Islam and Secularism
Halaman Muka
Up

 

Diskusi
07/01/2003

Islam and Secularism

Oleh Redaksi

Semenjak undangan diskusi terbuka yang diselenggarakan Jaringan Islam Liberal bertajuk “Islam and Secularism” dimuat Harian Kompas pada hari Kamis, 2 Januari 2003, telepon kantor tak berhenti berdering. Handpone personel JIL juga disibukkan oleh pelbagai pertanyaan dari orang-orang yang berminat menghadiri acara yang diselenggarakan di markas JIL, Teater Utan Kayu, Jl. Utan Kayu. No. 68 H Jakarta Timur.

07/01/2003 08:05 #

« Kembali ke Artikel

Komentar

Komentar Masuk (2)

(Tampil semua komentar, ascending. 20 komentar per halaman)

Halaman 1 dari 1 halaman

Salam

Begitu luar biasanya manusia dalam menafsirkan ayat-ayat Allah sepanjang kurun 14 abad terakhir ini. Memang Allah telah meberikan akal pada manusia untuk berpikir, namun bukanlah untuk mengakali semua itu. Kalau Islam dikait-kaitkan dengan sekularisme atau sejarah telah menunjukan bahwa islam itu bernuasa sekuler, sebaiknya nara sumber kembali membaca, menghayati, dan memahami sejarah Islam yang sebenarnya dengan sumber Suni maupun Syiah (karena Islam terpecah menjadi dua aliran besar). setelah itu baru kemudian dekatkan dengan khasanah tasaufnya (filasafat), jangan disambung-sambungkan atau jangan diakal-akali. Allah telah berseru ingatlah Aku (bukan nama) namun jangan kau pikirkan zat-Ku.

Mari kita rujuk ulang kembali seperti apa sebenarnya Islam itu, jangan kita beriman seperti Yazid atau bapaknya. Terlalu banyak kepentingan orang Islam sekarang ini, sampai-sampai memperdagangkan agama di pentas politik. Ingat mas akan kematian. Sekali kita mati dalam vonis kesesatan, maka selamanya akan sesat. Jangan sesekali berpikir untuk bisa bertaubat di alam sana.

#1. Dikirim oleh M. Andi Hartanto  pada  16/01   08:01 AM

Kita bicarkan saja konteks indonesia. Kita sepakat sebagai ummat yang beragama berarti seluruh tingkah laku kita paling tidak nggak lepas dari amal perbuatan. Yang cilakanya adalah, terminologi sekularisme dianalogikan seolah-olah urusan dunia nggak ada sangkut pautnya dengan urusan akhirat. Gunia ya dunia, agama ya agama. Itukan cara pandang orang kafir.

Kita menerima Islam secara utuh dalam pengamalan sehari harinya. Hanya lantaran sekularisme, kita oke-oke saja terhadap kebiadaban yang terjadi di negara kita. Belum lagi partai-partai yang berpaham nasional seperti melegalisir sekularisme. Dengan cueknya, hukum yang disepakati diinjak-injak atawa dijualbelikan. Inikan kelakuan kafiran dan seolah-olah orang kalo berbicara yang Islami dianggap fundamental. lha? Kalo Islam fundamental mereka artinya boleh memutarbalikkan hukum, kesimpulannya sekuler artinya kafir wal jahiliyah. Artinya kita jadi tolol lagi, karena mengiyakan pembodohan. Dan Islam liberty juga salah satu gank yang hanya mencari jalan buntu dan tidak pernah mengingatkan pemerintah secara keras bahwa mereka sudah terjebak dengan kekafiran.
-----

#2. Dikirim oleh lyulka  pada  24/02   08:02 PM
Halaman 1 dari 1 halaman

comments powered by Disqus


Arsip Jaringan Islam Liberal ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq