Kapan Muhammad SAW Lahir? - Komentar - JIL Edisi Indonesia
Halaman Muka
Up

 

Editorial
10/03/2009

Kapan Muhammad SAW Lahir?

Oleh Abd. Moqsith Ghazali

Begitu tinggi kedudukan Muhammad di hadapan umat Islam, maka momen-momen penting dalam kehidupannya selalu dikenang, dirayakan, dan diperingati. Mulai dari kelahirannya, pengangkatannya sebagai nabi, pendakian spiritualnya yang tak tepermanai berupa isra’-mi`raj hingga migrasinya dari Mekah ke Madinah. Berbeda dengan kematian yang merupakan pertanda kesementaraan manusia dan juga keterbatasan seorang nabi, maka kelahiran Nabi Muhammad dianggap sebagai pertanda kehidupan baru, perubahan sosial.

10/03/2009 15:40 #

« Kembali ke Artikel

Komentar

Komentar Masuk (39)

(Tampil semua komentar, ascending. 20 komentar per halaman)

Halaman 1 dari 2 halaman 1 2 >

“Namun, karena di Indonesia sudah mentradisi, secara sosio-kultural saya tetap perlu mengucapkan selamat memperingati Maulid Nabi Muhammad 12 Rabiul Awal 1430 H.”

MEMPERINGATI HARI KELAHIRAN RASULULLAH SAW ADALAH BID’AH, DAN MEMBERI UCAPAN SELAMAT ATAU BENTUK PERAYAAN LAINNYA ADALAH KEBIASAAN KAUM KAFIR !!

INGAT SEMUA BID’AH ADALAH SESAT DAN SEMUA YANG SESAT TEMPATNYA DI NERAKA !!!!

#1. Dikirim oleh Hamba Allah  pada  10/03   06:43 PM

Happy Birthday to Our Prophet; Muhammad Saw

#2. Dikirim oleh Ade Maulana Dliya  pada  11/03   06:43 AM

juga ikut mengucapkan slmt meperingati maulid Nabi Muhammad saw. Semoga kita dpt menjadikan beliau sbg teladan

#3. Dikirim oleh geboi  pada  11/03   09:19 AM

memang tidak perlu dirayakan kok mas Moqsith...apalagi menghormati beliau saw dengan rusuh rebutan berkah makanan…

#4. Dikirim oleh mohamad ishaq  pada  11/03   10:47 AM

Bagi saya tahun kelahiran seseorang tidak menjadi begitu penting pada saat muncul berbagai versi tentang kelahirannya. Yang paling penting adalah keteladanan beliau sebagai rasullullah, ditengah semakin maraknya prilaku prilaku jahiliah, korupsi, manipulasi, dan kebejatan moral lainnya yang dipertontonkan secara kasat mata dan vulgar oleh manusia-manusia yang hidup di-bumi pancasila ini.

#5. Dikirim oleh Taufik Iskandar  pada  11/03   12:52 PM

Pada jaman sekarang saja masih banyak orang yang tidak tahu tanggal lahirnya dengan pasti, apalagi jaman dulu. Kalau kelahiran Nabi Muhammad tidak diketahui dengan pasti, ada yang bilang juga kelahiran Nabi Isa bukan tanggal 25 Desember yg selalu dirayakan sbg kelahiran Yesus. Hal itu bisa kita maklumi. Kita tidak perlu bertengkar, bercerai berai, saling mencemooh harena hal tersebut. Yang paling penting bagaimana kita mengimani apa yang kita percayai, jadi kalaupun kita merayakan atau memperingati gunakan moment ini untuk mempertebal keimanan kita bukan sekedar acara rutin yang tiada arti.
Anto
http://idrabasusenodewo.blog.mediaindonesia.com

#6. Dikirim oleh anto  pada  11/03   05:05 PM

itulah kehebatan islam, yang tidak mengistimewakan kelahiran nabi muhammad saw sebagai sesuatu yang harus disakralkan, seperti halnya kelahiran nabi isa - yang disebut oleh saudara kita dari kaum nasrani ‘yesus’ - sehingga harus diperingati sedemikian rupa meriahnya di mana-mana sehingga menjadi sangat berlebihan.  padahal kepastian tanggal kelahiran yesus pun belum tentu pasti.  karenanya jauh-jauh sebagian ulama mencoba untuk menjadikan kelahiran nabi muhammad saw bukan sebagai peringatan yang berlebihan, selain untuk mengintrospeksi diri dengan melihat kelahiran beliau sebagai titik nol untuk mencontoh keteladanan kehidupan beliau sesudahnya hingga beliau wafat.  keteladanan beliau sebagai rasul, nabi dan sebagai seorang manusia biasa benar-benar komplit, sehingga bisa applicable dengan perikehidupan di sepanjang masa. beliau dilahirkan, dibesarkan, didewasakan, dan dimatikan dengan penuh nilai-nilai sebagai manusia yang utuh.  kebesaran beliau, tidak perlu dirayakan secara berlebihan, dan alhamdulillah tidak ada pengkultusan beliau yang mengarah pada ‘pe-NUHAN-an’.

#7. Dikirim oleh budi wiratno  pada  11/03   06:05 PM

Tidak begitu penting kapan, dimana, dan hari apa Nabi Muhammad SAW di dzahirkan ke muka bumi ini. Sebab, tidak ada satupun sejarah masa lampau yg steril dari perselisihan ahli sejarah dalam hal ketepatan waktunya. Jika masa Nabi Muhammad, yg merupakan masa yg paling dekat dg kita di banding dg Nabi-Nabi lainnya saja belum terungkap kepastiannya sampai hari ini, apatah lagi dg Nabi-Nabi sebelum beliau. Biarlah itu semua tetap menjadi misteri gelap sejarah, yg manusia tidak perlu mempertikaikannya sampai mengeraskan urat leher dan menggemeretakkan gigi.

Sejarah hidup para Nabi memang akan selalu menarik untuk di perbincangkan sampai kapanpun, di sebabkan nilai-nilai luhur yg di bawa mereka bagi perbaikan hidup umat manusia. Kita tidak bisa membayangkan, betapa amannya dunia ini dari segala tindak kriminal, jika seluruh manusia mau mencontoh ketegasan ala Musa AS, betapa damai dunia ini jika seluruh manusia mau mencontoh kasih tulus Yesus Al-Masih, dan, betapa pertikaian adalah sesuatu yg tidak perlu ada, jika semua manusia mau meneladani moral Muhammad yg begitu toleran terhadap segala perbedaan. Sayangnya, karakter dunia yg begitu carut wa marut, yang di tingkahi pula dg nyanyian setan, tidak selalu membawa manusia pada jalan mulus yg di inginkan oleh para Nabi itu. Jadi, tetaplah dendam kesumat, kriminalitas, pertikaian, saling hujat, peperangan, saling membunuh dan blo blo blo akan tetap mewarnai perjalanan dunia ini sampai kapanpun.

Saya pribadi merasa beruntung, masih bisa menghirup udara segar ajaran para Nabi itu. walaupun sedikit, di jiwa saya masih terselip ketegasan ala Musa, di dada saya masih tersimpan kasih tulus Yesus Al-Masih, dan di hati serta fikiran saya masih terpatri toleransi ala Muhammad SAW.

#8. Dikirim oleh Fatur rafael  pada  11/03   08:35 PM

tanggal lahir itu nggak penting,
apakah anda percaya dengan tanggal lahir anda? padahal anda sendiri mendapatkan tanggal lahir dari ayah ibu anda. Anda sendiri saat lahir belum bisa lihat kalender.Jadi untuk apa ucapan selamat ultah, selamat maulid?

#9. Dikirim oleh ariek singgih  pada  11/03   10:25 PM

Memperingati maulid nabi memang bid’ah. Tp bid’ah kan ada 2 macam. Bid’ad yg boleh & tdk boleh. Bid’ad yg boleh contohnya: (kira2) memakai kaca mata, ngenet, dll.
Masalahnya memperingati maulid nabi itu masuk bid’ah mana. Disini terjadi khilafiyah.

#10. Dikirim oleh geboi  pada  12/03   07:45 AM

Saya kira kita tidak perlu tahu kapan pastinya beliau lahir.
Yang harus kita ketahui pasti adalah untuk apa beliau dilahirkan.
Teladan, panutan, contoh hidup.
Contohlah belau mudah-mudahn akan selamat.
Kapan ulang tahunnya tidak penting.
Keteladanan beliau.
Pahami Al-qur’an dengan baik. Amalkan dfengan menteladani beliau nabi pungkasan dan akhir jaman (Muhammad SAW.)

#11. Dikirim oleh widada  pada  12/03   11:08 AM

Dalam Islam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW bukanlah suatu kewajiban peribadatan sebagaimana hari raya Idul Fitri dan Idul Adha yang tanggalnya sudah ditentukan.

Akan menjadi masalah jika penetapan waktu kedua hari raya tsb yang tidak pasti atau “dikarang-karang”.

Saran saya, alangkah bijaknya jika penulis membahas dan mengabarkan risalah otentik yang dibawa Nabi Muhammad SAW, dan tidak meliberalkannya.

#12. Dikirim oleh dietje  pada  13/03   02:12 PM

saya berpendapat bahwa kebiasaan manusia memperingati hari kelahiran dan kematian adalah bukan ibadah tetapi itu hanyalah budaya manusia. contoh Maulid Nabi, itu adalah budaya bukan ibadah karena Nabi tidak pernah Ultah. tentang tanggal Nabipun tidak pernah beri tahu karena hal itu tidak penting, sebagaimana di Quran tidak pernah ada info tentang Ultahnya Nabi Adan hingga Nabi Muhammad. Bukti bahwa Ultah adalah budaya adalah Natal, tgl 25 desember, ini pun adalah budaya, Yesus Kristis tidak pernah Ultah juga. 25 Desember pun juga bukan kelahiran Yesus Kristus, namu 25 desember adalah Ultahnya Dewa Matahari Romawi. Para Muris mulia Yesus Kristus sudah memberi KODE bahwa Yesus Kristus lahir pada bulan Maret. Buktinya adalah Octa adalah berarti Delapan dan Deca berarti sepuluh. Nah oleh Romawi diubah menjadi Octa berarti sepuluh dan Deca berarti dua belas, sehingga sekarangpun bulan October adalah bukan kesepuluh dan december bulan ke 12. Ini contoh kesalahan tanggal lahir Yesus Kristus. Padahal 12 muris Yesus sudah memberi CODE, seharusnya Yesus berULTAH pada bulan maret. Nah kesalahan Maulid Nabi menjadi tidak masalah karena memang Maulid bukan Ibadah, sedangkan NATAL itu ibadah, sayang Natal bukan bulan maret sayang Natal di bulan Desember

#13. Dikirim oleh isa  pada  13/03   05:10 PM

Heran deh ? Jelas bahwa tema yang diangkat Kapan Muhammad SAW lahir ? Kenapa ada yang komentar tentang Nabi Isa atau Jesus Christ… Kafir dan yang lain2… ???? Karena makna kelahiran semua pada intinya adalah sama...Yaitu mengingatkan kita untuk lahir kembali seperti waktu kita bayi dimana kita masih suci & tidak berdosa… artinya mari kita bertobat… Sedih di negeri ini masih banyak saudara2 kita yang berpikiran sempit & negatif...yang bisa mengatakan “anda kaum kafir, anda penghuni neraka” bukan kita.. tapi hanya Allah yang pantas memutuskan nanti..

#14. Dikirim oleh Dian  pada  14/03   12:39 PM

Milad-un-Nabi is a Bid’ah. Remembering and cherishing our beloved Nabi saw should not in any way compromising with the Unity of God.

Please see Khilafatul Masih’s Friday Sermon on the subject:
http://alislam.org/archives/friday/FSS20090313-EN.html

#15. Dikirim oleh Irenaeus Ahmad  pada  14/03   07:40 PM

Karena itu perlunya desakralisasi pada hal2 keduniaan.Orang Amerika bisa sampe bulan padahal mereka tidak merayakan Maulid dsb.Sekularisasi yes! sekularisme no!

#16. Dikirim oleh Taufan  pada  16/03   01:00 PM

Subhanallah..ramai org memperdebatkan ttg kelahiran dan hukum perayaan maulid nabi muhammad saw..bhkan dgn seenak udelnya dewek mgtkn mrykan maulid itu bid’ah,dgn dalih yg kuno “ kullu bid’atin dholalah,wa kullu dholalatin fi annar “..saya cuma menyayangkan hal semacam ini di ungkapkan,tnpa mmhami scra mendalam exitensi dari dalil itu sndiri..saran sya bagi yg msh memperdebatkan mslh ini,lebih byk lagi untuk belajar&baca;,dan ingatlah sllu firman Allah “ wama utitum minal ‘ilmi illa qolila “ mnusia ga brhak untuk menjudge,hanya Allah lah yg berhak atas itu smua..Allah yahdikum.

#17. Dikirim oleh Umat nabi Muhammad  pada  16/03   08:27 PM

Ada dua hal yang agak masygul membaca tulisan Saudaraku Abdul Moqsith ini.
Pertama, sebagai dosen UIN --kata Goenawan Mohammad di Mono--, tentunya mengetahui bahwa peringatan maulid Nabi itu bid’ah, dan itu sesat. Dia menulis “...saya tetap perlu mengucapkan selamat memperingati Maulid Nabi Muhammad 12 Rabiul Awal 1430 H.” Saudaraku, saya ingatkan karena Allah, bahwa Saudaraku perlu segera taubat. Tapi, bila peringatan maulid nabi itu ada dasar hadistnya, tolong paparkan. Atas nama budaya pun, tidak bisa dibenarkan, mengagungkan nabinya dengan cara yang tidak dicontohkan. Jadi, praktek ini harus dihentikan.
Kedua, tadinya saya berharap Saudaraku ini menjelaskan kapan peringatan ini mulai dirayakan ummat Islam, jadi kajian historis ilmiah. Misalnya saya pernah mendengar --konon katanya gagasan peringatan itu terjadi saat perang salib, Salahuddin Al-Ayyubi, menggugah semangat perang dengan cara mengingatkan kelahiran Nabi-- (tolong koreksi, bila ini khilaf). Yang pasti, saya belum pernah menjumpai suatu hadist pun dari Rasulullah tentang peringatan maulid.
Jadi, sebagai “kiyainya” kaum liberal, sangat penting bila dapat meluruskan mana yang sunnah, mana yang bukan. Bukan malah mengaburkan-nya. Takutlah hisab di akhirat nanti.
Tentang bid’ah, pendapat yang mengatakan bahwa ada bid’ah hasanah dan bid’ah dhalaalah. Ini penting untuk dicermati. Setahu saya, bid’ah itu adalah dalam hal syari’at agama. Dan untuk itu semua bid’ah itu sesat. Karena agama telah disempurnakan oleh Allah saat haji wada’ dengan turunnya ayat “al-yauma akmaltu lakum diinakum, waatmamtu lakumul Islaama diina”. Jadi, siapa yang menambah-nambah agama itu adalah sesat, dan sesat itu masuk neraka.
Sabda Rasul, “..kalian sehasta demi sehasta akan mengikuti ummat sebelum-mu, yakni Yahudi dan Nasrani”, termasuk bila ummat Islam memperingati hari lahir nabi, bagaikan “natalan”.

#18. Dikirim oleh isoelaiman  pada  17/03   07:07 AM

apresiatif banget’s kejian forum ini selalu bernuansa penyegaran. mari kita bersama mengembalikan persepsi budaya yang salah kaprah apalgi tidak seseuai dengan tuntutan syari’at kejalan yang sesungguhnya. dengan cara mengevaluasi dan mempertanyakan kembali eksistensi sebuah konsensus kebenaran yang masih kuat.

#19. Dikirim oleh Marlaf Sucipto  pada  17/03   10:28 AM

@ budi wiratno dan isa

Kog serem banget. Aku jadi nggak ngerti! Yang dibahasa Ultanya Nabi Muhamad - eh malah semprotin umat Kristiani. Mau tanggal 25 kek, tanggal 1 kek emangnya ada hubungan apa dengan kamu? Lagian Natal itu tidak hanya memperingati hari kelahiran Yesus, koq. Lebih daripada itu. Jadi saran gue sih, sebaiknya belajar lebih banya tentang Natal sebelum membuat komentar yang tidak perlu.

Jadilah orang yang tak gampang sirik terhadap orang lain. entar kelihatan seberapa dalam agamamu.

#20. Dikirim oleh Jonny  pada  17/03   01:56 PM
Halaman 1 dari 2 halaman 1 2 >

comments powered by Disqus


Arsip Jaringan Islam Liberal ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq