Ahmad Abdul Haq


WONG NDESO TAPI KEREN

Back | Up | Next

 

Sumber: Kick Andy.com

 

 
Jumat, 06 Juni 2014 20:05 WIBWONG NDESO TAPI KEREN

WONG NDESO TAPI KEREN

Di Kick Andy on location kali ini, kembali kami pertemukan anda dengan dua pejuang kehidupan yang sangat inspiratif. Mereka adalah orang yang melawan keterbatasannya, untuk bisa membantu masyarakat berkehidupan lebih baik dengan mendedikasikan pikiran, tenaga dan waktu.

Wisma Wijayanto atau yang akrab disapa Yayan adalah salah satu atlet difabel yang sukses meraih sejumlah prestasi di cabang olahraga atletik. Dengan satu kaki yang dimiliki, Yayan terus berusaha memberikan manfaat bagi para difabel lainnya di Sragen, Jawa Tengah. Satu kaki Yayan terpaksa diamputasi karena kecelakaan saat usianya 20 tahun.

Dengan dibantu dua orang teman yang juga difabel yakni Gusnin Al-Binsar dan isteri-nya Suhartiningsih, ketiganya mencari warga yang memiliki nasib sama. Kerasnya usaha untuk menepis pandang miring orang lain terhadap kaum difabel, di tahun 2004 berdirilah Yayasan Bina Akses. Yayasan ini diperuntukan untuk pemenuhan hak para disabilitas.

Usaha Yayan serta tingginya semangat para difabel di Sragen untuk berlatih di berbagai cabang olah raga membuahkan hasil. Disabilitas ini berhasil meraih prestasi baik di tingkat nasional, regional maupun internasional. Pada tahun 2010, Yayan dan teman-temanya tergabung dalam National Paralimpian Communitee atau N-P-C Sragen.

Jika di Sragen ada Wisma Wijayanto, di Purbalingga ada Aries Prasetyo yang mampu menginspirasi dan memberi kebanggaan bagi daerahnya. Aries adalah guru di SMP Negeri 4 Satu Atap, Prabumuli, Karang Moncol, Purbalingga, Jawa tengah..

Melihat rendahnya minat sekolah anak-anak di sekitar tempat tinggalnya, memotivasi Aries sebagai putra daerah untuk menjadi pengajar di SMP 4 Satu Atap, meski hanya sebagai guru honorer. Berbekal kemampuan membuat film pendek, Aries memberikan kegiatan tambahan atau ekstrakurikuler film di sekolahnya.

Melalui film pertamanya, tentang pentingnya bersekolah. Aries mampu mengubah cara pandang masyarakat di sekitarnya pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Sebelumnya warga enggan menyekolahkan anak mereka setelah lulus Sekolah Dasar, karena akan segera dinikahkan atau diminta membantu pekerjaan orang tua. Pemutaran film keliling yang dilakukan Aries menumbuhkan minat sekolah anak-anak di desanya dan mengurangi angka pernikahan usia dini.

Di samping itu, karya-karya siswa SMP Negeri Satu Atap mampu berprestasi di berbagai festival film. Sekitar 45 penghargaan telah disabet anak-anak dari desa terpencil ini sejak tahun 2008. Dengan film pula, para alumni dari sekolah ini dapat memperoleh bea siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Itulah gambaran kehidupan di desa yang jauh dari pusat kota, dan jauh dari fasilitas yang memadai seperti untuk pendidikan tidak menyurutkan semangat pejuang kehidupan yang kali ini disambangi Kick  Andy  On Location. Bahkan diantara mereka, juga mempunyai keterbatasan fisik. Dengan berbagai upaya, Kick Andy On Location akan terus mencari para pejuang kehidupan di berbagai wilayah dengan beragam cerita


Kick Andy: Home • The Show • Special • Andy's Corner • Foundation • Recommended Book • Andy's Friend • Andy's Team • About

Tag: Kliping Media, Kick Andy