Mendudukkan Pluralisme Agama - JIL Edisi Indonesia
Halaman Muka
Up

 

Kliping
17/03/2009

Mendudukkan Pluralisme Agama

Oleh Ahmad Syafii Maarif

Dan akan lebih bijak lagi, jika penafsiran terhadap sumber-sumber itu saling berlawanan, solusinya mudah sekali, yaitu diadakan dialog yang serius dan jujur antara para pihak yang bersangkutan. Sikap menuduh dengan menggunakan kata-kata “sesat, agen zionis, agen Barat” bukanlah cara kaum yang beradab. Mari kita sama lepaskan prasangka lebih dulu, lalu kita adu argumen dengan menjadikan al-Qur’an sebagai rujukan utama dan pertama. Lalu kita gunakan sumber-sumber lain, baik yang ditulis oleh ulama klasik maupun yang kontemporer sebagai pelengkap rujukan.

Artikel ini sebelumnya telah dimuat di Republika, 17 Maret 2009

Beberapa waktu yang lalu MUI mengeluarkan fatwa tentang haramnya pluralisme agama di samping sekularisme, dan liberalisme. Fatwa itu telah memicu gelombang prokon (pro-kontra) dengan argumen masing-masing, tetapi sejauh pengetahuan saya, belum ada kajian yang mendalam dan meluas tentang isme-isme itu jika dilihat dari pandangan Islam. Cendekiawan muda NU Abd. Moqsith Ghazali dengan karyanya yang berjudul Argumen Pluralisme Agama: Membangun Toleransi Berbasis Al-Qur’an (Jakarta: KataKita, 2009, 401 halaman) telah mengurai masalah pluralisme agama sebagai salah satu isu yang diharamkan itu melalui pendekatan akademik yang imbang. Terbukalah peluang sekarang bagi siapa saja yang ingin melihat masalah ini dengan kaca mata yang lebih jernih tanpa emosi untuk membedah tesis-tesis Moqsith ini. Para mufti MUI saya anjurkan agar tidak ketinggalan pula menelaah karya Moqsith ini dengan hati dan otak yang terbuka. Adapun hasil telaah itu nanti bisa saja menguatkan tingkat keharamannya atau bisa juga menjurus kepada pencabutan fatwa yang telah dikeluarkan itu.

Pada ranah pemikiran Islam kontemporer bagi Indonesia, iklimnya sudah semakin kondusif untuk bertukar pendapat, demi mencari kebenaran, bukan mencari yang lain. Gelombang kebangkitan kaum intelektual muda Muslim dengan berbagai latar belakang sub-kultur sedang semakin membesar. Fenomena ini sungguh sangat membesarkan hati. Peran pesantren plus IAIN/UIN bagi kelahiran anak-anak muda pemikir ini sangat sentral. Mereka tidak hanya sibuk dengan kitab kuning, tetapi sekaligus menguasai kitab putih, baik yang ditulis oleh Muslim atau non-Muslim. Dr. Abd. Moqsith Ghazali adalah salah seorang di antara mereka yang berani berfikir bebas secara bertanggung jawab, baik dilihat dari sisi iman, maupun dari sisi disiplin ilmu.

Adapun misalnya temuan mereka ini bercanggah dengan pendapat yang telah dinilai mapan jangan cepat-cepat dihukum dengan ekskomunikasi. Jalan terbaik adalah dengan mengikuti sumber bacaan mereka, baik yang ditulis dalam bahasa Arab atau bahasa asing lainnya. Dan akan lebih bijak lagi, jika penafsiran terhadap sumber-sumber itu saling berlawanan, solusinya mudah sekali, yaitu diadakan dialog yang serius dan jujur antara para pihak yang bersangkutan. Sikap menuduh dengan menggunakan kata-kata “sesat, agen zionis, agen Barat” bukanlah cara kaum yang beradab. Mari kita sama lepaskan prasangka lebih dulu, lalu kita adu argumen dengan menjadikan al-Qur’an sebagai rujukan utama dan pertama. Lalu kita gunakan sumber-sumber lain, baik yang ditulis oleh ulama klasik maupun yang kontemporer sebagai pelengkap rujukan. Karya-karya klasik umumnya ditulis dalam bahasa Arab, sedikit dalam bahasa Persi. Sedangkan bahasa yang digunakan dalam karya-karya modern jauh lebih kaya: Arab, Urdu, Turki, Persi, Indonesia, Inggris, Jerman, Perancis, Belanda, sedikit Itali, Spanyol, Rusia, dan lain-lain. 

Karya Argumen Pluralisme Agama telah mencoba membongkar sumber-sumber klasik dan modern dalam berbagai bahasa: Arab, Inggris, dan Indonesia. Dalam endorsemennya K.H. A. Mustofa Bisri atas karya Moqsith ini, kita baca sebagai apresiasi sebagai berikut:

Buku ini tak sekadar wacana dan pernyataan karena kobaran ghirah keberagamaan atau semangat pembaruan; tapi seperti yang akan segera pembaca ketahui, merupakan hasil kerja keras penelitian. Penelitian secara ilmiah tentang sesuatu yang sebenarnya atau seharusnya bukan menjadi masalah. Tapi bagi mereka yang menjadikan kamapanan sebagai mazhab, mungkin buku yang ditulis Muslim muda, Abd. Moqsith Ghazali, ini
dianggap baru bahkan mengagetkan.

Bagi saya karya ini adalah sebuah kegigihan akademik yang bernilai tinggi dan pasti punya jangkauan jauh.

Akhirnya saya belum perlu mengupas kandungannya, tetapi ingin mengimbau para pembaca untuk mengikutinya sendiri, kemudian beri penilaian secara jujur, kritikal, dan obyektif. Jika ada pihak yang sangat keberatan dengan tesis-tesis utama pengarangnya, tulislah pula karya lain untuk membantahnya. Kemudian publik diberi kesempatan luas untuk membandingkannya. Saya merindukan lahirnya sebuah iklim intelektual kelas tinggi di kalangan umat Islam Indonesia, di mana peradaban otak dan hati dapat mengalahkan “peradaban” otot dan teriakan kasar!

17/03/2009 | Kliping | #

Komentar

Komentar Masuk (79)

(Tampil maks. 5 komentar terakhir, descending)

Saya kira pemikiran plurarisme. Bukan lah sebuah hal yang tabu dan haram untuk dipelajari dan dimengerti oleh umat islam dan agama lain. plurarisme pd dasarnya menempatkan sudut pandang atau sikap kita terhadap berpendapat dan berpolitik terhadap negara.yg saat ini disibukkan oleh berbagai kemajemukan yg sudah ada. dan paham plurarisme tercipta krn adanya rasa slg menghargai terhadap umat agama lain atau kelompok lain. Dan Bukan suatu paham yg berbahaya bagi kt tau Kaum muslim. sbgai intelektual muslim kt hrs lebih teliti mana yg bs di blg haram dan tidak. Sebelum kt mengecap plurarisme haram.kt hrs terlebih dahulu mengetahui apa makna dari tujuan plurarisme tersebut. Apakah slama ini paham plurarisme menjadikan kt malas shalat ataupun murtad. Saya kira tdk. Krn paham plurarisme ini hanya mengacu pada tindakan atau pola pikir kt terhadap kemajemukan yg berlaku. Dgn dasar-dasar pemikiran yang rasional. tdk ada implikasi yg berbahaya bagi ibadah kt. Atau urusan dgn keagamaan kt. Saat ini kaum muslim lbh disibukkan dan bawel dgn adanya paham2 atau aliran sesat dan sejenisnya. Pdhl hal yg hrs lbh ditingkatkan ibadah dan amal perbuatan kt. Tdk ada slhnya jika kita menghormati keberadaan agama lain. krn islam adalah agama yg sempurna. Dan hanya bs dijalankan oleh org2 yg berhati bersih. Kt harus bs lbh unggul dr agama lain dr segi ibadah dan perbuatan yang baik dan logika. Bkn hanya sibuk dgn urusan paham2 yg ada. Kt terlebih dahulu membenahi diri sendiri jk kt seorang muslim yg baik. Dan fenomena-fenomena sosial yg berlaku kt hrs bs mengambil tindakan yg positif dan bermanfaat bagi kt sendiri.thanks

Posted by Abdullah  on  07/14  at  12:23 AM

ALLAH menciptakan umat manusia ini adalah Plural.

Bismilahirrahmanirrahiim.
Assalamu’alaikum wrwb.

Selama ini kita berpendapat bahwa Sistem pemerintahan syariat islam itu adalah seperti Saudi dan Iran.Dimana syariat islam di laksanakan dengan paksaan dalam sistem kerajaan atau diktator. Negara2 syariat islam tersebut diskriminasi terhadap non islam dan Firqoh2 islam yang berbeda beda dengan ulama2 yang berkuasa.

Sesungguhnya tidak ada satu ayat ALLAH pun di Al Quran untuk mendirikan pemerintahan syariat islam. Sistem pemerintahan islam itu datang dari pemikiran ulama2 yang berkuasa, ingin berkuasa selama hidup, dan agar syariat islam dapat di tegakan dengan paksa kepada rakyatnya.

Pada umumnya negara2 Arab anti demokrasi, karena Raja2 dan president2nya ingin berkuasa untuk selamanya.Ini kuncinya.

Sesungguhnya ALLAH menginginakan sistem Pemerintahan yang Netral, yaitu pemerintahan dan agama dua badan yang terpisah. Pemerintah harus berlaku adil dan tidak diskriminasi kepada setiap golongan dalam masarakat. Sekalipun golongan “anti Tuhan”

Perhatikanlah dua buah peraturan ALLAH dibawah ini:

Saya kira para pembaca akan kaget karena selama ini tidak pernah kita mendengar dari guru2,ulama2 dan usztad2 yang menjelaskan kedua makna dari ayat dibawah ini.

Tidak semua orang yang mendapat petunjuk dari ALLAH swt.Hanya orang yang dikehendakiNYA.
Untuk tiap-tiap umat di antara kamu (yahudi,nasrani, Muslim, Tabi’in dll.) Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya ALLAH menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, (QS.5:48)
Apa makna yang tercantum dlm peringatan ALLAH diatas itu:

1. Bahwa ALLAH menciptakan masarakat yang plural di bumi ini dgn;
2. Bermacam bangsa,budaya,bahasa dan keyakinan beragama,plural,
3. Agar satu sama lain saling hormat menghormati hidup di bumi yg satu ini,
4. Hidup harmonis dalam perbedaan perbedaan, tidak boleh menindas
keyakinan orang lain, tidak boleh diskrimnasi karena agama,suku dll.
5. Walaupun berbeda keyakinan menafsirkan al Quran, Taurat dan injil tetap respect satu sama lain.
6. Berlomba lomba berbuat kebajikan dlm masarakat.
7. Hanya ALLAH saja yang tahu siapa siapa yang sesat.
8. Hanya ALLAH saja nanti yang mengadilinya, memberikan judgment kepada faith
seseorang, manusia tidak ada hak untuk men-judge keyakinan orang lain.

9. Kalau masarakatnya PLURAL, maka sistem yang cocok untuk suatu
bangsa, bukannya sistem satu agama atau syariat agama, apakah
syariat agama kristen, yahudi atau Islam, tapi adalah sistem pemerintahan
yang NETRAL bukan?

Muslim For Seculer Democracy.

Posted by alatif  on  06/13  at  07:10 AM

Untuk tiap-tiap umat di antara kamu (yahudi,nasrani, Muslim, Tabi’in dll.) Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya ALLAH menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, (QS.5:48)
Apa makna yang tercantum dlm peringatan ALLAH diatas itu:

1. Bahwa ALLAH menciptakan masarakat yang plural di bumi ini dgn;
2. Bermacam bangsa,budaya,bahasa dan keyakinan beragama,plural,
3. Agar satu sama lain saling hormat menghormati hidup di bumi yg satu ini,
4. Hidup harmonis dalam perbedaan perbedaan, tidak boleh menindas
keyakinan orang lain, tidak boleh diskrimnasi karena agama,suku dll.
5. Walaupun berbeda keyakinan menafsirkan al Quran, Taurat dan injil tetap respect satu sama lain.
6. Berlomba lomba berbuat kebajikan dlm masarakat.
7. Hanya ALLAH saja yang tahu siapa siapa yang sesat.
8. Hanya ALLAH saja nanti yang mengadilinya, memberikan judgment kepada faith
seseorang, manusia tidak ada hak untuk men-judge keyakinan orang lain.

9. Kalau masarakatnya PLURAL, maka sistem yang cocok untuk suatu
bangsa, bukannya sistem satu agama atau syariat agama, apakah
syariat agama kristen, yahudi atau Islam, tapi adalah sistem pemerintahan
yang NETRAL bukan?

Posted by alatif  on  06/07  at  08:00 AM

Jika kebanyakan dari pendapat teman-teman memaknai Islam adalah ajaran Pluralisme, maka bagaiman pendapat mereka ketika dulu Nabi Muhammad SAW ditawari oleh utusan pembesar Kuraisy untuk menghormati agama masing-masing, bahkan menjalankan secara bersama-sama, bahkan boleh bergantian .... Tapi Nabi SAW menolak dengan keras, dan Turunlah Alquran dari Allah SWT, Surat Alkafirun (Look Juz Amma-Alquran). Agama Islam yang diturunkan Nabi SAW bukan Ilmu Pengetahuan, lalu boleh di terima sesuka hati. Tapi harus diterima dan di jalankan seperti Nabi SAW mengajarkan pada kita. Jika berkeyakinan bahwa semua agama sama dan semua agama masuk surga, bagaimana dengan orang yang nggak punya agama...??? Surga hanya milik Allah SAW, dan hanya orang yang mentauhidkan Allah SAW dan menjalankan Islam sesuai dengan petunjuk Nabi SAW yang berhak untuk mendapatkan Surga.... 

Posted by dany rasyid  on  06/07  at  07:03 AM

@aght

Ternyata Anda percaya lebih dari satu Tuhan.

ini buktinya:
==================================================
“Dari sini saja sudah jelas beda Tuhan, beda yang disembah. Ingatlah : ALLAH itu Tuhannya Manusia, Raja Manusia (An-Nass) Walaupun ALLAH Tuhan Manusia, tapi tidak semua manusia mengaku Tuhannya mereka adalah ALLAH (Tanya agama selain ISLAM)”
==================================================

hila

Posted by hila  on  06/06  at  01:59 PM

comments powered by Disqus


Arsip Jaringan Islam Liberal ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq