Setan dan Tatanan Kosmos - Komentar - JIL Edisi Indonesia
Halaman Muka
Up

 

Editorial
01/11/2004

Setan dan Tatanan Kosmos

Oleh Novriantoni

Sebab, kalau setan benar-benar dibelenggu—menurut tafsiran yang lahiriah dan harfiah—bagaimana menjelaskan pelbagai tindak tercela yang masih terjadi pada bulan Ramadan? Bukankah setan, si pangkal dosa dan sumber keburukan dan kejahatan sudah tiada daya tiada upaya?

01/11/2004 08:34 #

« Kembali ke Artikel

Komentar

Komentar Masuk (22)

(Tampil semua komentar, ascending. 20 komentar per halaman)

Halaman 1 dari 2 halaman 1 2 >

Membaca Tulisan Bung Novianto , Saya jadi ingat , di suatu tempat dekat jakarta Ini .., antara Jakarta-Bogor , sekarang disetiap Stasiun , di bulan Ramadhan ini dilarang makan dan minum Bagi orang laki-laki dewasa , terkecuali anak kecil atau permpuan , ini terjadi pada temen saya yg non Muslim , dia naik kereta dan turun di stasiun Bojong gede , krn dia tidak puasa .., dia tanya ke tukang penjual minuman yg memang agak mojok , krn dicari-cari tidak ada yg jual minuman , dan temen saya tidak tahu ada peraturan seperti itu , krn tulisan larangannya-pun kecil , nah temen saya nanya ke tukang minuman , tetapi jawab tukang minuman , juga dengan tengak-tengok (agak takut ), dan dengan ketus , bilang tidak boleh minum di situ , jika ketahuan bisa dipukulin orang-orang ., nah temen saya mendengar itu langsung kaget dan langsung bergegas ...., nah dia di jalan berpikir , jika memang terjadi dia dipukuli .., dan dia tidak tahu peraturan tersebut , siapakah yg berbuat tidak baik .., apakah yg memukuli di bulan puasa juga baik ...?, nah saya pun bertanya dalam hati ..., inikah yg terjadi di bulan yg Dibilang penuh berkah, damai , semua setan dibelenggu ...?, jadi mana yg setan ..., apakah yg memukuli itu suci ..., Bukan Setan ...?,saya tidak tahu ..., hanya ALLAH YANG MAHA TAHU.

Salam Surahono

#1. Dikirim oleh surahono  pada  01/11   09:12 AM

Setan secara simbolik berarti kecenderungan untuk keji dan jahat. Representasi makhluknya adalah manusia dan jin. Mungkin jika yang tobat adalah representasi ini, maka ia tidak masalah. Tapi jika yang tobat adalah karakter yang sudah mati itu masalah. Sebab setan penting terus begitu--sesuai dengan namanya--sebagai sebuah simbol akan kekejian dan kejahatan manusia. Tapi ngomong-ngomong ada yang hebat dari setan: mereka konsisten dengan nama dan karakternya: menggoda dan memusuhi. Konsistensi ini bisa jadi menjadikan mereka mendapat penghargaan yang layak berupa “surga”. Mungkin satu-satunya mengapa setan harus masuk neraka, karena ia sendiri tidak terlalu suka dengan kejahatan. Ini khusunya jika setan itu direprsentasikan oleh manusia. Sebab pada orang jahat sekalipun sebenarnya tidak begitu senang dijahati orang lain.

#2. Dikirim oleh Taufik Rahman  pada  01/11   08:12 PM

Esensi dari tulisan anda saya setuju, bahwa kita tidak bisa memaksa orang untuk dipaksa mengikuti “nuansa Ramadhan”, apalagi dengan menganiaya umat non-Islam karena makan di tempat umum, sangat berlebihan.

Tapi jika dikatakan bahwa penutupan bar dan tempat maksiat merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri yang lemah, menurut saya agak gegabah. Karena jika diekstrapolasi, kita tidak usah nahyi munkar saja karena yang penting kan mekanisme pertahanan diri dan kekuatan jiwa.

Menurut saya, penutupan tempat maksiat (seharusnya) tidak ada sangkut pautnya dengan bulan Ramadhan, namun bertautan dengan ajaran agama itu sendiri, yang memerintahkan amar ma’ruf nahyi munkar. Adapun cara sebagian pihak dengan menggunakan “kekerasan” adalah hal lain.

#3. Dikirim oleh mohamad ishaq  pada  02/11   11:12 AM

Tulisan bang Novri ini menyadarkan kita, bahwa manusia jahat sebenarnya lebih jahat dari setan. Setan hanyalah penggoda. Sedangkan manusia, disamping menggoda juga sekaligus melaksanakan. Godaan atau kecendrungan untuk berbuat jahat menurutku bukan godaan setan, ia buah dari timbangan pikiran. Buktinya, sebagaimana ditulis diatas, banyak tindakan dhalim yg masih dilakukan oleh umat yg berpuasa. Seorang manusia yg di goda setan saya kira masih punya pikiran untuk menimbang-nimbang, apakah bisikan-bisikan setan itu akan dia laksanakan ato tidak? Kalo, perbuatan jahat tanggungjawab setan sepenuhnya, maka untuk apa tuhan minta tanggungjawab manusia atas segala amal jahatnya di dunia. Ungkapan yg sangat terkenal diucapkan oleh penghuni neraka; “ Lau Kunna Nasma’ au na’qil ma kunna fi ashabissair”, andai saya dulu waktu didunia mau mendengarkan dan berpikir-pikir dahulu maka saya tidak mungkin menjadi penghuni neraka syair ini. wallahu a’lam.

#4. Dikirim oleh Maharani  pada  02/11   12:12 PM

Iblis nggak mungkin mau tobat, karena sudah jelas tobatnya tidak akan diterima. Masalah utama di “dunia persetanan” adalah baik Setan maupun Iblis sama-sama punya sifat gemar berkhianat dan korup. Jadi bagaimana mereka bisa maju dalam usahanya menggoda manusia (seluruhnya), kalau di dalam organisasi internal mereka sendiri banyak pengkhianatan? Paling maksimum mereka mampu untuk menggoda / menyesatkan sebagian dari manusia karena iblis dan setan adalah mahluk yang super pinterr.... Mungkin juga apabila peluangnya ada maka Setan A yang bawahannya Iblis akan berkhianat kepada Iblis sendiri.

Neraka sendiri mungkin adalah tempat yang nyaman bagi iblis dan setan-setan, dan mereka bakal tersiksa apabila dimasukkan ke dalam surga. Karena di neraka kan tempatnya kedzaliman, penyiksaan, penipuan dsb dan penuh dengan api, sesuatu yang terbalik bagi manusia yang pada dasarnya tidak menyukai hal-hal seperti itu.

#5. Dikirim oleh Hari Sumartono  pada  03/11   05:11 AM

Apakah setan yang dibelenggu adalah setan2 yang ada di seluruh jagad. Bagaimana dengan manusia yang telah menjadi pengikut setan? Tampaknya justru manusia yang sekarang ini berperilaku setan. Bulan puasa korupsi di negeri ini tetap berjalan. Lihat saja di lembaga2 negara, THR diperoleh dari penyimpangan anggaran. Lihat juga artis2 kita kalo malam hari mengisi acara ttg puasa pakaiannya rapat, begitu acara dengan tema nonpuasa, aurat ditampakkan, bahkan kalo agak kasar kita katakan kalo artis2 tsb bugil! smtara orang2 dengan dalih agama mengumbar nafsu u/ merusak tempat yg dianggap maksiat, perilaku mereka apa bukan perilaku setan

#6. Dikirim oleh Bayu Leo  pada  03/11   03:12 PM

Pada dasarnya saya setuju dengan pendapat sdr. Novriantoni tentang perlunya “godaan syetan” di dalam tatanan kosmos. Tapi yang perlu diingat kita sebagai manusia juga harus menyadari bahwa syetan dengan segala daya dan potensinya akan terus berusaha menjerumuskan kita ke dalam neraka. Bahkan dalam statemennya Allah telah menegaskan “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata.” Ayat ini secara jelas menyadarkan kita tentang “hakikat” syetan, dimana dia akan selalu berupaya menjadi “musuh yang nyata” bagi manusia. Tentu untuk menghadapinya bukan sekedar mendiamkan “gerak fungsional” syetan dalam kehidupan kita tetapi kita harus siap berjibaku menghadapi musuh kita tersebut dalam sebuah “peperangan” yang nyata. Salah satu upaya adalah dengan amr ma’ruf nahi munkar. memang yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita melaksanakan amr ma’ruf nahi munkar secara lebih persuasif dan kondusif tanpa ada unsur pemaksaan yang dapat menghilangkan esensi kebaikan yang hendak dicapai dari upaya tersebut. Oleh karena itu mari kita juga secara maksimal menggunakan segala potensi yang ada di dalam diri kita guna menghadapi berbagai “godaan syetan” yang senantiasa akan kita hadapi selama kita masih mendapat kesempatan menghirup udara segar di gelanggang kehidupan ini.

#7. Dikirim oleh mardias gufron  pada  04/11   07:12 AM

Assalammu’alaikum wr.w.

Untuk ini perlu kita definisikan apa itu “setan” :

Setan yaitu yang mengajak menantang Hukum Allah, bisa setan jin atau setan manusia seperti pada Ayat:

6/112.  Dan seperti itulah Kami jadikan bagi setiap Nabi itu musuh berupa setan-setan (terdiri dari) manusia dan jin yang mewahyukan setengah mereka kepada setengahnya kata-kata kemewahan berupa, fatamorgana. Dan kalau Tuhanmu menghendaki, tidaklah mereka melakukannya, dan biarkanlah mereka serta apa-apa yang mereka ada-adakan.

Kebanyakan yang menggoda manusia adalah setan manusia, seperti mengajak berjudi, minum keras, mengajak berjina dll.

wassalam

#8. Dikirim oleh Dade Arinto  pada  04/11   06:11 PM

ingat ketika setelah tercifta Adam, Allah menyuruh para malaikat sujud kepada Adam, tapi iblis tidak mau, dengan kesombongannya ia menilai ia paling mulia dari pada Adam. selanjutnya Allah melaknat Iblis, sehingga terjalinnya perjanjian hingga kiamat bahwa mereka akan menggoda anak cucu Adam supaya terjerumus. JADI IBLIS MENGANGGGAP MANUSIA MUSUH KEABADIAN SAMPAI DATANG HARI KIAMAT. Walaupun ibadah umat manusia tinggi tetap saja dengan segala kekuatannya iblis terus menggoda, esensi setan dibelenggu bln ramadhan tergantung kekuatan iman kita sifat kita akan seperti iblis tidak!beruntung bagi orang yang benar benar beriman

#9. Dikirim oleh roijah  pada  05/11   12:12 PM

Hadis tentang dibukanya pintu surga, ditutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan diriwayatkan oleh Bukhori Muslim, berarti sohih. Menanggapi tulisan Novriantoni, memang sebagian besar muballigh kita sebatas pengetahuan normatif yang sebetulnya untuk pengetahuan anak Sekolah Dasar. Pemahaman awam, seperti judul sinetron DISINI ADA SETAN hanya akan menyesatkan hakekat setan itu sendiri.  Sedang esensi setan adalah “ruuhun sariir = hakekat kejahatan” yang akan selalu membisikkan perilaku negatif kepada manusia.  Di bulan Romadhon makna terbelenggunya setan, esensinya adalah panggilan orang-orang yang terketuk hatinya untuk introspeksi diri selama 11 bulan yang lalu, akankah dia mau mengulangi panggilan-panggilan jahat dan perilaku negatif atau sebaliknya. Dalam kondisi lapar karena orang berpuasa, instrospeksi akan lebih obyektif karena dituntut untuk jujur pada diri sendiri.  Ultimate goal romadhon adalah memasuki syawal (sebagai peningkatan perilaku) sebagai esensi gemblengan di bulan romadhon. Sedang bagi orang yang tidak merasa menerima panggilan romadhon, akan berpandangan bahwa romadhon dan bulan yang lain adalah sama. Maka romadhon adalah bulan yang sangat indah bagi yang menerima panggilannya tanpa diusik oleh setan.

#10. Dikirim oleh Mustain  pada  06/11   08:12 PM

sebenarnya yang paling berpengaruh dalam perbuatan jelek manusia adalah diri mereka sendiri, yaitu hawa nafsu. walaupun tanpa ada setan sedangkan manusia sudah tergoda untuk mengikuti hawa nafsunya maka dia sudah 90 % menuju kejelekan. Allah berfirman bahwa sesungguhnya godaan setan itu adalah lemah.(annisa juz 5) oleh karena itu pada bulan romadlan tanpa perlu setan pun manusia yang memang biasa berbuat maksiat sudah pasti berbuat maksiat tanpa harus digoda setan. jadi jangan menyalahkan setan bila diri anda adalah setan. setan kok nuduh setan. buka surat Annass maka anda akan lebih jelas lagi. untuk penulis jangan membuka dalil setengah-setengah. coba anda lihat lagi Al quran dan Al hadist

#11. Dikirim oleh machfud chalimi  pada  06/11   10:12 PM

Salam Sejahtera,

Mau ngasih PR nih ke semua teman di JIL, khususnya untuk Mas Novriantoni, umumnya semuanya, one for all, all for one.

Di alinea terkahir tertulis,

---------------------------------------------------------------------

“Makanya, orang-orang yang ngotot ingin melenyapkan dan meniadakan giuran-giuran dan godaan-godaan pada bulan Ramadan, sesungguhnya perlu ditanya soal kekokohan mekanisme pertahanan dirinya. Aksi sweeping atas tempat-tempat hiburan, razia ruang-ruang yang menggoda iman, dan menggelandang para pekerja seks komersial (PSK) pada bulan puasa, tidak serta merta menggambarkan kekuatan iman dan kemenangan kita melawan setan. Alih-alih kita yang menang, justru setan yang akan selalu menjadi syahid atau martir, karena telah berkorban demi Allah, dan taat asas untuk selalu menjaga status quo tatanan kosmos yang sudah ditetapkan-Nya. Wallahu’a’lam!”

---------------------------------------------------------------------- Nah, dari alinea terakhir, Mas Novriantoni mengkritik teman-teman FPI yang berusaha melakukan aksi sweeping, dLL,yang menurut mereka itu baik yaitu mencegah kemaksiatan, dan memang mungkin hanya itu yang bisa FPI lakukan.

Sekarang PR untuk Mas Novriantoni dan JIL yang liberal dan canggih dan jenius dan cerdas dan imannya sangat kuat-kuat, apa yang akan Anda lakukan untuk mengimbangi yang sudah dilakukan teman-teman FPI itu, dengan Obyek yang sama, yaitu : tempat hiburan, ruang-ruang penggoda iman, para PSK. Sekali-kali dong JIL beraksi,turun ke bumi,jangan hanya dilangit teori, kalau perlu kontak stasiun TV untuk meliput biar masyarakat tahu, kalau yang dilakukan JIL lebih baik dibanding FPI, juga supaya memberi contoh pada para pendukung FPI, bahwa ada cara yang lebih baik untuk mencegah kemaksiatan, OK

AKU TUNGGU KABARNYA DI TV, ATAU MINIMAL DI ISLAMLIB.COM, apa yang telah dilakukan oleh Mas Novriantoni dan JIL-nya, untuk mencegah kemaksiatan tersebut di atas, masa sih kalah sama FPI, malu dong ah, hehehehehehehehe ehm ngantuk om.

#12. Dikirim oleh joko santoso  pada  07/11   04:11 PM

Assllamualaikum, pembaca yang budiman. setan dalam alquran adalah innahu lakum aduwwumubiin. artinya musuh yang nyata. nah bagaimana kita menaklukan musuh, contoh kita istri kita marah besar, dikala marah kita terpancing, beradu kekuatan hancurlah rumah tangga kalau kita terpancing, tetapi kalau kita tahu itu setan, kita harus jadi teman, supaya kita tidak terpancing kepada pertengkaran, dengan cara apa, makan tuh setan dengan diri sendiri artinya walaupun amarah memuncak jangan sampai pecah keluar harus kita makan telan bulat bulat. dan contoh kecil kita naik bis, di bis ada copet, kalau kita kenal itu setan dia tidak akan mencopet kita, dalam artian kita harus waspada tetapi kalau setan itu mau mengajak kita, nah disini kita harus kuat keimanan, keyakinan, atau bahkan kita bagaimana caranya supaya setan ngikut kita. baru kalau gitu setan kalah artinya setan yang jelas musuh kita kita tangkap dia jadikan dia tawanan dan ajak dia kejalan yang benar ("karena setan sekarang sudah banyak yang berwujud manusia"). amin semoga kita bisa tangkap itu setan.

#13. Dikirim oleh arlanpsaj  pada  08/11   07:11 AM

Saya terus terang bingung dengan konsep setan ini. Kadang dalam banyak hal, saya justru simpati pada nasib para setan. Sungguh tak terhitung berapa banyak kejahatan dan tindakan tercela manusia yang diklaim berlatar belakang godaan setan. Setan begitu sering dijadikan kambing hitam (pada bagian ini saya juga bingung dengan konsep kambing hitam: kenapa bukan kambing putih.., dst?). Ketika manusia, misalnya memperkosa manusia lainnya, atau memperkosa kambing hitam, mereka dengan gampanganya berkilah, itu semua dilakukan karena kerasukan setan. Manusia sungguh tidak sportif, tidak gentlemen, tidak gentlewomen. Manusia terlalu dimanjakan predikatnya: sebagai makhluk lemah, makhluk rapuh, yang tak tahan dan tak berdaya menghadapi godaan setan!

Kadang saya berpikir: kita dajarkan boleh memberikan balasan setimpal terhadap pihak lain yang merugikan kita. Rasanya wajar kalau setan juga memberi balasan yang setimpal terhadap pihak lain yang merugikan mereka.

Saya sungguh bingung. Hanya Tuhanlah yang tahu!

#14. Dikirim oleh Rinaldi  pada  08/11   10:11 AM

menurut saya sabda nabi tentang dibelenggunya setan pada bulan puasa adalah agar kita tidak menyalahkan setan ketika melakukan kedurhakaan atau pembangkangan. karena pada bulan puasa- seperti sabda nabi juga- adalah perang besar melawan hawa nafsu, jadi setan tidak berada pada barisan musuh yang kita perangi.  jadi hendaknya kita menyalahkan hawa nafsu masing-masing. OK!. hanya Allah yang tahu.

#15. Dikirim oleh doddy nugroho  pada  10/11   12:12 AM

Persoalan ini memang sudah lama diperbincangkan - bagaimana memahami godaan dosa. Dalam teologi Kristen pun pemikiran serupa muncul: setan yang dipersonifikasikan dengan si ular di taman Firdaus yang menjadi sasaran tuduhan sumber dosa dan kesalahan manusia. Pemikiran dualistik akan cenderung menempatkan setan “di luar sana”. Dialah yang akan selalu menggoda manusia untuk melanggar perintah-perintah ilahi. Dialah yang menjebak, menipu, menjerumuskan manusia ke dalam dosa.  Sejumlah teolog Kristen mencoba memecahkan persoalan ini dengan menerjemahkan setan dalam cara yang lain. Bagaimana kalau si ular di taman Firdaus itu ternyata bukanlah si jahat di luar sana yang selalu mencoba menjebak kita? Bagaimana kalau si ular, si penggoda itu, ternyata adalah suara batin kita sendiri? Dan kalau seseorang jatuh ke dalam dosa, itulah kegagalannya sendiri dalam memilih yang benar dari yang salah.  Sebagian teolog Kristen mengatakan bahwa cerita tentang godaan di taman Firdaus itu sesungguhnya ingin menggambarkan proses perkembangan manusia yang menjadi makin dewasa. Dari kebiasaan untuk menyalahkan pihak lain, menjadi keberanian untuk bertanggung jawab atas segala keputusan dan tindakan yang diambil. Karena itu saya berpendapat - maaf kalau pendapat ini keliru - dalam berpuasa tidak semestinya lalu restoran-restoran diwajibkan tutup di siang hari. kalau godaan sudah dihilangkan sama sekali, di mana lagi tantangannya berpuasa?  Soal kambing hitam dan bukan kambing putih - ini tradisi dari zaman Israel kuno. Dalam salah satu ritual bangsa itu, setahun sekali dilepaskanlah seekor kambing hitam ke padang gurun dengan keyakinan bahwa kambing itu akan membawa serta dosa-dosa bangsa itu. Mengapa hitam? Nggak tahulah. Cuma kebetulan saja mungkin kambing itu yang dipilih dengan segala simbolisasi warnanya.

#16. Dikirim oleh Stephen  pada  10/11   07:12 AM

Kita sering takut akan setan karena kita salah mengerti, setan itu bukanlah sesuatu yang menakutkan, melainkan dengan adanya setan, kita dapat membedakan yang baik dari Tuhan dan yang buruk dari setan, dan keduanya ada dalam diri kita sendiri. Kalau kita membela yang baik maka setan adalah sparing partner kita, dan jika kita menang kita akan menjadi lebih kuat, dengan itu kita dapat melihat bahwa setan adalah agennya Tuhan juga untuk menguji kita, dimanapun dan kapanpun kita akan selalu bertemu setan, dan itu baik untuk kita, juga itu adalah kehendak Tuhan. Contohnya jika kita susah bangun waktu sahur, kita berperang dengan nafsu tidur kita yang dibangkitkan oleh setan, kalau kita menang ya puasa kita lancar dan iman kita lebih kuat. Tul ngga, “HIDUP SETAN !!!” Setan adalah sahabat kita yang sportif, tanpa dia kita jadi lemah.

#17. Dikirim oleh riswandi surjo  pada  12/11   06:12 AM

menurut saya sesungguhnya yang namanya setan itu tidak ada. Saya setuju dengan Anand Khrisna yang mengatakan bahwa dosa-dosa yang kita lakukan bukanlah disebabkan oleh bujuk rayu setan, tetapi semata-mata disebabkan oleh kekacauan mind. Kekacauan mind inilah yang menyebabkan manusia melakukan perbuatan-perbuatan jahat dan dosa. Jadi sama sekali bukan oleh setan. Manusia-manusia stupid tidak mengerti ini, maka diciptakanlah sosok setan.

Jadi setan tidak lebih dari objek imajiner manusia, untuk dijadikan kambing hitam atas dosa-dosa yang dilakukan oleh mereka-mereka yang bermental pengecut. Konsep-konsep setan yang selama ini diceramahkan oleh orang-orang yang mengesankan dirinya sebagai tokoh agama nan religius pun adalah kebohongan yang menyesatkan, karena akibatnya bisa saja orang-orang akan seenaknya berbuat jahat tanpa perlu merasa bersalah : Lha wong gara-gara setan kok!

Jadi kembali ke pendapat Anand Khrisna, Manusia lah yang paling bertanggung atas segala perbuatan/dosanya, bukan Setan!!!

#18. Dikirim oleh Bulman Satar  pada  17/11   08:12 PM

Menurut hemat saya, saya sependapat dengan artikel tersebut dimana Setan sebagai sumber kejahatan memiliki fungsi bagi manusia dalam perjalanan evolusi spiritualnya sebagai ciptaan Tuhan yang sempurna. Dalam setiap diri manusia tersimpan potensi untuk menjadi baik atau menjadi buruk. Setan inilah yang mungkin sebagai wujud potensi buruk yang ada dalam setiap kita. Inilah ujian sebenarnya bagi kita yang mengklaim diri sebagai ciptaan paling sempurna untuk mengalahkan potensi buruk tersebut menjadi kebaikan yang berujung pada keindahan dan kebahagiaan hidup didunia.Setip perbuatan kembali ke kita, maka jika kita berbuat kemungkaran, diri kita endiri yang akan merasakan akibat buruknya minimal penghambatan evolusi spiritual kita menjadi manusia yang sebenarnya. Wallahu’alam bish showabb

#19. Dikirim oleh Ahmad Siddiq  pada  17/11   09:11 PM

Menelaah kisah penciptaan versi agama-agama wahyu, dapat dilihat bahwa setan adalah makhluk idealis pertama yang “diciptakan” oleh “Tuhan”. Terlepaas dari benar-salahnya keyakinan setan untuk tidak bersujud di hadapan makhluk yang dianggapnya memiliki derajat lebih rendah, namun keberaniannya mempertahankan keyakinan itu patutlah diacungi jempol. Bayangkan, demi keyakinan itu, dia berani menentang makhluk super-power yang bergelar “Maha Ini dan Maha Itu”, alias Tuhan alias Allah dan puluhan alias lainnya dalam berbagai bahasa. Sementara malaikat lainnya hanya tunduk dan mematuhi begitu saja perintah Tuhan untuk bersujud di hadapan Adam.

Mungkin saja Tuhan memberi kapasitas intelektual lebih besar pada setan dibanding malaikat-malaikat lainnya. Bila kemudian setan ternyata menggunakan daya nalar dan keberaniannya untuk mengkritisi perintah Allah, maka tentunya hal ini telah diketahui oleh Allah sebelumnya, bahkan sebelum menciptakan setan. Allah kan Maha Tahu! Jadi, pantaskah kita membenci setan, yang notabene sama-sama makhluk ciptaan Allah, padahal setan tidak bisa melakukan satu saja perbuatan yang tidak diperkenankan Allah?

Juga, pandangan bahwa setan adalah makhluk yang sangat licik adalah perlu dipertanyakan. Bila setan memang pandai berpolitik, tentunya tidak akan berani menentang perintah Allah untuk bersujud di hadapan Adam, dia akan berpura-pura saja melakukannya. Ikhlas-tidaknya bukan persoalan, yang penting jangan sampai dibenci oleh Allah. Bila otak politiknya jalan, setan tentu tidak ingin berakhir seperti para penentang Soeharto di jaman Orde Baaru, lebih baik bermain aman dengan menjilat penguasa. Jadi sebenarnya, setan adalah makhluk (tolol?) yang terlalu setia dengan idealismenya sendiri. Pelajaran apa yang Anda dapat dari dia?

#20. Dikirim oleh Fares Chandra  pada  20/11   01:11 AM
Halaman 1 dari 2 halaman 1 2 >

comments powered by Disqus


Arsip Jaringan Islam Liberal ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq