Rendah Diri Kaum Wahhabi - JIL Edisi Indonesia
Halaman Muka
Up

 

Kolom
08/04/2008

Rendah Diri Kaum Wahhabi

Oleh Saidiman

Belakangan, ciri-ciri rasa rendah diri seperti dikemukakan Gus Dur itu mudah ditemui dalam praktik fatwa sesat, pengusiran, teror, dan pembakaran rumah-rumah kelompok keagamaan di Indonesia yang mereka anggap sesat. Tentu saja mereka tidak mewakili umat Islam secara keseluruhan. Meski terus sesumbar mewakili aspirasi kelompok mayoritas umat, kenyataannya mereka segelintir saja.

Dalam sebuah diskusi di Paramadina beberapa waktu lalu, K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyebut kelompok Islam Wahhabi sebagai kelompok Islam yang memiliki rasa rendah diri yang sangat tinggi. Kelompok ini kemudian menutupi rasa rendah dirinya dalam bentuk mental mudah tersinggung, gampang mengkafirkan orang, dan aksi-aksi kekerasan. Mereka menganggap diri dan kelompoknyalah yang memiliki otoritas kebenaran sejati. Kelompok-kelompok lain adalah kafir, penghuni neraka, dan kalau perlu harus dimusuhi bahkan dibasmi.

Belakangan, ciri-ciri rasa rendah diri seperti dikemukakan Gus Dur itu mudah ditemui dalam praktik fatwa sesat, pengusiran, teror, dan pembakaran rumah-rumah kelompok keagamaan di Indonesia yang mereka anggap sesat. Tentu saja mereka tidak mewakili umat Islam secara keseluruhan. Meski terus sesumbar mewakili aspirasi kelompok mayoritas umat, kenyataannya mereka segelintir saja.

Ideologi yang dikembangkan kelompok yang gemar mengkafirkan dan mengeluarkan fatwa sesat ini sangat mirip dengan ideologi Islam yang sekarang dianut kerajaan Arab Saudi, Wahhabisme. Bahkan kebanyakan pengamat mengatakan bahwa hampir semua gerakan Islam garis keras dewasa ini merupakan bagian dari, atau setidaknya dipengaruhi oleh, kelompok Wahhabi. Ideologi inilah yang dianut secara resmi oleh Taliban di Afganistan dan jaringan al-Qaidah yang beberapa tahun ini aktif melakukan kegiatan teror di pelbagai belahan dunia.

Gus Dur menyebut kelompok Wahhabi memiliki rasa rendah diri yang sangat besar karena ideologi ini berasal dari satu wilayah pinggiran di jazirah Arab, yaitu Najd. Kota Najd adalah satu wilayah yang dalam sejarah Islam tidak pernah memunculkan intelektual atau pemimpin Islam yang diakui. Wilayah ini malah terkenal sebagai wilayah yang kerap melahirkan para perampok suku Badui. Nabi sendiri mengakuinya dalam salah satu hadis. Orang-orang Najd juga adalah kelompok orang yang paling akhir masuk Islam. Bahkan Najd melahirkan tokoh oposan terhadap nabi Muhammad yang amat terkenal: Musailamah al-Kazzab (Musailamah Sang Pembohong). Musailamah mendeklarasikan diri sebagai nabi pesaing untuk menandingi popularitas kenabian Muhammad saat itu.

Selain Wahhabi, ideologi garis keras pada masa-masa awal Islam, Khawarij, juga didirikan orang-orang Najd. Banyak pengamat menyimpulkan bahwa Wahhabisme sebenarnya hanyalah bentuk baru dari ideologi Khawarij. Orang-orang Khawarijlah yang mempopulerkan konsep takfir (pengkafiran) dan bahkan pembunuhan terhadap mereka yang tidak setuju dengan pendapatnya. Kelompok inilah yang kemudian membantai sahabat sekaligus menantu Nabi Muhammad, Ali bin Abi Thalib, dan melancarkan aksi yang sama terhadap Gubernur Damaskus saat itu, Amr Bin Ash.

Kaum Wahhabi menjadi kekuatan yang destruktif ketika mereka melakukan aliansi mengejutkan dengan sekelompok bandit pimpinan Muhammad Ibn al-Saud dari wilayah Dir’iyyah. Al-Saud sendiri adalah keturunan Banu Hanifah, salah satu klan yang di masa lalu menjadi pendukung utama Musailama al-Kazzab. Sejak saat itulah kaum Wahhabi terus melancarkan intimidasi dan teror dalam bentuk pengkafiran dan pembantaian terhadap orang-orang yang mereka anggap kafir (kelompok Syi’ah, mayoritas Sunni, dan orang-orang non-Muslim). Arab Saudi lalu mereka kontrol, sampai saat ini, sehingga menjadi negara yang paling tertutup dan paling tidak bebas di seluruh dunia.

Wahhabi kemudian juga dikenal sebagai gerakan anti-ilmu pengetahuan dan menjadi salah satu sumber keterbelakangan umat Islam. Mereka menolak apapun yang baru, seperti teknologi dan jaringan informasi, karena itu dianggap bid’ah. Dengan tegas mereka menolak demokrasi. Mereka mengurung perempuan di dalam rumah. Mereka mengharamkan nyanyian. Mereka membenci kesenian. Memanjangkan jenggot bagi laki-laki dewasa adalah kewajiban. Buku-buku tasawuf dan filsafat yang merupakan salah satu warisan kekayaan intelektual Islam dianggap barang haram. Praktik kehidupan sosial seperti ini tampak nyata dalam kehidupan masyarakat Afganistan di bawah kekuasaan Taliban yang berideologi Wahhabisme.

Dengan keuntungan minyak yang masih mengucur sampai hari ini, penguasa Saudi sukses mengekspor ideologi Wahhabi ke seluruh pelosok dunia, tidak hanya ke negara-negara Islam, melainkan juga ke Eropa dan Amerika. Menurut Hamid Alghar, dalam buku Wahhabism: A Critical Essay, kelompok ini berhasil meraih pengikut sekitar 10% dari keseluruhan umat Islam di seluruh penjuru dunia. Anak-anak muda yang menyediakan diri menjadi martir dalam kegiatan bom bunuh diri di Eropa dan Amerika Serikat dalam beberapa tahun ini, sebetulnya datang dari generasi yang benar-benar terdidik secara “Barat.” Tapi, ideologi yang diekspor penguasa Saud-Wahhabi telah menggerakkan mereka untuk melakukan aksi terorisme.

Keluarga Saud dan Wahhab yang kini menguasai otoritas politik dan agama di Arab Saudi sesungguhnya bukanlah keluarga yang dikenal saleh, kalau tidak dapat disebut kurang bermoral. Stephen Sulaiman Schwartz, dalam The Two Faces of Islam: The House of Sa’ud from Tradition to Terror, menyebut keluarga al-Saud sangat gemar menghambur-hamburkan kekayaan Saudi untuk keperluan judi dan main perempuan. Dengan kelakuan semacam itu, jumlah pangeran Saudi saat ini ditaksir mencapai 4.000 orang. Artinya, seorang raja yang memiliki ratusan istri dan selir bukanlah dongeng belaka di Arab Saudi.

Schwartz menyebut dukungan terhadap Wahhabisme yang dilakukan penguasa Saudi adalah bentuk pengelabuan atas praktik tak bermoral yang mereka lakukan. Ideologi yang disebarkan oleh keluarga mantan bandit inilah yang kemudian dianut, atau setidaknya mempengaruhi, kelompok Islam Indonesia yang belakangan gemar mengkafirkan dan mengeluarkan fatwa sesat terhadap mereka yang berbeda pendapat. Pengetahuannya terhadap Islam dan sejarahnya tidak mendalam, bahkan mereka bukan orang-orang yang cukup religius. Saya percaya bahwa kekerasan bukanlah pantulan dari religiositas seseorang atau sekelompok orang. Mungkin, rasa rendah diri itulah yang justru mendatangkan brutalisme.

08/04/2008 | Kolom | #

Komentar

Komentar Masuk (21)

(Tampil maks. 5 komentar terakhir, descending)

Jika gerakan wahhabi itu benar2 islam, mengapa mereka tidak mengetahui sama sekali tentang gerakan kekhilafahan dalam islam? Jawabannya adalah, gerakan wahhabi itu adalah gerakan pengkhianatan terbesar terhadap perjuangan nabi Muhamad S.A.W. Dimana ketika kekhilafahan ottoman memberi mandat hijaz pengaturan wilayah di tanah arab kepada sharif al-husein, pd waktu itu mekkah berada dlm kontrol batalion arab dibawah komando sharif al-husein & madinah berada dlm kontrol batalion turki dibawah komando fachri pasha, kemudian pasukan kerajaan inggris menawarkan uang sebanyak 7 juta poundsterling dan tahta sebagai raja arab kpd sharif al-hussein (kakeknya raja Jordan) jika ia mau keluar dari kekhilafahan ottoman/singkat kata mengkhianati 400 thn perjuangan nabi Muhamad S.A.W. Berlanjut hingga mekkah berada dibawah pemerintahan raja abdul aziz ibn saud/wahhabi. Perlu di ingat pada zaman rasullulah menguasai tanah arab tdk ada sistem kerajaan yang ada adalah sistem kekhalifahan! 

Sumber: Sheikh Imran Hussein “The return of the caliphate”

-salam khilafah-

Posted by anarcho caliphate  on  10/09  at  08:10 AM

Mengkafirkan sesama muslim adalah proyek merusak ukhuwah Islamiyah. Termasuk yang belangan marak dilakukan kelompok tertentu di Indonesia, baik lewat khotbah, buletin atau ceramah-ceramah di radio komunitas milik mereka. Pihak yang diuntungkan oleh “proyek pengkafiran dan pembid’ahan” ini pastilah zionis Yahudi, dan pelakunya pastilah juga kaki tangan dari zionis.Sebab “Islam” dan “Pemahaman Islam” adalah dua hal yang berbeda. “Islam” adalah mutlak pasti benar (bagi pemeluknya), sedangkan “Pemahaman Islam” relatif sifatnya. Karena itu siapa pun (termasuk kelompok Wahabi)tak berhak mengklaim bahwa pahamnyalah yang paling benar, sedangkan yang lain salah, bid’ah, sesat dsb.

Posted by Taufik Fathoni  on  09/05  at  09:05 PM

Bismillahirohmanirrohim
Buat yang masih ragu-ragu dengan kebenaran ajaran Islam mari segera perbaiki pemahaman anda, karena betapa banyak pemahaman terhadap Islam ini yang tidak lagi bersumber dari apa-apa yang Rosulullohi sholallohu alaihi wasallam dan para Shohabatnya juga para Taabi’in serta Taabi’ut taabi’in (generasi terbaik dari ummat ini; AS-SALAFUSH-SHOLIH Ridhwanullohi alaihim ajma’in) amalkan. Wallohul musta’aan
INFO SEPUTAR AD-DIENUL ISLAM DG PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN SALAFUSH-SHOLIH KLIK:
01.WWW.AL-ILMU.WEB.ID
02.WWW.AN-NASHIHAH.COM
03.WWW.AKHWAT.WEB.ID
04.WWW.DARUSSUNNAH.OR.ID
05.WWW.ASYASYARIAH.COM
06.WWW.SALAFY.OR.ID
07.WWW.DARUSSALAF.OR.ID
08.WWW.ASSALAFY.ORG
09.WWW.ALMAKASSARI.COM
10.WWW.AL-ILMU.COM
DSB
Semoga dengan adanya situs-situs tersebut diatas kaum muslimin/mat diseluruh penjuru Indonesia dapat mengambil faidah dan segera beralih dari pemahaman-pemahaman bid’ah wal mungkar yang tidak akan pernah mendatangkan RIDHO ILAHI malahan senantiasa mengundang adzab bagi siapapun yang menyelisihi AS-SUNNAH AS-SHOHIHAH…
Wallohu a’lam bish-showab

Posted by muhsin al jakarty  on  06/11  at  04:19 PM

saya cuma ingin meluruskan sedikit dari sekian banyak kesalahan dari artikel ini.

pertama: mengenai teknologi dan jaringan informasi.
syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab adalah seorang da’i Rabbani yang berada diatas jalan yang benar sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Rasulullah dan inilah jalan yang setiap muslim wajib berada diatasnya. “wahhabi” seperti yang dikatakan oleh penulis, demi Allah tidak pernah mengatakan teknologi dan komunikasi adalah bid’ah dan sesat karena itu merupakan perkara dunia, bukan perkara agama dan pada asalnya muamalah/urusan dunia itu mubah/boleh kecuali yang telah jelas keharamannya dalam syariat.jadi kami berlepas diri dari apa yang telah dikatakan oleh penulis tersebut. adapun perkara bid’ah dalam agama, hal tersebut telah jelas2 keharamannya dalam syariat dan pelakunya diancam dengan neraka sesuai dengan hadist sahih yang diriwayatkan dari A’isyah.

kedua:mengenai kegiatan bom bunuh diri.
Silahkan saja anda mencari dan mempelajari fatwa-fatwa ulama arab saudi. apakah ada diantara mereka yang menyuruh untuk melakukan bom bunuh diri?
demi Allah yang ada adalah sebaliknya. Para ulama telah menegaskan akan keharaman bom bunuh diri tersebut.

Posted by adi  on  05/15  at  09:46 PM

Rasulullah saw bersabda yg maknanya: “Aku tak takut kemusyrikan menimpa kalian, yg kutakutkan adalah keluasan dunia yg menimpa kalian” (sebagaimana Saudi Arabia dan Negara wahabi lainnya) (Shahih Bukhari).
Jelaslah sudah bahwa Rasulullah saw telah menjawab seluruh fitnah wahabi, salafy, dan nama-nama aliran model seperti itu; bahwa Rasulullah saw tak merisaukan syirik akan menimpa ummatnya, hanya Iblis saja yg tak rela muslimin memuliakan ulama, Iblis ingin muslimin ini sama sama dengannya, tak memuliakan siapapun selain Allah swt. seperti ketika malaikat diperintah sujud pada nabi Adam, dalam peristiwa ini menurut versi pemikiran wahabi, maka yg tauhidnya suci hanyalah Iblis, karena hanya Iblis yg tak mau sujud pada makhluk, dan para malaikat itu semuanya musyrik, karena sujud pada makhluk. namun justru tempat iblis adalah kekal di neraka.

Posted by abu ahmad  on  02/26  at  09:51 AM

comments powered by Disqus


Arsip Jaringan Islam Liberal ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq