
Nama : YASIR HADIBROTO
Lahir : Kroya, Jawa Tengah, 23 Oktober 1923
Agama : Islam
Pendidikan : -SD
-SLP
-SLA
-Theosofische Universiteit, Belanda (1947)
-Sekolah Staf & Komandan Angkatan Darat (Seskoad), 1967-1968
Karir : -Komandan Kompi di Sumpyuh, Purwokerto, Cilacap, dan Tegal (1945-1953)
-Wadanyon di Purworejo (1954)
-Danyon di Purworejo, Semarang, dan Yogyakarta (1955-1962)
-Wadanbrig di Slawi (1963)
-Danbrigif di Slawi (1964-1967)
-Pangkopur di Jakarta (1968-1971)
-Pangdam II Bukit Barisan, Medan (1972-1973)
-Pangdam VII Diponegoro, Semarang (1974-1977)
-Anggota DPR-RI Fraksi ABRI-SUAD di Telukbetung (1978)
-Gubernur Lampung (1978-sekarang) -
Alamat Rumah : Jalan S. Parman 26, Tanjungkarang Telp: 53793
Alamat Kantor : Jalan R.W. Monginsidi 69, Telukbetung Telp: 41001
|
|
YASIR HADIBROTO
Meskipun rugi, Gubernur Lampung Yasir Hadibroto tetap merasa beruntung. Berpenduduk 6,8 juta, provinsi ujung selatan Pulau Sumatera itu setiap tahun mendapat tambahan satu juta penduduk musiman, sebagian besar dari Jawa. Yang merugikan, karena daerah tersebut harus menyediakan makan dan sarana bagi tamunya.
Padahal, menurut Yasir, dana pembangunan dari pemerintah pusat ditentukan berdasarkan jumlah penduduk yang resmi tercatat. Dengan demikian, yang diuntungkan adalah daerah asal penduduk musiman yang menerima dana dalam jumlah tertentu, sedangkan bebannya dipikul Lampung. "Tetapi kita senang juga," ujar gubernur bertubuh gempal itu, "menolong orang miskin 'kan berpahala."
Lebih dari dua pertiga usia pria ini dihabiskan dalam dinas kemiliteran. Dan cukup menggoreskan arti kesejarahan. Pengalamannya dalam masa perjuangan itu sempat diungkapkannya sendiri dalam beberapa brosur stensilan, sejak masa gerilya melawan Belanda sampai penumpasan pemberontakan PKI di Madiun, 1948.Ketika bergerilya melawan Belanda, yang sangat terkenal di Banyumas Selatan, Yasir tertembak kakinya dalam suatu pertempuran jarak dekat. Dalam penyerangan terhadap persembunyian PKI di Wonosobo, pasukan yang dipimpinnya berhasil menewaskan 638 tentara pemberontak. Dialah yang memimpin penangkapan terhadap D.N. Aidit, ketua PKI yang mencetuskan Peristiwa G-30-S pada 1965.
Memulai karier militernya di Desa Sumpyuh, Purwokerto, Jawa Tengah, sejak tahun pertama kemerdekaan, Yasir juga pernah bertempur melawan Belanda di front Bandung Timur. Penerima enam tanda jasa, dua medali, dan sembilan Satyalencana ini juga turut menumpas DI-TII dan gerombolan Merapi Merbabu Complex (MMC). Sebelum menjadi Gubernur Lampung, ia pernah menjabat Panglima Kodam Bukit Barisan di Sumatera Utara, dan Kodam Diponegoro di Jawa Tengah.
Yasir, si sulung dari enam bersaudara Haji Muchsin yang menjadi pedagang, sempat dua tahun belajar di Theosofische Universiteit, Negeri Belanda, selesai pada 1947. Sekitar 26 tahun kemudian ia kembali ke sana, untuk menerima penghargaan Commandeur in de orde van Oranye Nassau langsung dari Ratu Juliana.
Bekas anggota DPR ini gemar olah raga dan kesenian. Ia selalu menyempatkan diri untuk berenang. Musik yang disenanginya adalah keroncong, dan untuk itu ia sanggup bergadang sampai jauh malam.
Pada usia muda, Yasir sudah merantau ke mana-mana, termasuk luar negeri. Namun, ia memilih pulang ke kampung, di Kroya, untuk menyunting R. Ngt. Sukiyah. Pasangan ini dikaruniai dua anak laki-laki.
|