Penyempurnaan Mekanisme Pekerjaan di Era SPAN

Amirsyah's Seputar KPPN

Penyempurnaan Mekanisme Pekerjaan di Era SPAN

Halaman Muka | Admin | Antikorupsi | Lainnya | Opini | Pencairan Dana | SPAN


•  •

 

 
Dibaca: 2855 kali

Penyempurnaan Mekanisme Pekerjaan di Era SPAN

Tahun 2012 sudah masuk semester II dan sebentar lagi tahun 2013. 2013 direncanakan SPAN sudah roll out atau diimplementasikan. Banyak pertanyaan terkait implementasi SPAN nanti di 2013, diantaranya bagaimana Mekanisme Pelaksanaan Pekerjaan nanti di Era SPAN? Apakah akan berbeda total 180 derajat? Apakah akan sama sekali baru? Dengan bahasa kerennya pertanyaan tersebut adalah Bagaimana Proses Bisnis saat Implementasi SPAN??? Artikel berikut mencoba memaparkan perubahan mekanisme pekerjaan atau bahasa kerennya penyempurnaan Proses Bisnis di Era SPAN.

Penyempurnaan Proses Bisnis dalam era SPAN yaitu:

PENYUSUNAN ANGGARAN

SEMULA:

  1. Anggaran masih berbasis input
  2. Medium Term Expenditure Framework (MTEF) belum terintegrasi

MENJADI:

Integrasi antara :

  1. Anggaran berbasis kinerja
  2. Medium Term Expenditure Framework (MTEF)

MANAJEMEN DIPA

SEMULA:

  1. Penggunaan dana terikat pada kelompok Akun (4 digit)
  2. Perencanaan Penarikan dana belum berfungsi
  3. Format & mekanisme penyusunan DIPA yg beragam
  4. Komponen APBN belum terdokumentasikan dengan baik
  5. Rencana penerimaan belum ditatausahakan

MENJADI:

    1. Penggunaan Dana terikat Pada Kelompok Belanja (2 digit)
    2. Revitalisasi Perencanaan penarikan dana untuk perencanaan kas
    3. Integrasi format & mekanisme penyusunan DIPA
    4. Alokasi APBN dapat ditatausahakan dalam DIPA
    5. DIPA dioptimalkan sebagai dokumen perencanaan penerimaan

MANAJEMEN KOMITMEN

SEMULA:

Bersamaan dengan proses pencairan dana

MENJADI:

Menjadi satu proses tersendiri:

  1. Adanya proses registrasi komitmen;
  2. Manajemen database supplier secara nasional
  3. Mendukung pengelolaan data pagu yg lebih baik
  4. Mendukung Forward cash planning;

MANAJEMEN PEMBAYARAN

SEMULA:

  1. Instrumen Pembayaran berupa Bilyet Giro (SP2D)
  2. Instrumen pembayaran belum dapat mendukung Perencanaan Kas
  3. SPM
  4. Paper based
  5. Pengujian manual

MENJADI:

  1. Instrumen Pembayaran: Electronic Fund Transfer; Bilyet Giro; Kartu Kredit Pemerintah
  2. Instrumen pembayaran mendukung perencanaan kas melalui penerapan jatuh tempo tagihan
  3. Resume tagihan dan SPM
  4. Less Paper
  5. Pengujian otomatis


MANAJEMEN PENERIMAAN

SEMULA:

  1. Pelaksanaan MPN (Antri setoran di loket bank, Jam layanan bank terbatas, Penyampaian LHP manual, Desentralisasi penerimaan negara oleh KPPN)
  2. Penerimaan negara melalui rekening penampung pd BI belum dicatat sebagai penerimaan negara
  3. Rekonsiliasi penerimaan dan rekening koran secara manual

MENJADI:

    1. Pelaksanaan MPN 2 (Optimalisasi seluruh channel pembayaran, Pembayaran 24 jam/e banking, Penyampaian LHP secara elektronik, Sentralisasi penatausahaan penerimaan negara di Kantor Pusat DJPBN).
    2. Penerimaan negara sudah dicatat pada saat masuk ke rekening penampung.
    3. Rekonsiliasi data penerimaan dengan

MANAJEMEN KAS

SEMULA:

  1. Manual transaction & Reconciliation
  2. Jumlah rekening yg banyak dan terdesentralisasi
  3. Perencanaan kas yang belum terintegrasi
  4. Belum ada payment term

MENJADI:

    1. Fokus pada electronic transaction & reconciliation
    2. Simplikasi dan sentralisasi rekening pemerintah (BOI -> RPKBUNP, rekening persepsi -> rekening tunggal persepsi)
    3. Integrasi cash forecasting dengan modul-modul lainnya dalam SPAN
    4. Tanggal setelmen pengeluaran menggunakan payment term

AKUNTANSI dan PELAPORAN

SEMULA:

  1. Sistem pencatatan SAI terdiri dari SAKPA dan SIMAK BMN
  2. Belum ada output pada Bagan Akun Standar
  3. Belum ada manajemen komitmen
  4. Laporan berbasis Cash Toward Accrual
  5. Laporan Manajerial disusun dari database berbeda
  6. Belum ada Laporan Keuangan berbasis GFS
  7. Rekonsiliasi laporan keuangan secara face to face
  8. Belum ada integrasi Lap Kinerja dan LK
  9. Database yang terpisah antar KPPN, Kanwil dan Kantor Pusat DJPBN

MENJADI:

  1. Satu sistem akuntansi dengan dua pencatatan: akrual dan kas
  2. Struktur Bagan Akun Standar memasukkan informasi output
  3. Menerapkan manajemen komitmen
  4. Laporan berbasis Akrual
  5. Laporan Manajerial disusun dari satu database
  6. Inisiasi Laporan Keuangan berbasis GFS
  7. Rekonsiliasi laporan keuangan berbasis internet
  8. Integrasi Lap Kinerja dan LK
  9. Penggunaan Single Database dalam pelaporan BUN

APLIKASI dan DATABASE

SEMULA:

Sistem yang ada terkotak-kotak/terpisah berdasarkan fungsi (database terpisah/terpecah-pecah dan banyak aplikasi)

MENJADI:

Sistem SPAN menggunakan single database, satu aplikasi (SAKTI) dan akan lebih berorientasi kepada proses


Dipublikasikan kembali oleh Ahmad Abdul Haq dengan ijin tertulis dari Bapak Amirsyah.