Liberalisme Islam vis a vis Konservatisme Islam - Komentar - JIL Edisi Indonesia
Halaman Muka
Up

 

Diskusi
26/01/2003

Liberalisme Islam vis a vis Konservatisme Islam

Oleh Redaksi

Diskusi ini akan menyangkut nilai perbedaan yang ada dengan thema seperti yang terpampang di atas, yaitu LIBERALISME ISLAM VIS A VIS KONSERVATISME ISLAM. Tetapi kita tidak akan membenturkan ke dua perbedaan itu melainkan untuk melihat bahwa perbedaan itu ada, dan itulah realitas.

26/01/2003 08:03 #

« Kembali ke Artikel

Komentar

Komentar Masuk (2)

(Tampil semua komentar, ascending. 20 komentar per halaman)

Halaman 1 dari 1 halaman

Bukankah sebaiknya kita merapatkan barisan umat Islam dibandingkan mencari perbedaan konkret di antara kedua kaum yang menyembah Allah swt? Walhasil kegiatan ini hanya membuat masyarakat awam bingung dengan adanya perbedaan tersebut. Secara tidak langsung memberikan pilihan kepada masyarakat untuk menentukan dua buah pandangan yang berbeda. Apakah umat islam perlu untuk membuat sebuah aliran baru?Apakah Islam terbagi-bagi? Apakah Islam itu banyak? Sesungguhnya, Al-Quran itu adalah pedoman hidup untuk manusia di dunia.

Wahai kaum muslimin, sesungguhnya musuh Islam di depan mata. Janganlah engkau menjadikan perbedaan di antara kita! Tuhan kita satu dan Muhammad adalah nabi utusan Allah. Al-Quran adalah kitab suci kita. Amalkanlah segala perintah Allah dan biarkan diri kita menjadi rahmatan lil ‘alamin. Insya allah, umat Islam di Indonesia tidak bercerai berai. Lihatlah kondisi tanah air kita sekarang, umat Islam Indonesia merupakan salah satu buah cermin dari sebuah agama, agam hak, yaitu Islam.

Sesungguhnya kaum Yahudi dan Kristen tak akan henti-hentinya menyerang kita.

#1. Dikirim oleh HipSyonline  pada  05/02   02:02 PM

saya sangat setuju sekali dengan tanggapan anda tentang jangnlah kita sebagi umat islam terpecah belah, apalagi hal ini di tujukan pada masyarakat awam, namun jikalau kita mau menyadari diri kita sendiri dan mau menjadi diri sendiri, tentunya akan kita temui bahwa tiap-tiap manusia adalah berbeda kecenderungannya, dan apabila sesorang yang mampu mengidentifikasi diri maka dia akan selalu berpegang teguh pada kecenderungannya itu, karena dia tidak ingin menjadi orang lain dia adalah dia, dia bukanlah siapa-siapa, dia tetaplah dia. disinilah akan di terapkan identifikasi diri. hal ini saya belum tentu sependapat dengan apa yang telah disampaikan, saya setuju sekali bila umat islam mempunyai ideologi sendir-sendiri, coba kita lihat pada zaman perkembangan islam, bukankah tiap-tiap ulama itu berbeda pendapatnya? bahkan walaupun yang berbeda itu adalah anak didiknya sendiri, atau bahkan sampai pada anak kandungnya sendiri. jadi dari sini saya sangat setuju sekali bila tiap umat berbeda dengan menjadi dirinya sendiri, namun hal ini tidak di jadikan sebagi buah perpecahan, bahkan ini dijadikan sebagi ajang pembelajaran demokrasi dan saling mengisi.
-----

#2. Dikirim oleh ahmad husaini  pada  16/06   09:06 AM
Halaman 1 dari 1 halaman

comments powered by Disqus


Arsip Jaringan Islam Liberal ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq