Apostasy dan Radikalisme Agama - Komentar - JIL Edisi Indonesia
Halaman Muka
Up

 

Kolom
30/03/2010

Apostasy dan Radikalisme Agama

Oleh Sumanto Al Qurtuby

Ilustrasi di atas memberi pelajaran berharga buat umat Islam, khususnya kelompok Muslim militan-konservatif yang selama ini getol “berdakwah” dengan cara-cara kekerasan. Perilaku brutal dan aksi-aksi kekerasan yang mereka lakukan tidak hanya menyebabkan simpati publik terhadap kaum Muslim merosot, atau melorotnya tingkat kepercayaan publik terhadap Islam sebagai agama damai, toleran-pluralis, dan “rahmatan lil alamin”, tetapi lebih dari itu tindakan konyol kaum radikal agama ini telah menyebabkan pemurtadan sebagian umat Islam itu sendiri. 

30/03/2010 15:44 #

« Kembali ke Artikel

Komentar

Komentar Masuk (20)

(Tampil semua komentar, ascending. 20 komentar per halaman)

Halaman 1 dari 1 halaman

pada umumnya gerakan radikalisme agama merupakan gerakan yang diakibat oleh pemeluk suatu agama akan hilangnya kemurnian dari agamanya. namun dalam perkembangannya saat keinginan untuk memurnikan agama terlalu kuat ternyata yang timbul adalah sebuah perasaan yang selalu merasa benar dan tak pernah salah sehingga mereka menggolongkan diri mereka sebagai aliran atau orang yang benar. bagi orang yang seperti ini suatu hukum berlaku mutlak adanya dan kebenaran hanya milik hukum yang sesuai dengan kepribadian maupun logika mereka sehingga orang yang melanggar ataupun meolak maupun tidak sesuai dengan pola pikir mereka adalah orang murtad.
jadi jika kita tinjau dari pendekatan ini maka dapat diketahui bahwa penyebutan murtad yang terjadi dimasyarakat bukan lah sebuah pemurtadan yang benar -benar muratad menurut tuhan.. karena sebagai mana yang terdapat dalam annaba’ “ tentang apakah mereka bertanya-tanya? tentang suatu permasalahan besar . yang mereka perselisihkan. sekali-kali tidak kelak mereka akan mengetahui. kemudian sekali-kali tidak kelak mereka akan mengetahui.” bahwa kebenaran maupun kemurtadan hanya milik allah bukan milik manusia dan hanya allah yang tahu.

menurutku jika kita murtad demi mencari allah mungkin tuhan akan mengzinkan kok....

#1. Dikirim oleh bentogod  pada  30/03   06:43 PM

Sangat disayangkan memang, ISLAM menjadi “salah” dalam pemahaman yang demikian, dan sulit dimengerti bahwa Islam muncul dengan wajah yang agressif (jauh ) dan otoriter di negara-negara yang bahkan berlabel islam. dapat kita amati bahwa Agama tertentu; kristen, katolik dll, malah bisa tumbuh subur dinegara-negara yang notabene tidak berlebel agama tersebut. kenapa kita tidak segera menyadari hal ini....? Menjadikan ISLAM yang toleran, santun, dan dinamis, dalam masyarakat adalah tanggung jawab kita makhluk beragama sebagaimana tujuan Agama itu sendiri.

#2. Dikirim oleh nasrullah  pada  31/03   12:22 PM

Hanya orang2 yg tdk menggunakan akal yg mau keluar dari islam.
Jangan pernah menyamakan orang2 islam dgn substansi ajaran islam (perspektif yg objektif bukan subjektif).

#3. Dikirim oleh Hedi  pada  31/03   12:44 PM

Saya setuju dengan komentar Hedi. Saya juga heran dengan orang-orang yang dijadikan contoh dalam artikel tersebut, katanya mereka sebelumnya adalah orang yang saleh, punya kecerdasan intelektual, namun tidak bisa membedakan mana ajaran Islam dan mana tindakan penganut Islam. Kalau mereka memang aktivis dan saleh, harusnya mereka berjuang agar agama Islam yang cinta damai ini lebih dikenal daripada ‘agama Islam’ yang haus darah, bukannya malah berpindah keimanan. Jadi selama ini kesalehan mereka adalah kesalehan palsu.

#4. Dikirim oleh Fahmi  pada  31/03   03:39 PM

nama2 orang “Murtadiin” yang disebutkan Bung Sumanto tsb diatas memang orang2 yang tidak pantas bersama golongan kaum muslimin, Islam telah melakukan seleksi alam, siapa2 orang yang memang benar2 pantas menyandang predikat Muslim dan siapa yang tidak pantas.

#5. Dikirim oleh Acmellouddine  pada  31/03   04:47 PM

Pergumulan yang begitu panjang sejarah kekalahan ummat Islam di zaman global ini, telah membutakan hati sebagian ummat Islam (kaum radikalnya). Hatinya dipenuhi dendam kesumat, terutama terhadap bangsa barat dan peradaban sekular yang diusungnya. Mereka mau kembalikan kehidupan ini seperti pada saat zaman Nabi dulu dengan segala budayanya. Pada hal kita tahu tak ada peradaban yang perkembangannya lepas dari masa lalunya. Kejayaan barat tak lepas dari kesalahan bangsa Islam ketika itu. Kalau ummat Islam Indonesia pingin bangkit untuk membangun perdaban belajarlah dari bangsa barat, dan jauhi budaya arab dengan segala ketidakberadabannya

#6. Dikirim oleh Abdurrahman Chudlori  pada  04/04   12:10 PM

Saat Islam masuk Indonesia...agama penduduk lokal saat itu Budha,Hindu dan Animisme… Mengapa mereka tertarik pindah agama Islam...?  Saya yaqin karena umat Islam saat itu berbudi luhur. Jadi seharusnya umat Islam sekarang ini menjadi orang terbaik disekitarnya...bukan hanya ngaku ngaku Islam is The Best.

#7. Dikirim oleh akmal  pada  04/04   10:13 PM

Yang mengherankan adalah komentar orang-orang terhadap pelaku konversi. Ada yang bilang ia “tak punya akal”, ada yang bilang “murtad”, malah ada yang mengancam karena “darahnya halal”. Sebetulnya, alasannya cuma satu: para komentator ini jengkel, sakit hati, terhina, dan sejenisnya.

Pertanyaannya, kenapa mesti jengkel, sakit hati, atau terhina? Coba lihat fakta ini. Si A beragama X konversi ke agama Y yang di anut si B. Apa kata B? “Selamat datang. Anda sudah mendapat hidayahNya”. Apa kata C teman si A yang masih beragama X? “Anda murtad! Anda laik dibunuh!”

Lalu bagaimana kalau si B konversi ke agama X? Kata si C yang beragama X, “Selamat datang. Anda mendapat hidayah?” Apa kata si D yang masih menganut Y? “Anda murtad! Darah Anda halal!”

Lihatlah, soal murtad atau dapat hidayah cuma soal sudut pandang dari mana kita mengomentarinya. Rasa sakit hati, jengkel, atau terhina yang kemudian diekspresikan dengan segala ungkapan (termasuk “mengkritisi” latar belakang para murtadin) sebetulnya cuma kepicikan semata; kekerdilan karena tak percaya diri.

Kalau Anda keluar dari tempurung itu barang sedetik, Anda bakal tahu, murtad atau hidaya cuma kosa kata yang ditukarpindahkan dari ruang X ke ruang Y.

Jadi, buat para komentator yang bernafsu mau marah, buang kepicikan ketika kita melihat fenomena konversi. Itu biasa, Bung. Hidup adalah memilih. Memilih tentu punya konsekuensi, positif juga negatif.

#8. Dikirim oleh Trunoyoso  pada  05/04   06:18 PM

saya lebih suka bicara fakta saja. Mari kita lihat kembali tayangan televisi, mereka menyebut dirinya pelindung umat, agama yang membawa rahmat, tapi ketika kelakuan mereka tidak menunjukkan hal tersebut. apa komentar anda. Ketika membakar mobil ... Allahhu Akbar. Ketika menghajar orang ... Allhu Akbar. Ketika membunuh orang yang tak tahu apa-apa ... Allahu Akbar. Bagaimana bisa itu dijadikan contoh pelindung umat ???

#9. Dikirim oleh punakawan  pada  06/04   08:52 AM

saya setuju dengan saudara Hedi dan Fahmi. jika nama-nama yang disebut murtadin yg dulu taat dan saleh, seharusnya sangat memahami dalam kehidupan ini pasti menghadapi ujian keimanan dari sang Kholiq. naudzubillaahimindzalik, semoga kita tergolong kaum yang senantiasa mendapatkan hidayah dari Allah.

#10. Dikirim oleh Yusuf Al Hakim  pada  07/04   04:35 PM

Sebaik-baiknya ajakan dan dakwah adalah ajakan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Tanpa sadar setiap Individu dan kelompok Islam di Indonesia selalu merasa benar, tanpa melaksanakan keteladanan Rasulullah. Bagaimana mungkin Kelompok FPI yang jelas Islam akan sukses berdakwah apabila ia membenci Kelompok JIL yang Islam juga, begitu pula sebaliknya, JIL tidak akan dipercaya oleh Masyarakat dunia sekalipun, kalau terus menerus menghujat kelompok semacam FPI itu. semangat Islam Rahmatan Lil’ aalamin, harus ditunjukan terlebih dahulu dengan saling menyayangi sesama Ummat Islam sendiri. Islam bersatulah !!

#11. Dikirim oleh Wahyudin Syafe'i  pada  09/04   08:33 AM

Kenapa ya.. hapir semua agama menampilkan kekerasan dan pertupahan darah, masih ingat kita pembataian di Bosnia, India, Palestina jadi bukan islam saja yang keras, yang lain juga sama. Kalo agama budha saya belum pernah lihat ada pertumpahan darah

#12. Dikirim oleh nui  pada  15/04   03:38 PM

Saya lupa nama seorang dosen universitas di Malang yang menjadi narasumber peringatan Maulid Nabi sw. Katanya ada seorang warga Inggris yang bersahadat setelah lama mempeilajari Islam. Setelah “resmi” menjadi seorang Islam, dia melakukan kunjungan muhibah ke sejumlah negara Islam. Sepulang dari kunjungannya itu dia ditanya orang apa yang dia peroleh dalam kunjungan itu. Dengan sedih dia mengatakan bahwa dia bersyukur berkunjung ke negara-negara Islam setelah dia disahadatkan yang jika sebaliknya, menurut dia, dia selamanya tidak akan jadi seorang Islam karena sangat sedikit yang dia lihat praktek Islam di negara-negara yang dia kunjungi yang dapat menggugah hatinya untuk berpikir untuk menganut agama Islam. Contoh lokal baru saja terjadi di Nagroe Aceh Darussalam. Sepasang manusia yang kedapatan berzina telah diarak mengelilingi kampung dalam keadaan bugil. Seharusnya, para pengarak itu mempraktekkan An-Nisaak 16, dengan menanyai apakah mereka mau bertobat, yang jika lidahnya mengatakan “ya” terbebaslah para pengarah untuk menzalimi sesama mahluk Allah karena ayat tersebut menyuruh orang yang percaya kepada Allah dan mengaku Muhammad sw sebagai utusan Allah untuk berpaling dari keduanya. Sayang memang, menjalankan ayat yang satu dilakukan dengan mengangkangi ayat yang lain untuk menunjukkan pekerkasaannya membela Islam.

#13. Dikirim oleh zulkifli harahap  pada  17/04   06:56 AM

To : nui di 12

Kalau mau tahu Budha yang keras ... Lihat saja di Thailand dan Myanmar ... Kedua negara ini sering berantem. U- Thailand ... Jangan lupakan kasus Pattani ... Yang ada di Thailand Selatan. Myanmar dengan suku Karen-nya ... Kalau soal kekerasan ... Itu memang watak manusianya ... Bukan hanya ISLAM, KRISTEN, YAHUDI, HINDU, BUDHA dsb pada suka pertumpahan darah ... Karena ada faktor SETAN atau IBLIS ... Yang memang menghendaki KEKISRUHAN, PEMBUNUHAN dsb, karena dengan TINDAKAN itu ... mudah u- masuk neraka ...

#14. Dikirim oleh HP  pada  19/04   02:31 PM

ada orang yang murtad karena goncangan psikologis. mungkin inilah yang dialami oleh para murtadin tadi. ada juga orang yang sholeh karena goncangan psikologis. mungkin inilah yang dialami oleh orang-orang yang betul-betul memeluk Islam karena hidayah. ada orang yang karena goncangan psikologis karena melihat masyarakat yang tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam pemikirannya, lalau berusaha untuk menjadikan masyarakat itu sesuai dengan konsep yang diidealkannya itu. contohnya ya seperti orang2 Islam yang radikal. bayangan mereka mungkin di jaman Rasululullah SAW tidak ada yang namanya maksiat, tidak ada yang namanya zinah, dan sebagainya. padahal, kalau dibaca dalam sejarah, pada saat itu lebih banyak yang bukan muslim ketimbang muslim. harusnya mereka sabar dan berdakwah dengan cara-cara yang amar ma’ruf nahi munkar, dan bukan dengan amar ma’ruf dengan kekerasan. percaya deh, gak akan ada orang yang menjadi penganut Islam kaffah jika diancam, dizalimi, dan cara kekerasan lainnya. ingat, tugas kita, bahkan rasul sekalipun, hanya menyampaikan. masalah hidayah, adalah urusan Allah SWT. Nabi Nuh saja yang dakwahnya ratusan tahun hanya dapat bebepara puluh pengikut saja (katanya hanya 40 orang). jadi, hentikan cara kekerasan dalam berdakwah, apapun alasannya.

#15. Dikirim oleh muhammad hakim  pada  20/04   02:30 AM

kekerasan sesekali perlu digunakan jika kita diinfasi oleh serbuan kerusakan. Tentu, opsi ini sepenuhnya ada ditangan yg berwenang. tapi bgm kalau pihak berwenang pasif terhadap serbuan kekerasan.kekerasan yg selalu disematkan kepada kaum “radikal” -sesungguhnya-adalah reaksi dari sikap pasif pihak2 yg semestinya mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku kemaksiatan. ANDAI pemerintah beserta pihak2 terkait mengambil tindakan tegas atas para pelaku penyimpangan, maka aksi2 “brutal” semisal FPI dan beberapa komponen ummat yg tertuduh radikal,tidak perlu terjadi.kekuatan aqidah da morallah yg merupakan benteng utama kekuatan bangsa besar yg bernama Indonesia…

#16. Dikirim oleh teguh  pada  22/04   09:02 AM

Saya termasuk murtadin yang sangat kecewa melihat perilaku muslim. Kelihatannya Islam tidak membawa manfaat apa-apa bagi manusia,padahal mengklaim sebagai agama sempurna untuk segala jaman n untuk segala umat.

Secara umum, agama apapun di jaman ini hanya membawa perpecahan dan penyempitan pemikiran saja.

Umat islam sangat terbelakang dalam segi ekonomi, teknologi dan politik. Secara moral/budi pekerti pun, tidak ada dampaknya. Banyak yg sholat, dzikir, naik haji puluhan kali, korupsinya jalan terus. Nipunya jalan terus. Departemen apa yg paling banyak korupsinya?

Umat islam rendah diri, mudah marah, mudah diprovokasi, dan mudah dibodohi. Diberi gambar hoax batu melayang, bintang2, kabah, or foto2 lain hasil rekayasa photoshop, mereka langsung memuji2 tuhannya. Karena desperate, mereka mudah saja mengklaim penemuan2 dan kemajuan2 dunia sebagai kontribusi islam.

Semuanya itu karena dalam islam umatnya harus patuh dan taat pada aturan2 yang mempersempit pemikiran. Sementara seluruh dunia berusaha ‘thinking out of the box’,umat islam harus ‘thinking inside a very small box’. tidak heran.

Sudah saatnya teman2 berpikir ulang. apakah manusia sedemikian bodohnya di mata tuhan sehingga harus diatur- atur secara buta? melakukan hal- hal yang samasekali tidak produktif hanya dalam rangka membuktikan kesetiaan?

apakah tuhan sedemikian kejamnya untuk menyiksa orang2 yg tidak percaya dineraka abadi? Kita saja kalau punya anak nakal tidak akan menyiksanya bukan? padahal tuhan mengklaim maha pengasih n penyayang.

Tinggalkan semua kebodohan itu. hiduplah dalam pencerahan, bebas dari rasa takut, bebas dari rasa segregasi, bebas berpikir, menuju masa depan yg lebih cerah.

#17. Dikirim oleh Murtadin  pada  30/04   10:38 AM

Mas Murtadin ... Yang anda PANDANG itu ISLAM-NYA ? Atau MUSLIMnya ? Sepertinya anda membuat kesimpulan berdasarkan TINGKAH LAKU MUSLIM-nya dan bukan melihat ISLAMNYA ? Sejujurnya kalau melihat tingkah laku MUSLIM ... Banyak hal-hal dasar yang dilanggar. Contoh kecil soal timbangan apabila mereka berjual beli ... ? Shalat sich shalat ... Tapi soal timbangan ... He ... He ... He ... Tetap saja NYATUT. Padahal BUKU PEGANGANNYA --Al-QUR’AN-- MELARANG BEGITU KERASNYA praktek-praktek pencatutan dalam menimbang ... U- contoh yang lain ... Begitu banyaknya ... Tapi saat membaca Al QUR’AN ... ? WOW ... Begitu SANTUN, KRITIS dan MENGGUGAHNYA ... TANTANGAN-TANTANGAN yang dikemukakan agar seseorang mau MENGGUNAKAN PIKIRANNYA ? Ternyata BEDA sekali ya ... MUSLIM --di negara developing countries-- dengan ISLAMNYA ? Ada apakah ini ?

#18. Dikirim oleh HP  pada  30/04   04:35 PM

Mbak HP… Bukankah agama terdiri atas ajaran dan ummatnya? Itu tidak dapat dipisahkan. Perilaku ummat adalah hasil/ produk dari ajarannya. Tidak dapat berkelit dengan menyalahkan ummat. Sebelum murtad, saya berulang- ulang baca al quran, tapi tetap tidak masuk akal saya. Klaim- klaimnya tidak terbukti, bahkan bertentangan dengan fakta2 saat ini. Maaf gak usah minta saya menyebut satu per satu… terlalu banyak. Bagaimana mungkin mbak HP dengan mudah menyalahkan ummat islam sendiri? Mereka hanyalah korban- korban dogma sempit. Karena memang itulah yang diajarkan islam. banyak sholat, sementara etika prioritas nomor sekian.Sebagai wanita mbak juga dapat merasakan ketidakadilan ajaran islam terhadap wanita. sungguh kasihan sesama wanita yang mendapat hak waris lebih kecil, hak suara lebih kecil, dst...al quran itu mbak… satu huruf penjelasannya satu halaman. jadi 90% isinya ya opini si penulis penjelasan itu. dan penjelasan dapat dimanipulasi seenaknya.

#19. Dikirim oleh Murtadin  pada  03/05   02:18 PM

To : Murtadin di 19
Anda baca Al QUR’AN ... Menolak Saya juga baca Al QUR’AN ... Menerima ... Yang kita baca sama ... Yaitu Al QUR’AN ... Kenapa RESPONSE-nya BERBEDA ya ?
Apakah karena MINDSETNYA BERBEDA ... Maka RESPONSE-NYA BERBEDA ? Terus dikatakan ... Meskipun membaca berulang kali Al QUR’AN ... Tetap TIDAK MASUK AKAL ... SAYANGNYA ... Nggak boleh minta menyebut satu per satu yang NGGAK MASUK AKAL itu ? Kenapa ya ? Langsung DEFENCE MECHANISM yang MUNCUL ? Bukannya mengajak u- dialog ? Langsung MENUTUP DIRI ? Pertanyaannya ADA APA ya ?

#20. Dikirim oleh HP  pada  11/05   10:52 AM
Halaman 1 dari 1 halaman

comments powered by Disqus


Arsip Jaringan Islam Liberal ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq