A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

NELLY ADAM MALIK




Nama :
NELLY ADAM MALIK

Lahir :
Jakarta, 15 Mei 1925

Agama :
Islam

Pendidikan :
HIS: MULO: Middelbare Nyverheids School/NISVO

Karir :
-Pendiri/Ketua Umum Perwius di Moskow (1960-1964)
-Pendiri Ikatan Keluarga Deperdag (1964)
-Ketua Umum Wanita Satya Praja (1965-kini)
-Koordinator Umum Wanita Deplu dan Organisasi Wanita Indonesia (1966-1977)
-Presidium Organisasi RIA Pembangunan (1966-1978)
-Ketua Harian Gabungan Demokrasi Pancasila Sekber Golkar (1968-1971)
-Wakil Ketua I DPP Golkar (1973-1978)
-Anggota Presidium Dharma Wanita (1974-1977)
-Anggota DPR/MPR (1971-1978)
-Penasihat Dharma Wanita (1978-1979)
-Ketua Museum Yayasan Adam Malik
-Presiden Komisaris PT Periscope Insurance (sekarang)


Alamat Rumah :
Jalan Diponegoro 29, Jakarta Pusat Telp: 342404

 

NELLY ADAM MALIK


Tetap tenang dan tidak pernah diam, setiap senggang selalu ada saja yang dikerjakan Ny. Nelly, janda Adam Malik. Di masa si Bung masih hidup, Nelly aktif dalam kegiatan sosial dan pendidikan. Belum 40 hari ditinggal wafat, masih dalam suasana duka, ia sudah mula membongkar gudang. "Kami ingin setiap barang kesayangan Bapak tetap terpelihara," katanya.

Setahun kemudian, ia mendirikan Yayasan Adam Malik, yang bertujuan membangun museum, perpustakaan, akademi perawat, dan rumah sakit darurat. "Untuk rumah sakit, sudah ada 2 ha tanah di Pulogadung, pemberian Pemda DKI," ujarnya. Selain itu, yayasan juga bermaksud memberikan penghargaan kepada penemuan ilmu, dan wartawan yang berdedikasi tinggi terhadap nusa dan bangsa.

Hampir tiap Jumat, bersama kelima anaknya, Nelly berziarah untuk membacakan Surat Yassin di makam si Bung. Kembali ke rumah di Jalan Diponegoro, Jakarta, mereka menikmati hidangan makan siang: gule dan sate kambing, atau kari ayam dan udang goreng, kadang-kadang juga sup. "Makanan itu kegemaran Bapak di masa hidupnya. Kami tidak pernah melewatkan hari Jumat tanpa melakukan kebiasaan Bapak dulu," tuturnya.

Rumah hadiah dari Presiden RI, Jalan Diponegoro 29, Jakarta, dijadikannya kantor pusat dan museum Yayasan Adam Malik, yang diketuainya sendiri. Di atas tanah seluas 3.000 mu22, bangunan rumah itu digunakan untuk menghimpunkan 5.000 lebih benda koleksi Almarhum yang ditata rapi: keramik, patung, batu mulia, dan barang lainnya. Dana pengelolaan Rp 150 juta diperolehnya dari sumbangan berbagai pihak, yang diserahkan Ibu Tien Soeharto kepadanya. "Serambi belakang nanti akan diubah menjadi bangunan bertingkat dua," katanya. Museum, yang sementara ini hanya dikunjungi orang tertentu, kelak akan dibuka untuk umum.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


NANA NARUNDANA | NANA SUTRESNA SASTRADIDJADJA | NANDA TELABANUA | NANI PRIHATANI SAKRI SOENARTO (NANI SAKRI) | NANI SOEDARSONO | NANI YAMIN | NANIK JULIATI SURYAATMADJA | NANNY ANISTASIA LUBIS | NARTOSABDO | NELLY ADAM MALIK | NICHLANY | NICODEMUS LULU KANA | NILA CHANDRA | NILYARDI KAHAR | NOERBERTUS RIANTIARNO | NONO ANWAR MAKARIM | NOORCA MARENDRA MASSARDI | NUDDIN LUBIS | NUGROHO NOTOSUSANTO | NURADI | NURCHOLISH MADJID | NURFITRIANA SAIMAN | NURHAYATI DINI | NUSJIRWAN TIRTAAMIDJAJA (IWAN TIRTA) | NYA ABBAS AKUP | NYI TJONDROLUKITO | Naek L. Tobing | Nan Triveni Achnas | Norbertus Riantiarno | Nasir Tamara | Nia Dinata | Noni Sri Aryati Purnomo | Nungki Kusumastuti | Nursyahbani Katjasungkana | Nurul Arifin


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq