Ahmad Abdul Haq


DEMI ANAKKU

Back | Up | Next

 

Sumber: Kick Andy.com

 

 
Jumat, 20 September 2013 10:35 WIBDEMI ANAKKU

DEMI ANAKKU

Setiap orang tua pasti ingin anaknya menjadi orang yang sukses dan berhasil. Demi meraih itu semua, para orang tua rela bekerja keras memberikan yang terbaik untuk bekal anak-anaknya menyongsong masa depan. Kick Andy kali ini mengangkat kisah dua ibu yang berjuang mempertahankan hidup dan membesarkan anak-anak mereka setelah ditinggal mati suami.

Seperti apa yang dilakukan oleh Ketrina Lotkeri (67 tahun). Sejak kematian suaminya, ia harus menghidupi kelima anaknya dengan menjadi pemulung. Pekerjaan yang kerap dipandang sebelah mata ini dilakukannya demi menghidupi kebutuhan keluarganya.

Setiap harinya, Ketrina memulai harinya di pagi hari. Bermodalkan kantong plastik dipunggung dan kertas plastik ditangannya, ia meninggalkan rumahnya yang sederhana dan menyusuri jalan-jalan di kota Ambon. Terik matahari tidak menghalangi Ketrina untuk terus mengumpulkan botol dan gelas plastik.

Kegigihan dan ketekunan Ketrina selama ini tidaklah sia-sia. Dari hasil memulung, ia bisa menyekolahkan dua anaknya hingga jenjang pergururan tinggi. Natalia Lotkeri kini tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Pertanian Universitas Pattimura. Dan Herodia Lotkeri yang sebentar lagi di wisuda dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.

Bagi Ketrina anak-anaknya adalah mutiara dalam hidupnya. Apa pun akan dilakukannya demi masa depan yang lebih baik bagi buah hatinya. “Saya tidak mau anak-anak seperti saya, kalau saya sekolah tidak akan begini nasibnya”, jelas Ketrina.

Perjalanan hidup yang hampir sama juga dialami Badariah (73 tahun). Kepergian sang suami pada tahun 1982 meninggalkan beban berat bagi keluarga besarnya. Kelangsungan hidup delapan orang putra-putrinya spontan menjadi tanggung jawab Badariah sepenuhnya.

Tak ingin larut dalam kesedihan, Badariah pun bangkit demi kelangsungan hidup buah hatinya. Ia rela melakukan pekerjaan paapun untuk mendapatkan rezeki yang halal. Termasuk menjual jasa dengan menjadi seorang pembantu rumah tangga di daerahnya Sungai Liat, Bangka.

Meskipun Badariah hanya lulusan sekolah dasar, ia tidak ingin anak-anaknya bernasib sama seperti dirinya. Pendidikan tinggi merupakan sebuah keharusan bagi semua anak-anaknya. “Biarlah saya saja yang bodoh, tapi anak-anak jangan ada yang bodoh”, ujar Badariah.

Perjuangan panjang Badariah berbuah manis. Hampir semua anaknya berhasil lulus dari perguruan tinggi hingga jenjang pasca sarjana. Tidak hanya itu, anak-anakpun kini menduduki posisi penting di pekerjaannya masing-masing. Badariah mampu membuktikan bahwa kerja keras dan kesungguhannya selama ini tidak sia-sia. Badariah pun menjadi tauladan bagi anak dan cucunya.

Apa yang dilakukan oleh Ketrina dan Badariah menujukkan betapa cinta seorang ibu dapat mengalahkan segala rintangan. Di Kick Andy, kedua ibu hebat ini mendapat surprise tak terduga dari anak-anak mereka. Apa itu?


Kick Andy: Home • The Show • Special • Andy's Corner • Foundation • Recommended Book • Andy's Friend • Andy's Team • About

Tag: Kliping Media, Kick Andy