Ahmad Abdul Haq


Waria dan Papua

Back | Up | Next

 

Sumber: Kick Andy.com

 

 
Senin, 31 Juli 2006 12:00 WIBWaria dan Papua

kick andyWaria dan Papua Saya baru saja pulang dari Papua, untuk menghadiri pertemuan tertutup antara Presiden SBY dan Majelis Rakyat Papua, di Jayapura. Tapi, bukan itu yang ingin saya ceritakan. Pada kesempatan itu saya menyempatkan diri berkunjung ke Salon Sari, sebuah salon di sudut kota Jayapura, milik Ketua Forum Waria Papua. Bukan untuk me-rebounding kribo saya, sesuai dengan saran Anda di website selama ini, tapi saya terdorong untuk bertemu Sari dan teman-teman waria di kota itu. Dorongan itu muncul setelah saya rekaman Kick Andy yang mengangkat masalah waria sebagai salah satu problematika sosial yang selama ini terus menjadi bahan perdebatan. Apalagi dengan kontroversi pemilihan Putri Waria 2006 di Jakarta baru-baru ini. Dalam acara Kick Andy salah satu peserta Putri Waria, Clara, datang dari Jayapura, Papua. Nah, itulah yang membuat saya mencuri waktu untuk bertemu Sari. Ternyata, Sari dan teman-teman waria yang bekerja di situ juga penonton Kick Andy (hehehe...;)). Maka, suasana menjadi hangat. Sari lalu menceritakan bagaimana perjuangan dan aktivitas kaum waria di ibukota Papua itu. "Kami yang menghias VIP Room di bandara untuk menyambut kedatangan Presiden SBY," ujarnya bangga. Bersama teman-temannya, Sari mengaku sering diajak berpartisipasi dalam berbagai event pariwisata dan kegiatan Pemda setempat. "Tapi, sekarang saya menolak jika keikutsertaan kami hanya sebatas hura-hura dan untuk menjadi obyek tertawaan," ujarnya dengan suara geram. "Kami sedang berjuang agar masyarakat dapat menerima dan menghargai kami dengan selayaknya. Kami juga manusia. Kami juga punya harga diri. Siapa sih yang ingin dilahirkan sebagai banci?," Sari menambahkan. Keinginan untuk diterima sebagaimana adanya itulah yang mencuat dalam perbincangan saya dengan para waria yang hadir di Kick Andy. Ketika tim Kick Andy memilih tema ini untuk diangkat sebagai topik, kami sadar akan kemungkinan munculnya pandangan pro dan kontra. Karena itu, pembahasan masalah waria ini kami batasi di wilayah persoalan sosial yang muncul dalam masyarakat. Kami tidak ingin melihatnya dari perspektif hukum apalagi agama. Masalah waria, mau tidak mau, adalah masalah kita bersama. Bagaimana menyikapi kehadiran mereka dalam tata pergaulan di masyarakat. Suka atau tidak, mereka ada di tengah kita. Masalahnya, bagaimana kita harus menyikapinya?

 

Kick Andy: Home • The Show • Special • Andy's Corner • Foundation • Recommended Book • Andy's Friend • Andy's Team • About

Tag: Kliping Media, Kick Andy