Kritik terhadap Teori Alquran Abu Zayd - Komentar - JIL Edisi Indonesia
Halaman Muka
Up

 

Kliping
08/09/2004

Kritik terhadap Teori Alquran Abu Zayd

Oleh Redaksi

Pendapat Nasr Hamid problematis. Kapan Alquran menjadi produk budaya dan kapan ia menjadi produsen budaya? Jika Alquran menjadi produk budaya ketika wahyu selesai, maka dalam rentang waktu wahyu pertama turun hingga wahyu selesai, Alquran berada dalam keadaan pasif karena ia produk budaya Arab Jahiliyah. Namun, ini pendapat salah, karena ketika diturunkan secara gradual, Alquran ditentang dan menentang budaya Arab Jahiliyah saat itu.

08/09/2004 07:06 #

« Kembali ke Artikel

Komentar

Komentar Masuk (3)

(Tampil semua komentar, ascending. 20 komentar per halaman)

Halaman 1 dari 1 halaman

Pendapat/analisis ilmiah apapun dan dari ilmuwan manapun, yang berusaha mengklasifikasikan Al Quran suci kedalam kotak-kotak jargon manusiawi (buatan manusia) yang membuat semakin jauhnya kita thd pemahaman fungsi alquran itu sendiri (mainly: to serve Allah, beribadah kepada Allah, dalam konteks seluas-luasnya), mengakibatkan analisis itu menjadi useless.

Analoginya: Manakala orang-orang Barat sudah memanfaatkan teknologi nirkabel untuk komunikasi jarak-jauh, kita masih bingung dengan definisi “nirkabel” itu sendiri apa .....

Dengan demikian, analisis NASR Hamid Abu Zayd tsb tidak membawa manfaat kepada pembaca karena jelas akan menjauhkan kita akan pemahaman Al Quran itu sendiri. Bukankah satu huruf Alif Al quran itu sendiri memiliki makna tak hingga yang tidak habis dibahas dalam ratusan jild buku?

Dan terimakasih kepada saudara Adnin Armas yg meluruskan konsep “miring” Nasr H.A.Z. ttg “apa itu Al quran”.
-----

#1. Dikirim oleh Aswin Gunther Sharif  pada  19/10   12:10 PM

Suatu manfaat yang harus diambil dari pemikiran Abu Zayd adalah, bahwa umat Islam tidak boleh terbelenggu dengan sakralisasi teks Alquran. Karena semua umat Islam tahu, bahwa Alquran diturunkan oleh Allah tidak dalam bentuk teks/naskah, melainkan dalam bentuk susunan kalimat yang mengandung makna yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad, tidak berupa huruf dan suara yang bersifat materi. Karena itu, tangkaplah gagasan-gagasan yang terdapat dalam makna itu; jangan mempersoalkan teks, huruf dan segmen-segmen fisik material lainnya. Karena hal itu memang produk budaya, dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan budaya manusia.

#2. Dikirim oleh tuningrat  pada  15/12   11:53 PM

bagaimana menurut anda tentang ayat al quran yang dipotong terhadap ayat-ayat itu ?

#3. Dikirim oleh imas  pada  29/01   04:07 PM
Halaman 1 dari 1 halaman

comments powered by Disqus


Arsip Jaringan Islam Liberal ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq