Ahmad Abdul Haq


Sepenggal Asa di Balik Terali

Back | Up | Next

 

Sumber: Kick Andy.com

 

 
Kamis, 26 Juli 2007 12:00 WIBSepenggal Asa di Balik Terali

kick andy "Benda yang paling saya inginkan saat ini adalah mukenah". Pernyataan itu ditulis Randy Prabowo ketika tim Kick Andy yang mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan Anak-anak pria di Tangerang meminta anak-anak di LP itu mengisi benda apa yang paling mereka inginkan. Randy hanya satu dari ratusan anak-anak yang harus menghabiskan masa kanak-kanak dan remaja mereka di di balik terali besi. Tetapi mengapa Randy, yang baru berusia 14 tahun itu, sangat menginginkan mukenah padahal dia anak laki-laki? "Saya ingin memberikan mukenah itu kepada ibu. Saya ingin meminta maaf atas perbuatan saya yang sudah menyusahkan ibu," ujarnya ketika Andy Noya menanyakan alasan mengapa dia ingin memberi mukenah untuk ibundanya. Randy yang dipenjara karena mencuri ini mengaku selama lima tahun di penjara baru sekali sang ibu tercinta menjenguknya. "Saya tidak tahu kenapa ibu tidak datang-datang lagi. Saya rindu sekali. Saya ingin bertemu ibu. Saya ingin minta maaf," ujarnya berkali-kali dengan mata berkaca-kaca. "Kalau dikasih mukenah, kapan benda itu akan diberikan kepada ibu?" Tanya Andy Noya. "Nanti kalau saya sudah bebas," ujar anak lelaki pendiam ini sembari menghitung sisa masa tahanannya yang masih cukup lama. Pada acara Kick Andy, yang diadakan di dalam penjara itu, impian Randy akhirnya terwujud. Setelah Andy Noya menyerahkan mukenah yang diinginkannya, tanpa terduga tiba-tiba sang ibu muncul dari balik tirai. Maka terjadilah pertemuan anak dan ibu yang mengguncang emosi ratusan anak-anak di dalam LP yang menyaksikannya.. "Saya tidak sanggup melihat keadaannya di sini," ujar sang ibu ketika ditanya mengapa sampai saat ini tidak membesuk Randy. Sementara ketika Randy dipertemukan dengan kakaknya yang dulu mengadukan Randy ke polisi hingga akhirnya dia dijebloskan ke penjara, Randy mengaku tidak dendam sama sekali. "Saya malah mau berterima kasih. Saya sekarang jadi insaf," ujarnya masih dengan mata berkaca-kaca. Randy hanya satu dari ratusan anak yang terjebak oleh situasi sehingga harus mendekam di balik terali besi. Mereka terpaksa berpisah dari orangtua, keluarga, dan orang-orang yang mereka cintai pada saat mereka justru membutuhkan perhatian dan bimbingan. Macam-macam kasus yang menyebabkan mereka dikirim ke LP anak-anak itu. Daniel Sinambela, misalnya, ditahan karena membunuh pria dewasa gara-gara merasa dibohongi. Padahal usianya waktu itu baru 15 tahun. Juga ada Dede Ahmad dan Patrick yang dipenjara karena kasus narkoba. Namun Dede dan Patrick baru saja dibebaskan dengan syarat. Mereka berdua bersedia tampil di Kick Andy untuk membagi pengalaman mereka selama hidup di balik terali besi dan bagaimana penerimaan masyarakat terhadap mereka sebagai mantan napi cilik yang baru dibebaskan. Kick Andy kali ini juga menampilkan film dokumenter karya Patrick dan Dede yang mereka buat selama di dalam penjara. "Bongseng merupakan film yang menceritakan penggunaan bahasa isyarat tangan yang diciptakan dan jadi alat komunikasi jarak jauh antar-anak-anak di dalam penjara," ujar Patrick. Sementara Dede, pembuat film Batas mengaku filmnya masuk seleksi utk sebuah festival film dokumenter di Seoul, Korea Selatan. Namun saat ini Dede sedang berjuang untuk mendapatkan visa karena statusnya yang bebas bersyarat membuat kedutaan Korsel ragu-ragu memberi visa. Acara Kick Andy kali ini semakin menarik karena menampilkan grup band anak-anak penjara yang menyanyikan lagu ciptaan mereka sendiri. Bagaimana kondisi kejiwaan anak-anak yang besar di dalam penjara? Bagaimana sebaiknya sikap masyarakat terhadap mereka ketika mereka bebas? Simak pandangan Tri Iswardhani, psikolog yang selama ini mengamati pertumbuhan kejiwaan anak-anak yang dipenjara.

 

Kick Andy: Home • The Show • Special • Andy's Corner • Foundation • Recommended Book • Andy's Friend • Andy's Team • About

Tag: Kliping Media, Kick Andy