Arab Saudi dan Islam Moderat - Komentar - JIL Edisi Indonesia
Halaman Muka
Up

 

Kolom
30/04/2007

Arab Saudi dan Islam Moderat

Oleh Ihsan Ali-Fauzi

Karena watak Wahhabisme itu, banyak orang skeptis dengan niat pemerintah Arab Saudi mengembangkan Islam moderat (terutama) di Indonesia.  Bukankah inti moderasi adalah kesiapan untuk memahami dan menerima yang lain, yang bertentangan dengan semangat utama Wahhabisme?

30/04/2007 05:34 #

« Kembali ke Artikel

Komentar

Komentar Masuk (10)

(Tampil semua komentar, ascending. 20 komentar per halaman)

Halaman 1 dari 1 halaman

Wahabisme yang anti-pluralitas saya kira merupakan salah satu biang kerok terbesar kemunduran islam masa kini. padahal Islam dahulu sangat terbuka terhadap filsafat Yunani dan ide2 sekuler lainnya yang waktu itu malah dipandang najis oleh Eropa abad kegelapan. sufisme saja dipandang TBC (Takhayul, Bi’dah, dan Churafat)oleh paham Wahabi ini. Buat saya, paham Wahabi lebih berlaku sebagai kedok penguasa despot di Arab Saudi yang otoriter. gimana Islam mau maju, kalo sumbernya di Timur Tengah saja begitu?

sebenarnya paham Wahabi ini nggak akan mampu bertahan hidup di Indonesia. sangat nggak cocok dan nggak bersahabat dengan kultur indonesia. lha wong itu kultur orang timur tengah. masa grebeg maulud bakal ditiadakan? masa ziarah kubur orang tua bakal dilarang (nisan juga tanpa nama)? dan satu kesempatan mereka juga bilang Sunan Kalijaga itu seorang bi’dah karena beliau menggunakan wayang sebagai media dakwahnya. saya ragu muslim indonesia bisa terima paham keras semacam itu. kaum paderi di Minang saja mesti mengadaptasi paham wahabi mereka dengan sistem adat minang yang matrilineal.

mungkin bukan sistemnya yang kita takutkan dari paham wahabi ini. tapi sifat bawaannya yang anti-kemajemukan dan anti-perbedaan yang mesti diwaspadai. kalau mengenai sikap ini, saya sarankan kita lebih mewaspadai tetangga jiran kita, malaysia. semangat anti-kemajemukan juga menggejala di sana dan menulari para tenaga kerja dan mahasiswa kita yang belajar di sana.

terima kasih!

#1. Dikirim oleh wiryawan p.u  pada  01/05   08:05 PM

Agama Islam adalah agama yang lurus,mengajarkan manusia untuk hidup aman, damai tentram dan bahagia berdasarkan pedoman hidup yang termaktub dalam alquran dan hadist. Ihzan Ali Fauzi tidak menuliskan bahwa dasar hukum yang digunakan oleh faham wahabi adalah alquran dan sunnah sama halnya dasar hukum umat Islam di Indonesia adalah alquran dan sunnah. Jadi sama-sama mendasarkan hukum agamanya dalam alquran dan sunnah. perlu diketahui bahwa orang yang beragama islam wajib menggunakan alquran dan sunnah sebagai aturan hidupnya karena dia telah mengikrarkan diri sebagai seorang muslim. Kecuali jika muslimnya cuman muslim ktp yang tidak menjalankan islam dengan baik-terserah mau menggunakan dasar hukum apa? konsekwensinya adalah pertanggungjawaban hidupnya kelak diakhirat. lalu bagaimana dengan muslim di indonesia? umumnya kita tahu...sebagian besar masih Islam ktp tanpa pemahaman islam yang sempurna.(KTP Islam tapi tidak sholat, KTP Islam tapi masih suka sesaji ke nyi roro kidul, KTP Islam tapi tidak puasa,dll) baca alquran saja jarang apalagi hadist-hadist nabi pun lebih-lebih memahami makna kandungan didalamnya...itulah realitas islam di bangsa kita… lalu kenapa takut dengan faham Wahabi yang mendasarkan hukumnya berdasarkan alquran dan hadist.

Yang benar itu sudah jelas dan yang salah juga sudah jelas. tinggal kita mau memilih yang mana??? Mengikuti Alquran hadist atau mengikuti hawanafsu.  Wallahu a`lam bisshowabi.

#2. Dikirim oleh Muhammad Nadzir  pada  03/05   08:05 PM

Menurut saya paham wahabi lebih melihat pada pemurnian akidah bukan pada perbedaan mazhab fiqh. Pemerintah Arab Saudi saja yang memanipulasi seolah-olah paham wahabi itu suatu kebenaran mutlak. Di Arab Saudi memang tidak ada demokrasi, fiqhnya tunggal yaitu mazhab Hambali, sistem ketatanegaraannya kerajaan turun temurun. Berbeda dengan Indonesia yang pluralis dalam mazhab fiqh. Hanya saja ada perbedaan besar dalam masalah kilafiyah macam ziarah kubur, tasawuf, bid’ah, maulud nabi dll. Di Indonesia sendiri paham wahabi dianut oleh ormas Islam macam Muhammadiyah, Persis dan Al-Irsyad.

#3. Dikirim oleh Agus Widadi  pada  04/05   12:05 AM

Siapa Takut....! Paham Wahabi yg saya tahu nggak terlalu keras, namun utk di Indonesia wajar-wajar aja kalo ada yg khawatir, karena kekerasan Islam militan sepertinya dituduhkan pada paham ini. Menurut pengalaman saya bergaul dengan penganut Wahabi baik dengan dg orang Saudi dan Oman yg ada di USA mereka cukup moderat dan bisa diajak diskusi dari yg ringan s/d berat ttg Wahabi. Jadi bila dipikir konteksnya dg Indonesia memang agak sulit karena Islam di Indonesia sangat beragam seperti kata Geerzt (abangan dan santri), yg penting bila muslim Indonesia sdh berpikir sehat & terbuka paham Wahabi tdk masalah, sekali lagi paham Wahabi siapa takut..!

#4. Dikirim oleh Djarot Budiyanto  pada  05/05   11:05 AM

Rata-rata mereka yang datang ke AS ato ke Eropa mereka sudah punya dasar pandang yang moderat dan melihat sendiri bagaimana harus bergaul dengan orang yang punya pandangan hidup dan prinsip lain. Tapi lain klo anda berhadapan dengan orang (Saudi, Maroko, Turki, Pakistan dll) yang datang hanya untuk berdakwah ato mubalig panggilan. Mereka cenderung menggugah emosi keagamaan tanpa melihat efek samping yang akan dan sudah mereka pidatokan di mimbar mesjid. Saya tidak sinis dalam hal ini, tapi ini kejadian. Mereka tiba-tiba tidak kontak dengan tetangga bahkan yang mualaf tidak lagi berteguran dengan orang tuanya yang non muslim. Mereka melakukan satu hal yang dianjurkan Qur’an (jangan mengambil teman/berdekatan dengan orang kafir) tapi mereka melupakan ayat yang mewajibkan menjalin persaudaraan dengan sesama (HABLU MINANNAS WA HABLUMINALLAH) apalagi menghormati ibu bapak yang sudah melahirkan dan mendidiknya (BIRRUL WALIDAIN IHSAAN). Salaam dari jauh.

#5. Dikirim oleh elly bakker  pada  08/05   12:05 AM

Persoalan pemurnian akidah, pemberantasan taklid bid’ah dan khurafat, itu hanya soal persepsi saja, Wahabi hanya meyakini persepsinya sendiri soal pemurnian akidah dan pemberantasan TBC tersebut dan menyatakan yang tidak sesuai dengan Wahabi itu adalah bid’ah dan sesat, orang - orang Wahabi hanya TAKLID BUTA kepada gurunya, yaitu syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab. Yang jelas Wahabi tetap tumbuh sampai sekarang di Saudi Arabia karena Sokongan dan Dukungan Amerika Serikat, AS sangat diuntungkan dengan gerakan Wahabi ini yang juga melakukan persekongkolan dengan Pemerintah dan Kerajaan Arab Saudi.

Dalam Hadis riwayat al-Bukhari, Muslim, dan lain-lain, Nabi r bersabda, “Di Najd, akan muncul generasi pengikut Setan”. Menurut para ulama, maksud generasi pengikut Setan dalam Hadis ini adalah kaum Wahabi. Wallâhul-hâdî.
-----

#6. Dikirim oleh iwan ridwan fatahillah  pada  06/05   05:06 AM

Sblum qt bicara wahabi. Qt yakin smua org yg mjadikn alquran d sunah sbg pedomanx maka ia islam. Nah wahabi, itu yg anda tuliskan kalo di artikan pengikut wahab, bkankah wahab salah satu nama Allah yg agung, al wahab. So apakah qt takut bila d indonesia dsebarkn paham al wahab. Itu bru dri satu sisi. Dlm tulisan jg djelaskn bgmana arab saudi tlah bnyak membntu islam.Ingat tragedi aceh, knpa dana dr arab saudi tdk dieksplos, bisa dsebbkn arab saudi tdk ingin ria,ato kebencian org kapitalis d org liberal dg arab saudi. Itu maklum krn arab saudi walaupn blum smpurna bngej dg islam tp mreka komit u menegakn islam salafi yg sangat very cocok,aman,nyaman, sejuk, ilmiah,syariah, sangat mendamaikn. Benci teroris, cinta pemimpin. Benci org kafir scara syari, buktinxa brdagang dg org kafir islam kan tdk melarang. Nah wahabi sbg aplikasi islam murni. Inilah yg kmai umatislam tnggu2 sgera menyebr d indonesia. Amin

#7. Dikirim oleh Am  pada  17/11   10:44 AM

Aku cinta ISLAM tanpa embel-embel
Persetan dengan NU,Muhammadiyah,JIL,Syiah,Wahabi,Salafy dst...Yang aku ikuti hanyalah Al Quran dan As Sunnah titik.Hidup damai di dunia dan mudah-mudahan bahagia di Akherat.HIDUP ISLAM !!! Allahu Akbar

#8. Dikirim oleh santo  pada  03/05   07:58 AM

Berantas wahabi sampai akar-akarnya

#9. Dikirim oleh Alif  pada  15/07   10:04 AM

berdasarkan pengalaman saya bertahun2 di ln., orang arab sebelum 9/11, secara umum, tidak menganggap orang indonesia. Mereka merendahkan orang2 indonesia, menganggap kita ini tidak cukup islam. Sesudah peristiwa sept 11, mereka mulai berubah, mulai ramah thd, orang indo., yang saya lihat, bukan karena kita dianggap islam, tetapi, mereka butuh teman untuk menghadapi keadaan yang menjadi agak tidak jelas, (misalnya, berjaga2 jika keadaan menjadi tidak enak untuk mereka). Saya bisa lihat, ada lagi serangan spt. september 11 di tanah AS, keadaan mereka di lingkungan hidup mereka menjadi sangat tidak bisa enak, dimana pd saat itu arab2 itu butuh seluruh bantuan yang ada, juga dari orang indo di sana. Maka dari itu mereka sekarang berbaid2 sama kita. Saya jadi tambah males sama itu arab2

#10. Dikirim oleh nino  pada  12/09   10:49 PM
Halaman 1 dari 1 halaman

comments powered by Disqus


Arsip Jaringan Islam Liberal ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq