Umat Islam Tak Perlu Dibela - JIL Edisi Indonesia
Halaman Muka
Up

 

Editorial
04/10/2010

Umat Islam Tak Perlu Dibela

Oleh Saidiman Ahmad

Membela kelompok berdasarkan identitas agama juga sangat berbahaya bagi keadilan. Betapapun mulia ajaran sebuah agama, belum tentu mulia perilaku umatnya.

Umat Islam tak perlu dibela. Yang mesti diperjuangkan adalah tegaknya nilai-nilai persaudaraan, toleransi, dan kebebasan. Segala peristiwa intoleransi di negeri ini acapkali dipicu oleh hasrat yang begitu kuat untuk melakukan pembelaan terhadap kelompok tertentu berdasarkan identitas kelompoknya. Ketika sejumlah tokoh Muslim melakukan pembelaan terhadap jemaat HKBP atau Ahmadiyah yang didiskriminasi, tantangan pertama yang mereka terima adalah dituding tidak pro terhadap Islam.

Pertama-tama mesti dipahami bahwa Islam dan umat Islam adalah dua hal yang berbeda. Islam adalah serangkaian ajaran hidup. Sementara umat Islam adalah sebuah komunitas. Betapapun komunitas muslim ingin menghayati dan mengamalkan prinsip-prinsip ajaran agama Islam, mereka tetap menerima Islam secara parsial. Asumsi ini didasarkan pada fakta bahwa apa yang disebut sebagai umat Islam bukanlah entitas tunggal melainkan jamak dan sangat banyak.

Pluralitas umat Islam bahkan sudah terjadi sesaat setelah Nabi Muhammad wafat dan belum dikuburkan. Saat itu, umat Islam berselisih paham tentang siapa pengganti Nabi. Perpecahan politis ini kemudian terus berlanjut dan merembet ke persoalan teologi. Lantas kepada kelompok umat Islam yang manakah pembelaan dilakukan?

Membela kelompok berdasarkan identitas agama juga sangat berbahaya bagi keadilan. Betapapun mulia ajaran sebuah agama, belum tentu mulia perilaku umatnya. Di Indonesia, para pelaku korupsi, pengendara sepeda motor atau bus kota yang ugal-ugalan, militer yang berlaku sewenang-wenang, guru ngaji yang mencabuli murid-muridnya, dan lain-lain adalah orang-orang yang beragama. Tentu kita tidak akan membela para palaku kejahatan itu meski ia mengaku Muslim dan sangat taat beribadah.

Menyatakan bahwa umat Islam selalu benar dan oleh karenanya selalu mesti dibela adalah kedzaliman. Tragedi-tragedi kemanusiaan terbesar di dunia biasanya muncul dari pandangan semacam itu. NAZI menganggap dirinya pasti benar dan kelompok-kelompok lain seperti Yahudi, kulit hitam, dan komunis pasti jahat dan harus dimusnahkan. Pol Pot merasa pasti benar yang oleh karenanya bisa membantai semua penentangnya. Rezim Saudi-Wahhabi merasa memiliki kebenaran sempurna sehingga merasa punya hak membantai kelompok Syiah dan membungkam kebebasan.

Kita percaya bahwa agama apapun yang kita anut mengajarkan kebaikan. Tapi umat penganutnya adalah insan yang serba kekurangan. Mari membela Islam sembari bersikap kritis terhadap umatnya, terhadap umat agama apapun yang melakukan kejahatan.

04/10/2010 | Editorial | #

Komentar

Komentar Masuk (27)

(Tampil maks. 5 komentar terakhir, descending)

Pertikaian yg dipicu karena masalah agama sejak jaman Adam hingga detik ini tiada pernah berhenti. Agama diperuntukan kepada manusia adalah untuk ketentraman hidup. Sekarang saya ingin bertanya kepada semuanya, yang salah manusianya atau agamanya? Apakah pertikaian seperti ini memang dikehendaki Alloh, Tuhan Yang Maha Kuasa? Masing2 mengklaim paling benar, masing2 mengklaim masuk sorga. Ada juga pembunuh yang mengaku bakal masuk surga. Tapi siapa tahu di sana malah masuk jahanam. manusia2 ekstrimlah sebenarnya penyebab pertumpahan darah sejak Adam hingga hari ini. Ingatlah bahwa setiap agama pasti ada ekstrimis2nya.

Posted by Purnomo Rekso Yudho  on  10/29  at  11:02 PM

Apa yang dinamakan jaringan Islam Liberal memang aneh bin ajaib. Ingatlah bahwa umat Islam dengan umat Islam yang lain adalah seperti satu badan, kalau yang satu sakit tentunya yang lainnya akan merasa sakit. JIL ternyata lebih membela non muslim daripada muslim itu sendiri. kalau ada masalah antara muslim dengan non muslim, yang disalahkan yang muslim dulu walaupun yang salah dari pihak non muslim. kalau sesama muslim, yang disalahkan ajaran Islam itu sendiri.
Kalau yang dijadikan contoh adalah Amerika, adalah sikap yang lucu. di Amerika yang terjadi adalah justru umat Islam yang ditindas oleh pemerintahan Amerika yang non muslim. Perang terhadap terorisme pada dasarnya adalah perang terhadap Islam, karena yang dijadikan sasaran adalah umat Islam agar kesan di masyarakat umat Islam adalah umat yang tidak cinta damai. sudah ada masjid yang dirusak di Amerika, pemerintah Amerika diam saja seperti merestui.
Oleh karena itu sadarlah bahwa umat Islam adalah yang pertama kali dibela oleh umat Islam, selamatkan umat Islam. Amerika bukanlah negara yang ideal dijadikan sebagai contoh.

Posted by Abu Ghozi  on  10/25  at  08:31 PM

artikel yang bagus, cuma kok yang ngasih komen malah kemana-mana. Nggak usahlah bawa-bawa agam and kitab suci agama orang laen. Berkomentar kan nggak perlu nyalahin orang lain. Mari berlaku arif penuh kasih, saling mencintai, saling menghormati.

Posted by pailoel  on  10/25  at  10:00 AM

sudah luruskah, niyatan kita untuk menyebarkan candu masyarakat, berupa agama, atau ada suatu politisme untuk mengajak manusia kejalan kita, lalu membumi hanguskan orang yang bersebrangan dengan kita.

Posted by royyan  on  10/25  at  01:10 AM

okelah,atas dasar kebebasan.UMAT islam di AS newyork masjidnya di sita, gedung pencakar langit milik UMAT islam,juga disita.kerjadian konyol ini tak pernah terjadi kecuali di AS,kebebasan beragama UMAT islam diganggu dan terganggu oleh sekutu anda(AS)?terus anda disini ngomong tentang kebebasan???kebebasan apa? inilah yg membuat JIL tdk banyak disimpati bnyk orang,byk bohongnya.?kalo jil punya jaringan di AS,harusnya mengutuk pemerintah AS dgn kejadian ini,....

Posted by ivone avrile  on  10/20  at  08:59 PM

comments powered by Disqus


Arsip Jaringan Islam Liberal ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq