Tapal Batas Tafsir Bebas - Komentar - JIL Edisi Indonesia
Halaman Muka
Up

 

Kliping
03/08/2005

Tapal Batas Tafsir Bebas

Oleh Redaksi

“MUI wajib bersih dari unsur aliran sesat dan pendangkal akidah!”
Gemuruh tepuk tangan spontan meriuhkan Istana Ballroom Hotel Sari Pan
Pacific Jakarta, Kamis siang pekan silam. Kalimat itu adalah
penggalan salah satu item draf rekomendasi Musyawarah Nasional
(Munas) VII Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang dibacakan dalam sidang
pleno.

03/08/2005 05:05 #

« Kembali ke Artikel

Komentar

Komentar Masuk (4)

(Tampil semua komentar, ascending. 20 komentar per halaman)

Halaman 1 dari 1 halaman

ada banyak istilah yang kini menjadi makanan orang-orang yang menyebut dirinya beragama “lurus” (golongan putih?), antara lain “aliran sesat”, “pemurtadan”, “pendangkalan aqidah”, dan istilah-istilah lainnya. saya melihat, agama (islam) kini kok rumit banget, dan seolang-olah menafikan kecenderungan internal manusia auntuk beragama (fitrah?). persoalannya, menurut saya, bukan terletak pada apa yang disebut dengan “kebebasan beragama” akan tetapi pada bagaimana orang menghargai “kecenderungan internal manusia untuk beragama”. dengan demikian, orang bisa sepakat atau tidak sepakat (berbeda) dalam menentukan corak dan “aliran” agama yang akan ia anut atau bahkan mungkin ia menciptakan aliran keagamaan baru, tanpa merasa takut dan dihantui oleh kemungkinan di-"cap" sebagai “aliran sesat” dan disebut murtad. lebih dari itu, mestikah cara beragama itu “seragam?”. sementara cara beragama yang pada umumnya di anut (katakanlah di indonesia) tidak lebih tidak kurang merupakan salah satu atau bagian dari percikan tapak-tapak sejarah masa lalu islam. tapak-tapak yang telah melahirkan sejumlah alirah keagamaan. bila apa yang kita miliki merupakan tapak-tapak masa lalu dan itu semua merupakan “penafsiran” dari teks suci agama (al-qur’an dan hadits nabi), bagai mana kita bisa begitu arogan untuk menentukan suatu aliran sesat atau tidak, semetara kategori-katogorinya pun lebih merupakan hasi penafsiran? bila kita kisa menghargai penafsiran agama masa lalu, kenapa kita begitu sulit untuk menghargai penafsiran agama yang terlahir dari pemikiran masa kini? subhanallah! Allah Maha Suci dan melepaskan diri dari orang-orang yang mengambil hak-Nya untuk menentukan kualitas dan derajat seseorang.

Salam A. Gibson.

#1. Dikirim oleh ahmad gibson  pada  30/08   11:08 PM

Bagus, berjuang terus, bravo.

#2. Dikirim oleh ajie nugroho  pada  10/05   12:05 AM

Ketika adanya pemahaman yang keliru bahkan berlawanan dengan al-qur’an dan as-sunnah sah-sah saja kita mengatakan aliran sesat. Kita lihat di jaman para nabi yang mana mereka berdakwah untuk menghancurkan keyakinan yang keliru (baca: aliran sesat), dijaman sahabat ketika Abu Bakar memerangi orang2 yang murtad dan berkeyakinan ada nabi setelah nabi muhammad, beliau perangi dan yang lainnya. Ini semua untuk memurnikan dan menjelaskan hakikat Islam yang sebenarnya dan guna memurnikan Islam dari pemahaman orang yang ingin memahami dengan pemahaman dia yang sebenarnya jauh dari pemahaman agama.
-----

#3. Dikirim oleh faried ibnu  pada  13/05   12:06 AM

1. Tafsir tunggal pasti benar dari isi kitab suci yang dibawa oleh nabi Muhammad saw., menurut hujjah Allah, hujjah nabi, dan hujjah kitab suci-Nya, ialah wajib menunggu-nunggu dan tidak boleh melupakan datangnya Allah menurunkan HARI TAKWIL KEBENARAN KITAB sesuai Al A’raaf (7) ayat 52,53.

2. Yang ada sejak nabi wafat sampai hari ini adalah multi tafsir dari kitab suci-Nya sesuai Al Baqarah (2) ayat 78,79, Ali Imran (3) ayat 78 yang mengakibatkan 1.400 tahun lebih pecah belah sesuai Ar Ruum (30) ayat 32, Al Mu’minuun (23) ayat 53,54, Yudas !:18,19,20,21, merasa benar sendiri-sendiri, dan hal seperti ini telah diramalkan oleh nabi 1.400 tahun yang lalu, bahwa umatnya akan terpecah menjadi 73 firqah, Nasrani menjadi 72 firqah, yahudi menjadi 71 firqah dan semuanya itu neraka perpecahan sesuai Al Baqarah (2) ayat 36 dan akan selesai menjadi tafsir tunggal dengan datangnya Al A’raaf (7) ayat 52,53.
Percayaalah !  Percayalah !  Percayalah !

Wasalam, Soegana Gandakoesoema Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.

#4. Dikirim oleh Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal  pada  26/07   08:28 PM
Halaman 1 dari 1 halaman

comments powered by Disqus


Arsip Jaringan Islam Liberal ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq