Ahmad Abdul Haq


BERPRESTASI DEMI NEGERI

Back | Up | Next

 

Sumber: Kick Andy.com

 

 
Jumat, 31 Mei 2013 21:30 WIBBERPRESTASI DEMI NEGERI

BERPRESTASI DEMI NEGERI

Kick Andy selalu bersemangat mengangkat kisah orang-orang yang mau mengorbankan waktu, tenaga, pikirannya, dan perasaannya untuk membantu orang lain.
Termasuk orang-orang kreatif yang melakukan terobosan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Nah, kali ini kami ingin memperkenalkan kepada Anda, orang-orang yang tahun lalu mendapat penghargaan Satu Indonesia Awards yang diadakan perusahaan otomotif Astra International.

Dharma Sucipto misalnya. Berbekal keprihatinannya melihat jajanan di sekolahnya di SMA Negeri I Driyorejo , Gresik, Jawa Timur yang dinilai kurang sehat menggerakan dia dan teman-temannya untuk berbuat sesuatu. Melalui proposal yang diajukan ke sekolah, ia mendapat izin untuk mengolah sebidang tanah di sekolahnya untuk diolah. Tanah itu ia tanami palawija seperti singkong, jagung dan kedelai. Dari hasil panen tanaman itu kemudian ia olah menjadi makanan dan jajanan yang kemudian dijual di sekolahnya. Yang unik adalah, semua jajanan buatan Dharma dan teman-temannya itu tidak menggunakan zat pewarna atau pengawet, sehingga sangat aman untuk dimakan.

Kisah inspiratif berikutnya datang dari seorang bidan Rosmiati. Wanita yang biasa disapa Bidan Ros ini mendedikasikan dirinya untuk masyarakat di Desa Tunggal Rahayu Jaya, Kecamatan Teluk Balengkong, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Minimnya transportasi, yaitu hanya berupa perahu, sering membuat kesulitan warga desa jika ingin berobat ke rumah sakit. ”Angka kematian ibu dan bayi di desa ini sangat tinggi. Ini disebabkan warga sering kesulitan masalah transportasi,” ujar Bidan Ros. Untuk mengatasi kesulitan warga, Bidan Ros kemudian berinisiatif membuat ”perahu ambulan”. Perahu itu ia pinjam dari warga yang bersimpati. Selain itu Bidan Ros juga memprakarsai tabungan ibu bersalin. Melalui upayanya itu Bidan Ros mengaku angka kematian ibu dan bayi bisa ditekan.

Memberikan penyuluhan kesehatan tanpa mendapat imbalan adalah apa yang dilakukan Syaharudin. Pemuda berusia 37 tahun asal Gowa, Sulawesi Selatan itu berkeliling dari satu desa ke desa lainnya memberikan penyuluhan kepada warga desa. Rudy, demikian pemuda ini biasa dipanggil tak berkecil hati jerih payahnya itu tak mendapat imbalan layak dari pemerintah setempat. Ia melakukan penyuluhan sejak tahun 1999.
”Saya bercita-cita menjadi dokter. Karena tidak kesampaian maka saya menjadi penyuluh kesehatan di kampung,” kata Rudy memberi alasan kenapa dia menjadi penyuluh kesehatan.

Sementara akibat banyaknya susu sapi  yang terbuang akibat basi menjadi titik balik seorang pemuda bernama Novianto. Pemuda dari Boyolali, Jawa Tengah itu sedih dan prihatin manakala Koperasi Unit Desa tidak mampu menampung hasil perahan susu sapi para peternak. Akibatnya hampir 200 liter susu sapi terbuang setiap harinya. Novianto yang kala itu menjadi penterjemah warga Jerman mendapat ilmu cara mengolah susu menjadi keju. Melalui tekad dan kemauan Novianto berhasil membuat Pabrik Keju Indrakila. Pabrik keju yang ia kelola bisa menyerap hampir 400 liter susu sapi setiap harinya  dari peternak setempat.

Apa yang dilakukan para narasumber di atas memang bisa menjadi inspirasi bagi kita semua. Dan, mereka memang layak mendapat penghargaan Satu Indonesia Awards.


Kick Andy: Home • The Show • Special • Andy's Corner • Foundation • Recommended Book • Andy's Friend • Andy's Team • About

Tag: Kliping Media, Kick Andy