan tenis meja.
|